‼️Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan tokoh/ karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan ‼️
Hi Guys
Happy Reading!___
Semua keluarga berkumpul, Renata telah pulang setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit.
Joshua, Rika dan Renata yang duduk di kursi roda menatap Al dengan tatapan tajam."Lisa, mama pengen Al pergi dari rumah ini. Selama mama di rawat di rumah ini mama gak mau melihat muka anak pembawa sial ini. Bahkan dia berani mendorong mama!" ujar Renata
"ini sudah tindak krimal, kita harus tindak lanjuti masalah ini biar anak itu jera" timpal Rika membuat suasana semakin tegang.Lisa mendengus "jadi Al mau tinggal di mana? Lagian mama punya rumah kenapa mesti tinggal di sini sih"
"kamu belain anak haram itu!" ujar Johsua menggelengkan kepala "jangan terlalu memanjakannya Lisa! Liat apa telah dia lakukan"
"Mas, Al tidak salah di sini! Apa mas punya bukti jika Al mendorong mama? Apa ada yang tau dia mendorong mama" tanya Lisa"Lisa dengar mama ya, Dia itu dendam sama mama makanya dia dorong mama! Kamu itu bisa gak si didik dia?" tanya Renata "jika kamu gak bisa, biar mama didik dia, biar dia tau tata krama dan sopan santun"
"udahlah mah, gimana selama mama sakit biar Al yang urusin sebagai tanda perminta maafan dia" ujar Rika sambil tersenyum misterius.
"aku setuju sama ide Rika, apapun itu pasti demi kebaikan Al" timpal Joshua.Al menatap sendu Lisa dan menggeleng, Al tidak setuju dengan usulan tantenya tersebut.
"Biar Lisa yang urus mama, Al gak bisa urus mama. Dirinya sendiri saja Al masih belum bisa urus, apalagi mama" bantah Lisa.
"Mulai besok mama akan bawa Al ke Bandung, setuju tidak setuju! Al akan mama bawa titik. Gak ada bantahan"Raffa dan Raka menatap satu sama lain, mereka berdua tau. Pasti neneknya merencanakan sesuatu, sebelum itu terjadi mereka harus mencari cara mengagalkan kepergian Al besok pagi.
Pagi hari Rika dan Renata bersiap-siap pulang ke Bandung. Al sedari tadi diam dan memilin jari jarinya. Dia sangat takut berada jauh dari Lisa. Ini adalah pertama kalinya bagi Al pergi tanpa Lisa.
Hingga tidak sadar, air mata Al jatuh membasahi pipinya.
Bunda.. Al takut ucapnya dalam hati.Semua barang barang telah dimasukan di mobil termasuk barang yang berisikan pakaian Al dan kebutuhannya yang lainnya yang Al perlukan selama di Bandung.
Al memeluk Lisa erat, ia enggan melepaskan pelukan Lisa. Tapi Joshua segera menarik Al dari pelukan Lisa.
"Jangan cengeng! Cepat masuk! Dan turuti semua apa kata nenek dan tante mu tanpa ada bantahan ataupun penolakan mengerti!" Bentak Joshua.Lisa mengelus puncak kepala Al
"Baik baik di sana ya sayang, mama akan segera jemput kamu, Mama juga gak tau kenapa papa Joshua ada urusan di luar kota mendadak dan mengharuskan mama ikut. Kamu jaga diri di sana" Lisa mencium kening Al dengan sayang.
Lisa dan Joshua mesti pergi ke Surabaya untuk mengurus perusahan di sana yang terkena kendala. Ntah kenapa bersamaan dengan keberangkatan Al ke Bandung.Hati Lisa tidak tenang, apalagi si kembar juga ada urusan liburan ke puncak bersama teman temannya.
Selama perjalanan Al terdiam, pikirannya melayang ntah kemana jemari tangannya menaut satu sama lain. Keringat membasahi pelipisnya.
Al resah apa yang akan terjadi nanti di sana, kemungkinan kemungkinan yang tidak akan terpikirkan pasti terjadi. Rasanya Al ingin menangis, dia tidak suka dengan kondisi seperti ini.
Apalagi tadi Lisa tidak menahannya, Al merasa Lisa membiarkan Al tinggal dengan Renata dan Rika. Jujur ini bukan hal baik untuk fisiknya, Al pasti akan tertekan di sana.
Setelah sampai dikediaman Renata, Al terdiam melihat Renata dan Rika dengan bingung. Apa yang harus ia lakukan.
"Eh, angkat tuh koper dan masukan ke kamar" perintah Rika.
Al mengerjapkan matanya beberapa kali, dia melamun sehingga tidak mendengar apa yang tantenya katakan.
Rika menatap Al kesal "selain bisu lo tuli juga ya! Malah diam di situ, angkat tuh barang dan bawa masuk!"
Al segera membuka bagasi mobil dan menurunkan beberapa koper bawaanya dan Renata, maupun Rika.
Al membawa tas itu satu persatu ke dalam rumah, Al merasa rumah sepi. Seolah tidak ada penghuninya, seingatnya beberapa bulan lalu ia kemari rumah ini cukup ramai karena rumah besar ini mempunyai dua pembantu dan satu tukang kebun. Tapi kemana mereka pikir Al.
Al membawa tas ke kamar Rika dan selanjutnya turun ke bawah untuk mengambil tas Renata.
Setelah selesai Al mengistirahatkan tubuhnya di teras, setelah bulak balik mengangkat barang kelantai dua, Al pun memijit kakinya yang pegal begitu juga tangannya yang memerah.
"wah enak ya lo malah santai santai di sini! Sana ke dapur masak, gue lapar" ujar Rika.
Al ingin menanyakan di mana kamarnya, tetapi bibirnya tertutup rapat. Ia lupa tidak ada yang tau bahwa dirinya bisa berbicara. Dan Al akan berpura pura seperti biasanya. Mungkin nanti ia akan membicarakan terlebih dulu terhadap Lisa.
Al membawa tasnya di kamar dekat pojokan dapur, dan segera masak untuk Renata dan Rika. Al baru mengetahui bahwa pembantu dan tukang kebun di liburkan neneknya selama seminggu. Dan yang menjadi tugas dirinya selama ia berada di sini.
Setelah masak dan menata makanan Al ke kamar untuk membersihkan diri setalah ia akan makan, perutnya meronta ronta minta di isi, karena dari siang ia belum makan.
Saat Renata singgah ke restoran, Al di suruh diam di mobil, padahal tadi siang ia sangat lapar apalagi pagi hanya makan dua lembar roti dan segelas susu.
Al memakai kaos hitam dan celana jeans selutut melangkah ke meja makan, tapi apa yang ia dapatkan hanya pandangan sinis dari ke duanya.
"ngapain di situ? Sana pergi saya gak mau liat muka kamu! Selera makan saya bisa berkurang!" ujar Renata.
Al hanya diam melihat makanan di meja makan yang menurutnya sangat mengiurkan.
Rika geram karena Al hanya diam saja bukannya pergi, Rika bangkit dari kursi dan mendorong Al.
"pergi lo! Gak denger apa yang di bilang mama gue hah!"
Al mangambil buku notenya dan menyondorkan kepada Rika.
"Al akan pergi, tapi ijinkan Al makan dulu. Al lapar banget"
"gue gak peduli mau lo kelaparan atau apapun itu urusan lo. Mati lo aja gue gak peduli sana pergi" ujar Rika membentak dan melempar wajah Al dengan buku notesnya.
Tidak terasa mata Al mengabur karena genangan air matanya dengan segera ia hapus dan pergi ke kamar. Al menenggelamkan dirinya dengan selimut. Memeluk perutnya yang terasa perih dan sakit.
"bundaa, aku kangen bunda" isaknya "Al janji gak bakalan nakal, asalkan jangan hukum Al dengan berada di sini"
Al terus memanggil nama Lisa berharap wanita itu segera datang dan membawanya pulang.
To be continued...
28 Oktober 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Haram [Kisah Austin Alvaro]
Teen Fiction‼️Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan tokoh/karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan ‼️ Menceritakan kisah seorang anak bernama Austin Alvaro, cowok tampan dan sejuta p...