6

1.1K 124 4
                                    

Acara ulang tahun Yujin berjalan dengan lancar dan penuh kegembiraan. Yujin nampak tersenyum sepanjang acara.

Tak hanya itu dirinya juga bahagia karena ada Gyuvin teman barunya yang menemaninya.

Yujin dan Gyuvin nampak sudah saling akrab satu sama lain. Bahkan Gyuvin juga sudah akrab bersama anak-anak panti.

Agenda sekarang ini adalah makan malam bersama. Tersedia berbagai menu yang sudah disiapkan oleh Hao dan keluarganya.

Makanan yang ada juga menjadi kesukaan sendiri bagi anak-anak panti karena mereka jarang merasakan makan besar seperti ini.

Kini Hao tengah duduk di tepi panti menatap hamparan bintang dan bulan yang berada di langit.

Sepertinya Bunda Yujin ini masih memikirkan ucapan Yujin saat harapan dalam doanya.

"Ayah ya". Bisik Hao.

Hao menghela nafas panjang. Sedikit pening kepalanya saat memikirkan berbagai potongan memori dan kemungkinan di esok hari.

"Hao".

Hao mendongkak ke arah suara, Matthew datang dengan dua gelas minum yang dia pegang.

"Kamu gak makan?".

Matthew melihat Hao belum mengambil makan saat tadi diputuskan untuk makan malam.

"Ah, aku belum lapar Matt".

Matthew memberikan segelas minum ke arah Hao. "Ini, minimal kamu minum dulu Hao".

Hao menerima minuman itu dengan senang hati. "Makasih Matt".

Mereka sama-sama diam, Hao tidak tau harus mengatakan apa karena jujur pikirannya sudah pusing sedari tadi.

"Kamu mikirin kata-kata Yujin tadi ya?".

Hao menengok ke arah Matthew yang menatapnya dalam. Hao sedikit mengangguk di sana.

Matthew mencoba untuk tidak melewati batasan dirinya di sini hanya ingin mencoba agar Hao sedikit terbuka saja padanya.

Toh dirinya juga ingin membantu Hao, semisal dirinya bisa membantu dalam hal apapun pasti Matthew juga akan membantu Hao.

"Jujur aku gak mau ikut campur sama kehidupan rumah tanggamu dalam bentuk apapun Hao".

Matthew diam sejenak. "Tapi namanya anak pasti suatu saat dia bakal penasaran sama apa yang ada disekitarnya".

"Contohnya keutuhan orang tuanya seperti saat ini. Yujin mungkin gak pernah ngomong sama kamu perihal apapun tentang Ayahnya".

"Atau mungkin dia malah selalu kepikiran tapi gak mau bikin kamu memiliki beban pikiran".

"Aku gak tau juga kisah kamu sama pasanganmu kayak gimana. Dan aku berusaha gak ikut campur Hao. Cuman di sini aku mau kamu pahami sisi dari Yujin".

"Diusianya saat ini dia butuh keutuhan figur orang tuanya Hao. Mungkin aku di sini seperti agak memaksa. Tapi Hao".

"Aku yakin Yujin sebenarnya juga rindu sosok Ayahnya. Entah dia pernah liat ataupun gak sama sekali".

Hao menghela nafas panjang, yang dikatakan Matthew memanglah benar adanya. Hao pernah memikirkan berbagai hal semacam ini saat Yujin bertumbuh dan berkembang.

Diusianya ini Yujin pastinya sudah paham dan mengerti. Di benak Yujin juga pasti sudah banyak pertanyaan dan pernyataan akan keutuhan kedua orang tuanya.

Hao saja yang terlalu egois tidak terbuka kepada Yujin. Dirinya enggan menyenggol pembahasan tentang Ayah Yujin.

Hao selama ini diam dan dirinnya berusaha memenuhi kekosongan pada figur yang tidak lengkap ini.

Hao selalu mengusahakan yang terbaik untuk Yujin, tapi apalah daya semua itu tidak akan pernah sempurna.

Karena memang dirinya juga hanya separuh tidak lengkap dengan adanya Ayah Yujin.

Banyak pertimbangan di masa lalu Hao. Masa yang menurutnya sulit dan banyak kebimbangan saat menginginkan Yujin ada.

Semua kemungkinan Hao pikirkan dan pertimbangkan. Hao juga mengambil resiko akan hal itu.

Dirinya berjuang tanpa ingin mendengarkan apa kata sekitarnya. Hao yakin bahwa Yujin layak ada di dunia ini dan Yujin pantas bersamanya.

Awalnya bahkan Siwon dan Yoona, Kedua orang tua Hao juga nampak tak setuju dengan pilihan anaknya.

Tapi dengan keyakinan dan kemantaban Hao akan pilihannya. Mereka juga tak bisa berbuat apa-apa dan mereka hanya bisa mendukung pilihan Hao.

Sangat rumit awalnya, tapi dapat dipahami alasan Hao memilih teguh pada pilihannya.

Bahkan Hao tidak ragu-ragu akan pilihannya dan dengan tepat dan mantab dia segera melakukannya.

"Kamu emang bener Matt. Ini juga salahku".

Matthew menggeleng, mengelus lembut tangan Hao. "Gak ada yang salah Hao. Memang sudah waktunya aja kamu ngobrol tentang hal ini".

Hao menatap Matthew dan Matthew membalas dengan senyuman hangat.

"Mungkin ini udah waktunya kamu ngobrol sama Yujin. Aku yakin Yujin juga udah paham dan bakal ngertiin apa alasan kamu".

Hao mengangguk, akan Hao pikirkan lagi perihal ini. "Makasih ya Matt".

"No need Hao. Yujin udah kayak anakku sendiri. Kalau Yujin mau dia juga bisa anggap aku dan Kak Jiwoon sebagai orang tuanya".

Senyum Hao terulas jelas disana. "Aku sama Kak Jiwoon gak keberatan sama itu kok. Lagian kayaknya Yujin sama Gyuvin cocok".

Kekehan terdengar dari kedua Pemuda manis itu. "Makasih banyak ya Matt".

Hao memeluk Matthew, dirinya banyak bersyukur akan hadirnya Matthew dan keluarganya. Dia bahagia memiliki teman dan seseorang seperti mereka.

"Dah sekarang ayo masuk. Aku yakin Yujin udah nyariin kamu".

Hao terkekeh dan beranjak bersama Matthew masuk ke dalam area panti.

Terimakasih untuk Matthew yang mau memberinya saran yang mungkin bisa membuat dirinya dan Yujin bahagia nantinya.

Maaf kalo kesannya gak nyambung. Ya gimana ya dadakan bikinnya kek tahu bulat.

But thankyou buat supportnya luvv gaiss

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang