13. Ancaman

329 26 0
                                    

‼️Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan tokoh/ karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan ‼️

Hi Guys
Happy Reading!

___

Lisa segera berlari di lorong rumah sakit, saat menerima kabar Renata jatuh dari tangga dan di bawa ke rumah sakit yang kemarin merawat Al.

Saat dihadapan Joshua, Lisa menguncang tubuh lelaki itu.
           
"ada apa sama mama mas? Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Lisa dengan isak tangisnya.

Bagaimana pun Renata adalah mamanya orangtuanya meski terkadang Renata membuat Lisa kesal, tetapi bukan berarti Lisa membenci ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya bukan.

"mama jatuh di dorong oleh Al" ujar Joshua.

"anak mbak memang keterlaluan, sampai mendorong mama dari tangga" isak Rika.

Lisa menggeleng tidak percaya Al tidak pernah melakukan sesuatu yang menyakiti orang lain, Lisa sangat hafal watak anaknya yang satu itu.

"Al tidak seperti yang kalian tuduhkan! Mungkin di sini ada kesalahpahaman"

"sudahlah jangan bahas di sini! Kita bahas di rumah saja, sekarang yang terpenting adalah keadaan mama" ujar Joshua.

Renata masih di tangani oleh dokter jadi Lisa, Johsua dan Rika menunggu hasil pemeriksaan.

Sedangkan Al masih meringkuk dengan baju basahnya di lantai bawah tangga, menangis sambil bergumam mengatakan "bukan aku yang salah" berulang kali sampai kegelapan merenggut kesadarannya.

Lisa pulang ke rumah, seharian ini ia berada di luar. Keadaan Renata pun baik baik saja hanya sedikit cidera di kepala dan kakinya terkilir.

Saat memasuki rumah, Lisa melihat Al yang tertidur di lantai membuat hati Lisa berdenyut sakit melihat keadaan anaknya.

Dengan segera ia menghampiri Al dan membawa kepala Al kepangkuannya. Lisa menelusuri wajah putih dan pucat anaknya.

"Al sayang, bangun nak. Kenapa tidur di sini" Lisa menepuk pipi Al pelan.

Lisa pun merasakan badan Al yang hangat dan baju tidur yang setengah kering. Lisa berpikir apa yang terjadi selama ia tidak ada di rumah.

Lisa mengelus pipi Al dan berhenti di sudut bibir yang terluka. Lisa menangis melihat Al seperti ini.

Isak tangis Lisa membangunkan Al sehingga mengeliat.

Al melihat Bundanya yang menangis segera bangun dan memeluk Lisa erat, dan menenggelamkan kepalanya di celuk leher Lisa.

Lisa merengkuh tubuh ringkih itu, tubuh yang bergetar karena tangisan.

"jangan menangis Al, nenek baik baik saja!"

Al melepas rengkuhan hangat itu dan menatap Lisa dengan intens. Lisa mengusap pipi Al yang banjir air mata, matanya sembab, hidung merah.

"percaya sama bunda, semua akan baik baik saja. Sekarang kita ke kamar dan ganti bajumu, kamu bisa sakit jika memakai pakaian yang setengah basah"

Lisa menuntun Al ke kamarnya, Lisa melihat kamar Al yang berantakkan, sebagian tempat tidur basah dan ada bekas ember di lantai.
 
Selagi Al mandi, Lisa membersihkan kekacauan yang terjadi di kamar Al, setelah itu menyiapkan pakaian dan memasak, Lisa tau seharian ini Al belum makan, sedangkan si kembar pergi keluar ntah kemana.

Raffa dan Raka termenung di sebuah cafe memikirkan omongan Joshua. Setelah kejadian Renata jatuh, Joshua menghampiri mereka dan mengancam anaknya.

Jika Raffa dan Raka menceritakan kebenaran bahwa Renata terpeleset bukan di dorong oleh Al maka Joshua akan memotong uang saku dan menahan kendaraan mereka tapi bukan itu yang menjadi beban mereka berdua.

Melainkan jika mereka membocorkan kepada Lisa, Joshua mengancam akan mencelakai Al. Membuat Raffa maupun Raka takut akan Joshua.

Joshua bukanlah sosok ayah yang baik, Joshua sangat mengerikan dan seperti moster. Bahkan Raka yang melihat Joshua, ketakukan dan bersembunyi di punggung kakaknya Raffa.
       
"kita harus gimana dong?" tanya Raka berpangku tangan menyangga dagunya
           
Raffa menghembuskan napas "kita gak mungkin diam aja? Tapi gimana dengan Al? Ayah bukan sekedar mengancam kita tapi omongan dia akan kenyataan. Lo liat sendiri tadikan?"

"hah, tapi kita jujur Al juga dalam bahaya! Kita diam itu juga bencana buat Al? Kita harus bisa lindungi Al, apalagi bunda jangan sampai terhasut Ayah dan juga nenek maupun tante Rika"

"lo bener. Kita harus nyari bantuan! Dan lo taukan om yang beberapa hari sering menemui Al di rumah sakit" tanya Raffa.
 
"ah iya gue ingat! Kita minta bantu sama om itu? Gue yakin dia akan bantu karena Al anak dia pasti om itu akan bantu kita"

"gue juga bersependapat sama lo! Om itu pasti ayah kandung Al yang selama ini bunda cari, kita harus menemukannya untuk membantu Al dari siluman rubah"

Mereka berdua tersenyum dan segera keluar cafe mencari Revan.

To be continued...

13 Oktober 2023

Anak Haram [Kisah Austin Alvaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang