15. |Waktu untuk bertahan

69 10 2
                                    

Aku hanya perempuan pemeluk luka dan penikmat trauma. Jangan bersamaku jika kamu tidak ingin terluka.

******

Wajah Lea terlihat begitu pucat, membuat semua anggota keluarga khawatir. Mereka langsung membawa Lea ke rumah sakit. Hingga pertengkaran kecil antara Aiden dan Randy terjadi di depan ruang pemeriksaan Lea.

"Apa yang kamu lakukan pada Lea? Hah! Apa tidak cukup kamu membuat nya terluka?" Aiden dengan marah mencengkram kerah kemeja Randy.

"Lepas! Aku Ayah Lea, gak mungkin menyakiti dia." sarkas Randy menepis kasar tangan Aiden.

Aiden terkekeh sinis. "Ayah macam apa, yang membiarkan putrinya sendirian melewati masa-masa sulitnya? "

Lea melewati semua masa-masa sulitnya tanpa peran seorang Ayah. Bahkan, setelah tragedi batalnya pertunangan, Lea sudah tak mendapatkan sosok seorang Ayah dari Randy.

"Kamu dimana saat Lea membutuhkan peran seorang Ayah? Kamu ada ngak? Gak ada kan, kamu malah mementingkan anak diluar nikahmu itu!" Sentak Aiden.

"Cukup Aiden! Berhenti menyalahkan Naira, disini aku yang salah. Jangan terus menyeret dia kedalam setiap masalah yang menimpa Lea!" tunjuk Randy penuh penekanan.

"Jika terjadi sesuatu pada Lea, kamu akan terima akibatnya!" ucap Aiden. Ia mendekati Rere yang sedang terisak.

"Lea akan baik-baik saja," ucap Aiden.

Sedangkan Alva dan Alvin mereka berdiri di dekat tembok dengan kedua tangan dilipat. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

'Lea gue harap lo gak kenapa-napa, gue gak mau kehilangan lo. Gue udah sayang banget sama lo!' batin Alvin.

'Keep strong cantik, kalo lo ngak ada siapa yang mau gue bahagia-in? Sia-sia dong tujuan gue buat bahagia-in lo?' ucap Alvan dalam hatinya.

Alur kisah cinta mereka sedikit rumit, dimana kedua saudara itu mencintai gadis yang sama. Pilihan antara tetap mencintai dengan luka atau mengikhlaskan

Sementara itu, didalam ruangan. Seorang gadis menatap lurus kedepan, tanpa sadar air matanya menetes begitu mendengar perkataan Dokter mengenai penyakit yang di deritanya.

"Kangker hati?" gumam Lea menatap Dokter Alena.

Dokter Alena mengangguk pelan, ia menghela nafas berat. "Penyakit kamu ini sudah parah, kamu harus secepatnya melakukan perawatan semacam kemoterapi, bahkan kamu harus melakukan operasi transplasi hati."

"Jika tidak segera ditindak, kangker kamu akan semakin menyebar. Dan kemungkinan, waktu kamu bertahan hanya 5 bulan saja. Oleh karena itu, sebaiknya kamu bicarakan ini dengan keluarga kamu!" Ucap Dokter Alena.


Lea tersenyum tipis, namun air matanya tetap mengalir. "Saya minta, Dokter jangan mengatakan hal ini kepada siapapun. Cukup saya dan Dokter yang mengetahui hal ini, saya mohon," ucap Lea lirih.

"Tapi---"

"Saya mohon Dokter, jangan sampai ada yang mengetahui penyakit saya." ulang Lea memelas.

Dengan berat hati Dokter Alena menganggukan kepalanya pelan. Lalu ia menyuruh Lea untuk kembali berbaring di atar brangkar, setelah itu Dokter Alena keluar dari dalam ruangan itu.

Azalea Cassandra (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang