1

2.9K 189 4
                                        

Matahari mulai naik perlahan, suara kokokan ayam mulai terdengar di penjuru tempat. Mengusik tidur pria manis yang tengah tidur dikamarnya.

Pria manis itu membuka matanya perlahan, diliriknya jam yang tergantung di tembok hadapannya. Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi.

Dirinya merenggangkan tubuhnya, dan bangkit dari tidurnya. Berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya serta menyikat giginya.

Setelah usai melakukan kegiatannya di kamar mandi dirinya berjalan menuju dapur kesayangannya untuk menyiapkan makanan untuk sarapan.

Memasak dengan telaten dan cekatan, tangannya bergerak lihai memasak makanan lezat untuk dihidangkan.

Setelah bergulat didapurnya akhirnya makanan yang dia masak selesai dibuat. Pria manis itu tersenyum bangga melihat karya yang telah dirinya buat.

Membasuh tangannya setelah selesai menata makanan dimeja makan. Lalu berjalan menuju kamar Putranya.

Kamar bernuansa warna biru muda, dengan berbagai mainan dan hiasan di sana.

Kamar yang cukup luas untuk seorang bocah berusia 4 tahun yang sebentar lagi akan menuju 5 tahun itu.

Pria manis itu berjalan mendekat kearah gundukan selimut yang terdapat sang Anak yang masih terlelap.

"Yujin sayang, bangun nak".

Yang dipanggil Yujin itu tidak berkutip sedikitpun dari tidurnya.

Pria manis itu tersenyum gemas, kembali berusaha membangunkan sang Anak.

"Yujin, hari ini kita mau bermain ke taman loh. Yakin nih Yujin tidak mau bangun?".

Sambil mengelus surai Anaknya pria itu berusaha membangunkan Yujin.

Terlihat gundukan itu bergeliat tak nyaman, tapi yang tidur didalamnya masih belum bangun juga.

"Baiklah kalau begitu, Bunda akan pergi sendirian saja. Yujin tidak akan Bunda ajak pergi ke taman".

Seketika dengan cepat anak berusia 4 tahun itu keluar dari selimutnya dan memeluk sang Ibu.

"Buna, jangan tinggalin Ujin".

Pria manis itu terkekeh geli. "Akhirnya bangun juga anak Bunda Hao".

Dengan mata yang masih melekat erat itu Yujin mendusal di dada Ibunya.

Hao yang melihat itu tersenyum gemas, membawa anaknya ke kamar mandi agar bisa mencuci wajahnya dan menyikat gigi.

Setelah Yujin mencuci wajah dan menyikat gigi, Yujin terlihat lebih segar dan sekarang anak itu sudah tidak mengantuk lagi.

"Buna hari ini masak apa?".

"Bunda hari ini memasak sayur sup, dengan ayam goreng dan juga tempe tahu".

Mata Yujin berbinar terang. "Wah Ujin mau makan yang banyak sekali".

"Iya nanti Yujin habiskan makanannya ya".

Yujin mengangguk heboh, dirinya sangat suka makan. Maka dari itu mendengar menu yang mengiurkan itu dirinya menjadi bersemangat.

Sampai di meja makan, Hao mendudukkan Yujin di babysitnya. Lalu disusul Hao yang duduk di sebelah Yujin.

Hao mengambilkan lauk untuk Yujin, dan setelahnya Yujin akan makan sendiri tanpa bantuan Hao.

"Nah ini dia makanan untuk Yujin".

"Wah, Terimakasih Buna".

"Sama-sama sayang. Jangan lupa berdoa ya".

Merekapun berdoa bersama dan makan bersama juga. Yujin makan dengan lahap, sampai-sampai dirinya juga meminta tambahan lauk dan nasi pada Ibunya.

"Masakan Buna adalah yang terbaik".

"Haha, Yujin bisa saja".

Makan mereka terasa menyenangkan, ocehan Yujin selalu menemani makan mereka. Sesekali Hao akan memarahi Yujin yang berbicara di saat mulutnya penuh.

Tapi namanya anak kecil pastinya tidak akan benar-benar mendengarkan dan akan mengulanginya lagi.

Setelah makan mereka selesai, Hao memandikan Yujin terlebih dahulu. Setelah Yujin selesai mandi barulah dirinya yang mandi.

Kegiatan rutin setiap paginya yang mereka lakukan, karena hari ini adalah weekend.

Hao dengan senang hati membawa Yujin berjalan-jalan, rutinitas mereka jika Hao tidak bekerja adalah berjalan bersama seperti quality time bersama saja.

Kalau tidak bermain di luar, terkadang mereka juga akan pergi ke rumah orang tua Hao.

"Nah Yujin sudah tampan. Sekarang kita berangkat ke taman".

"Asik, ayo Buna. Ujin sudah tidak sabar bermain di taman".

Hao mengangguk, menggandeng Yujin menuju mobilnya yang terparkir di carport rumahnya.

Menaruh Yujin disebelahnya, lalu menyalakan mobil kesayangannya dan berangkat menuju taman.

Taman ini tidak jauh dari rumahnya, hanya butuh sekitar 20 menit dengan mobil untuk sampai ke sana.

Selama perjalanan pula Yujin banyak mengoceh, entah tentang mainan, dinosaurus, hewan lucu ataupun lainnya.

Yujin memang anak yang aktif, meskipun dia akan diam jika bertemu dengan orang baru. Tapi jika sudah dekat, Yujin akan banyak bicara dan bertingkah.

Lucu sekali menurut Hao, dirinya sangat gemas saat Yujin bicara tidak berhenti. Apalagi pipinya yang tembam membuat dirinya ingin mencubit terus-terusan.

Jika Yujin belum menangis mungkin Hao akan mencubit pipi Yujin sampai lepas dari wajah bayi kecilnya itu.

Merekapun sampai di taman tempat tujuan mereka. Yujinpun berlarian ke sana kemari setelah sampai, Hao sampai kualahan mengikuti anaknya yang aktif itu.

"Yujin, hati-hati sayang nanti jatuh".

Hao memperingati anaknya yang kelewat aktif itu untuk berhati-hati pada langkahnya.

"Iya Buna".

Yujin masih bermain di taman, mengejar kupu-kupu yang beterbangan di sana.

Terkadang dia akan mengejar kucing ataupun anjing yang juga ada dihadapannya.

Sedangkan Hao dia sedang meletakkan barang-barang piknik kecil-kecilannya di bawah rindang pohon yang ada.

Hao rasa baru melepas pandangannya sebentar dari Yujin tapi anaknya sudah tidak terlihat dimanapun.

"Yujin". Teriak Hao mencari anaknya.

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang