09. |Lembaran Baru

123 37 88
                                    

09. |Lembaran Baru

Biarlah kemarin kamu terluka, sekarang waktunya kamu merengkuh bahagia. -Azalea Cassandra

*****


Setelah melewati beberapa hari masa pemulihan, kini Lea sudah bisa kembali bersekolah. Gadis manis itu, melangkah keluar dari rumah dengan wajah yang dibuat seceria mungkin.

Menunjukan pada dunia, bahwa dia tak selemah yang mereka pikirkan. Dia akan melawan kerasnya dunia, dan meraih kebahagiaan nya.

Lea tinggal bersama orang tua Pelangi, yaitu Mami Rere dan Papi Aiden. Mereka mengkhawatirkan keadaan Lea, jika gadis itu tinggal sendiri di apartemen. Karna Lea tak mau jika harus kembali ke rumah utama, yaitu rumah Randy--Daddy nya.

"Pagi Vin!" sapa Lea, cewek itu memamerkan senyum nya.

Hari ini Lea pergi bersekolah bersama Alvin, kebetulan juga, Alvin, Alvan dan bersama teman-teman nya pindah beberapa hari yag lalu ke sekolah Lea.

'Semoga keceriaan lo ini bertahan lama,' gumam Alvin. Ia merasa senang karena Lea bisa kembali ceria.

"Pagi, yok kita berangkat!" ajak Alvin.

Lea mengangguk, lalu naik keatas motor besar milik Avin, ia berpegangan pada jaket yang Alvin gunakam. Setelah merasa Lea sudah duduk, Alvin langsung tancap gas.

"Goblok! Pelan-pelan Alvin! Gue nebeng ke sekolah, bukan nebeng ke akhirat!" Lea menggeplak punggung Alvin dengan keras.

Sedangkan cowok tampan itu, merasakan hal aneh. Begitu merasakan tangan Lea melingkar di pinggang nya, aliran darahnya terasa berdesir. Ia merasakan detak jantungya tak beraturan.

'Gue kenapa?'

Tak berselang lama, motor Alvin sampai di depan gedung SMA Dharma Bangsa. Sekolah elite, yang didalam nya berisi murid-murid pintar dan pastinya di penuhi oleh cecan dan cogan nya.

Bahkan, sekolah Dharma Bangsa ini, di juluki sebagai sekolah nya para Dewa dan Dewi.  Karena isinya cewek cantik dan cowok tampan semua.

Tahta cewek tercantik, atau lebih dikenal dengan. Queen Bee . Dimilik oleh Pelangi, gadis itu dijuluki sebagai Queen Bee  nya Dharma Bangsa.

Lea dan Alvin berjalan beriringan menuju kelas, diperjalanan keduanya membuka percapakan ringan. Tentu saja, interaksi keduanya menjadi sorotan murid-murid Dharma Bangsa.

"Eh, Lea udah sembuh. Denger-denger dia di tusuk sahabatnya Evan, ya?"

"Iya, pertunangan Lea juga batal gara-gara cincin nya kekecilan karena pakai ukuran Naira."

"Mama nya Lea juga di bawa ke Rumah Sakit Amerika buat operasi."

"Denger-denger, Lea mutusin pertunangan nya sama Evan, emang bener ya?"

"Lea kok gitu, ya? Baru aja sama Evan break, udah gandeng cowok baru lagi."

"Gampang banget jadi Lea, lepas dari saru cogan. Nemplok ke cogan lain."

Begitulah kira-kira ocehan-ocehan yang terdengar di telinga Lea. Namun, Lea tak menghiraukan itu semua. Ia seolah menulikan telinganya, Lea justru memasang wajah ceria nya.

"Kok lo bisa pindah sih?" tanya Lea penasaran.

"Biar gue selalu bisa pantau lo!" tutur Alvin seadanya.

"Emang eaak? Bukan buat cuci mata liat cecan?" sindir Lea.

Alvin menggelengkan kepalanya pelan. "Ngak, lagian gue setiap hari udah liat wajah cecan!" ucap Alvin.

Azalea Cassandra (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang