17

1.1K 120 7
                                        

Hanbin telah tiba di singapura tempatnya tumbuh. Sejak kecil dirinya sudah tinggal di negara tetangga ini.

Selama dirinya hidup dia hanya ditemani sang Mami. Papi Hanbin telah tiada saat dirinya masih di bangku sekolah dasar.

Saat Papinya meninggalkannya dan sang Mami, itu adalah hari terpuruk untuk keduanya. Mami yang kehilangan sandaran hidupnya dan Hanbin yang kehilangan pedomannya.

Tetapi karena mereka harus tetap berjuang, jadi mereka tidak menyerah. Mereka kembali bangkit setelah terpuruk cukup lama.

Hanbin selalu ditemani Mami di setiap langkahnya, Mami bagi Hanbin adalah seseorang paling berharga baginya.

Karena selama ini Hanbin tumbuh bersama Maminya dan selalu mengandalkan Maminya.

Saat sudah tumbuh dewasa Hanbun menjadi penyangga bagi Maminya. Hanbin selalu berusaha agar Maminya dapat mengandalkan dirinya.

Mami sangat berharga bagi Hanbin, tidak akan pernah Hanbin membiarkan Maminya menderita. Namun kini Hanbin dapat menatap sendu Maminya.

Mami mungkin selalu terlihat segar dan bugar, usia Mami memang belum terbilang berumur dan masih terlihat muda.

Namun apa daya, daya tahan tubuh Mami sudah mulai menyusut dan Mami mulai sakit-sakitan.

Karena daya tubuh Mami yang sudah tidak begitu baik, akhirnya Mami juga mulai menerima banyak sakit penyakit.

Hanbin selalu khawatir akan hal itu, sudah terbilang sering Maminya keluar masuk rumah sakit selama beberapa tahun belakangan.

Namun sudah cukup lama sejak terakhir kali Maminya ke rumah sakit, dan kini secara tiba-tiba Maminya masuk rumah sakit.

Setelah tibanya Hanbin di negara tumbuhnya, dirinya langsung menuju rumah sakit tempat Mami di rawat.

Dirinya hanya diberitahu bahwa Mami masuk rumah sakit tidak ada yang menjelaskan mengapa Mami bisa masuk ke sana dan apa penyakitnya.

Setelah tiba dan menemui Maminya, Hanbin dapat bernafas lega.

"Mami cuman operasi usus buntu kok Bin. Kamu gak perlu khawatir. Paman kamu itu emang suka berlebihan".

Setelah mendengar pernyataan dari Mami, Hanbin memuji syukur akan kondisi Maminya.

Mami Tiffany itu sangat Hanbin sayangi. Dirinya tidak bisa jika kehilangan Mami.

Maka dari itu setelah mendapat telfon dari Paman Taemin dirinya langsung bergegas menuju tempat dimana Maminya dirawat.

"Tapi Mi, itu artinya Mami juga gak jaga kesehatan. Hanbinkan udah bilang sama Mami buat jaga kesehatan Mami".

Mami Tiffany mengulas senyum yang terpatri cantik diwajahnya.

"Iya, Maafin Mami ya bikin Binbin khawatir".

Hanbin menggeleng. "Gak Mi, Mami gak perlu minta maaf sama Hanbin".

Mami Tiffany hanya terkekeh pelan. "Oh iya gimana Anak kamu? Kok gak kamu ajak cucu Mami".

Hanbin sudah menceritakan seluruh kisahnya kepada Maminya. Pada awal Hanbin menceritakannya Maminya marah besar.

Bagaimana tidak marah jika anaknya dengan sengaja menghamili anak orang lain.

Namun setelah Hanbin menjelaskan bahwa dirinya bukan menghamili seperti yang dipikirkan Maminya, akhirnya Mami Tiffany melunak.

Tetapi tetap saja itu masih membuat Maminya marah. Anak remaja yang dengan mudahnya melakukan hal yang belum sewajarnya mereka lakukan membuat Mami juga mengelus dada.

Hanbin dengan gampangnya berbicara bahwa dirinya hanya iseng saja. Mami langsung mengomelinya dengan panjang lebar, hingga telinga Hanbin rasanya mau berdarah.

Namun dengan nasihat dan omelan Mami, Hanbin juga tersadar dirinya tidak memikirkan kedepannya.

Dirinya hanya memikirkan untuk mencoba hal baru yang belum dirinya coba. Dan tidak memikirikan bagaimana kedepannya saat anaknya lahir dan jika Ibu dari anaknya meminta dirinya bertanggungjawab.

Namun sekarang sudah berbeda kisahnya, kini dirinya bersama anak dan Ibu dari anak itu sudah saling bertemu dan ternyata sudah saling menerima satu dengan lainnya.

Hanbjn mengambil ponselnya dan meberikannya pada Mami Tiffany.

"Ini Mi, ini Yujin. Lucukan anak aku".

Mami Tiffany menatap lamat gambar yang terdapat di ponsel Hanbin.

"Loh Bin, Yujin mirip banget sama kamu ini".

"Iyakan Mi?".

Hanbin tersenyum cerah. "Tapi dia wajahnya cantik gak kayak kamu jelek".

Hanbin langsung mengubah raut wajahnya. "Mi".

Mami Tiffany terkekeh. "Tapi beneran, Yujin mukanya ada perpaduan kamunya. Mungkin dia lebih cantik sama seperti Ibunya".

Hanbin mengambil ponselnya cepat dan mengganti gambar pada ponselnya dan memberikannya lagi pada Mami.

"Ini Mi, Bundanya Yujin".

Mami Tiffany menatap gambar di ponsel Hanbin. Mami Tiffany terpesona melihat pemuda manis nan cantik yang muncul di layar ponsel Hanbin.

Bagaimana bisa pria memiliki wajah tampan, manis dan cantik dalam satu waktu.

"Bin, bawa mantu Mami ke sini dong".

Hanbin terkekeh dengan penuturan Mami. "Hao belum jadi mantu Mami".

"Emang kamu gak mau sama dia Bin?".

"Siapa yang gak mau sih Mi sama Hao?. Hanbin cuman mau memantaskan diri aja buat Hao".

Mami Tiffany menatap Hanbin tersenyum kecil ke arah anak semata wayangnya.

"Anak Mami itu anak yang hebat. Kamu besar dengan baik dan penuh kasih sayang, meskipun Papi kamu gak nemenin kita tapi Hanbin hebat bisa menjadi seperti sekarang".

"Hanbin akan pantas di orang yang tepat sayang. Memang pernah Hao menanyakan pada Hanbin kalau Hanbin punya apa untuk Hao".

Hanbin menggeleng menjawab Maminya.

"Memangnya Hao itu pernah bertanya pada Hanbin, Hanbin bisa memberikan apa pada Hao jika Hao bersama Hanbin?".

Dan lagi Hanbin menggeleng, membuat Mami Tiffany tersenyum kecil.

"Hanbin cuman berkecamuk sama pemikiran Hanbin aja. Mami percaya kok Hao pasti menerima Hanbin apa adanya Hanbin".

"Hanbinkan sudah berusaha buat meyakinkan Hao sama Hanbinkan. Dan iti berarti Hao sudah menerima Hanbin untuk masuk kekehidupan Hao dan menjadi tumpuan Hao".

"Mami percaya kok Hanbin sudah menemukan kebahagiaan Hanbin. Selain Mami kebahagiaan Hanbin itu ada di Hao dan Yujin".

"Mami benerkan sayang?".

Bukan menggeleng kini Hanbin mengangguk tegas.

Hanbin bahagian bertemu Hao. Hanbin bahagia bertemu Yujin. Hanbin bahagia bisa bersama-sama mereka berdua. Hanbin bahagia dengan moment yang ada itu menghangatkan hatinya.

"Nah kalau Hanbin bahagia sama pilihan Hanbin yaudah nak tunggu apa lagi".

Hanbin tersenyum pada Maminya dan memeluk erat Maminya.

"Mami, setelah Mami bener-bener pulih ikut Hanbin ketemu Hao ya Mi. Mami nilai sendiri Hao dan liat bahagiannya Hanbin".

Mami Tiffany mengelus punggung lebar anaknya. "Tentu sayang. Apapun untuk anak Mami".

Heloww gais
Maaf ya baru update eheh

Soalnya kemarin ngestuck gak bisa lanjut, sekarang akhirnya bisa up.

Terimakasih mau menunggu muah bayyy

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang