04. |Tangisan Lea

141 47 207
                                    

04. |Tangisan Lea

Menangis bukan berarti lemah, tapi menangis adalah cara meredam rasa sakit  dari luka yang tertoreh.

-Azalea Putri Cassandra

*****

Evan melajukan mobilnya menuju rumah Lea. Dia akan menjemput pujaan hatinya, dan dia pastikan jika dia akan memperbaiki hubungan nya dengan Lea. Ia tak mau jika hubungan nya dengan Lea harus berakhir, mengingat perjuangan nya untuk mendapatkan Lea itu tidak mudah.

"Loh Van, kok lewat sini? Harus nya belok kiri!" protes Naira.

"Kita jemput Lea dulu, gue udah janjian semalam!" balas Evan tanpa menoleh.

"Ribet dong nanti, aku harus pindah ke belakang!" protes Naira kesal.

'Lagian ngapain sih, bukan nya mereka marahan? Kok jemput segala!' umpat Naira dalam hatinya, ia merasa kesal.

"Gak ribet Ra, lo tinggal pindah gampang!" Evan berujar datar.

Tak lama kemudian, mobil Evan sampai di depan gerbang rumah Lea. Laki-laki membunyikan klakson nya, berharap Lea mendengar dan segera keluar. Namun, tak lama dari itu satpam rumah Lea menghampiri mobil Evan.

"Den Evan telat dateng nya, Non Lea nya udah berangkat tadi." Ucap Pak Amar.

"Udah pergi? Sama siapa Pak?" tanya Evan penasaran.

"Denger-denger tadi nama nya, Den Alvin yang pake motor gede yang warna item loh Den! Aden kenal gak?" jelas pak Amar. Tanpa disadari ucapan nya itu bagaikan minyak gas yang menyiram api.

Evan membelakan matanya begitu mendengar perkataan satpam rumah pacarnya itu. Pake motor? Tempel-tempelan dong?! Pikirnya, Wah-wah wah! Ada yang terbakar nih. Terlihat dari raut wajah Evan yang memerah.

"Makasih pak, saya pergi dulu!" ucap Evan langsung melajukan mobil nya kembali.

Naira menyunggingkan senyuman nya, seperti mendapatkan jalan untuk membuat jarak antara Lea dan Evan. "Lea gak hargain kamu Van, bukti nya dia pergi sama cowok lain, padahal kamu pacarnya dan udah janjian lagi." ucap Naira mengompori.

Bugh!

Evan memukul stir dengan keras. "Sialan!"

Cowok itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, ia menyalip beberapa pengendara lain. Tak perduli dengan umpatan dan makian yang mereka lontarkan padanya, karna sekarang yang terpenting itu ia menemui Lea.

"Van, pelan-pelan dong! Kalau kita kecelakaan gimana?" Protes Naira, ia tentu merasa takut jika mobil yang mereka tumpangi kecelakaan.

Evan tak menghiraukan ucapan protes dari Naira, cowok dengan Almamater OSIS itu semakin memacu pada kecepatan tinggi. Api cemburu yang begitu membara benar-benar membakar hatinya. Ia tak ikhlas jika perempuan yang ia cintai harus bersama orang lain.

"Van! Kamu mau kita kecelakaan, hah? Pelan-pelan bisa gak?" Naira berteriak, raut wajahnya terlihat panik dan kesal karena Evan tak mendengarkan permintaan nya.

"Lo diem! Jangan buat gue tambah pusing, dan turunin lo disini." bentak Evan emosi.

Naira bergeming, baru kali ini Evan membentaknya. 'Sialan! Gara-gara cewek itu gue dibentak, awas aja lo Lea.'

Azalea Cassandra (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang