18| Keadaan yang memburuk

84 7 1
                                    

Jika pada akhirnya kata ikhlaskan dan menerima yang gue dapatkan. Gue akan menerima sepahit apapun kenyataan itu dan mengikhlaskan kepergian walau itu menyakitkan. - Muhamad Alvin Arviandra.

*******

Alvin mengendarai motor besarnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan, pemuda itu menyalip beberapa motor dan Lea dan Alvan terus berputar-putar di kepalanya.

Di balik helm full face nya, tak terasa air mata hazel indah miliknya. Kedua bola matanya sudah memerah.

"Gue kecewa sama lo berdua Van," ucapnya lirih.

Ini bukan tentang mereka memiliki perasaan yang sama pada Lea. Tetapi, Alvin kecewa karena Lea dan Alvan tak jujur kepadanya mengenai perasaan yang mereka miliki. Jika saja ia tau dari awal, dia akan mengalah dan memilih melupakan.

Tapi sekarang ... perasaan nya sudah terlanjur besar dan dalam pada Lea. Sulit baginya untuk melupakan perempuan yang ia cintai, terlebih Lea adalah cinta pertamanya. Baru kali ini ia merasakan cinta pada seorang gadis.

Dan itu pada Lea, gadis yang di cintai oleh Alvan kakaknya sendiri.

Tinn! Tinn! Tinn!

Suara klakson itu membuyarkan lamunan Alvin, pemuda itu menatap sebuah truk tepat berada di depan nya. Belum sempat ia membelokan motornya, truk itu sudah menabraknya dengan keras.

"Arrghhh!"

Brughh!

Srettttttt!

Brukk!

Tubuh Alvin terpental jauh ke tengah-tengah jalan aspal, bahkan tubuhnya itu sempat terseret oleh mobil lainya. Keadaan Alvin terlihat begitu mengenaskan sekali, tubuhnya berlumuran dengan darah. Membuat pengemudi lain menghentikan kendaraan mereka dan menolong Alvin.

"Anjing! Ada apa sih, mereka berkerumun di tengah jalan?" umpat seorang cowok dengan jaket jeans yang melekat di tubuhnya.

Dengan sebal, dia melangkah mendekati kerumunan. Mencoba melihat, siapa yang terbaring itu.  Tubunya mematung, saat melihat dengan jelas cowok yang sudah berlumuran darah itu.

"Alvin!"

Dengan panik cowok mirip badboy itu langsung mendekati tubuh Alvin. Ia mengangkat kepala Alvin ke pangkuan pahanya. Lalu menoleh pada orang-orang dibelakang nya.

Mereka asik mem-photo, mem-video bahkan melakukan siaran langsung di media sosial. Membuat cowok itu mengerang kesal.

"Dia temen gue, cepet telpon ambulan!" titahnya galak.

"Vin! Bangun Vin!" ia menepuk-nepuk kedua pipi Alvin.

"Le--Lea .... " lirih Alvin sebelum kedua matanya terpejam.

"Woy anjing! Lo pada denger kagak? Gue bilang telpon ambulan!" teriaknya kasar.

"Udah mas, mereka sedang dalam perjalanan."

Tak lama kemudian, mobil ambulan datang. Pihak rumah sakit segera mengangkat tubuh Alvin keatas brangkar lalu memasukan nya kedalam mobil di susul oleh cowok badboy tadi.

Azalea Cassandra (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang