3

1.3K 132 6
                                    

Hao dan Yujin sedang memutari supermarket mencari barang yang akan mereka beli. Hao mendorong troli yang dia ambil dan Yujin setia disampingnya mengikuti langkah Hao.

Hao dan Yujin membeli berbagai macam makanan, seperti sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, daging-dagingan, cemilan dan banyak lagi.

Mereka juga berbelanja berbagai keperluan rumah tangga yang sekiranya dibutuhkan.

"Buna, Ujin ingin beli jajan lagi boleh?".

Hao menengok ke arah Yujin, sedikit menunduk dan mengangguk sambil tersenyum.

"Boleh tapi jangan banyak-banyak ya. Tadi kan Yujin sudah ambil banyak jajanan".

"Iya Buna. Ujin akan ambil sedikit saja".

"Okey. Yujin bisa ambil sendiri kan?".

Yujin mengangguk ribut dan segera pergi ke rak cemilan dimana dari tadi dia ingin membelinya.

Tapi rak cemilan yang Yujin inginkan terlalu tinggi di sana. Yujin menengok ke arah kanan dan kirinya mencari pertolongan pada siapapun yang ada didekatnya.

Dirinya melihat seorang lelaki tinggi yang sedang memainkan ponsel sambil memegang troli. Yujin menarik sedikit celana dari lelaki tersebut hingga lelaki tampan itu menengok kearahnya.

"Em maaf Paman, Ujin mengganggu. Tapi apa Ujin boleh minta tolong ambilkan jajanan untuk Ujin".

Dengan nada memohon dan mata yang di buat sendu Yujin meminta tolong kepada lelaki dihadapannya.

"Oh hai. Boleh kamu mau yang mana"

Yujin melompat senang dan menarik tangan lelaki tampan itu.

"Yang itu Paman, yang bungkusnya berwarna biru tua". Yujin menunjuk cemilan yang dia maksud.

Lelaki dihadapannya terkekeh lucu melihat Yujin. Lalu dia mengambilkan cemilan yang di maksud Yujin dan menyerahkan padanya.

"Terimakasih Paman..". Yujin sedikit mendongkak dengan wajah bingung.

Lagi-lagi lelaki dihadapannya terkekeh. "Nama Paman, Paman Zihao".

Yujin tersenyum lebar. "Terimakasih Paman Zihao. Ujin pamit dulu".

Zihao hanya mengangguk dan melambaikan tangan ke arah Yujin.

Yujin berjalan kembali ke tempat dimana Hao berada. Dia meletakan cemilan yang tadi sudah dirinya ambil dengan bantuan lelaki tadi.

"Sudah ambil cemilannya sayang?".

Yujin mengangguk. "Hm, sudah Buna. Ujin sudah selesai mengambilnya".

Hao mengelus surai anaknya. "Baiklah kalau begitu kita bayar belanjaannya lalu kita pulang ya".

"Baik Buna. Go go".

Hao terkekeh dan membawa troli itu ke arah kasir dan membayar semua belanjaan mereka.

Hao kembali mengendarai mobilnya menuju rumah bersama Yujin disebelahnya. Tak perlu membutuhkan waktu lama mereka akhirnya sampai di rumah.

Dilihatnya ternyata sang Anak tengah terlelap di samping kursinya. Haopun memindahkan anaknya menuju kamar milik Yujin.

Hao mengganti pakaian Yujin dengan pakaian rumahannya. Karena tadi Yujin memakai celana jeans yang tidak nyaman untuk tidur.

Meskipun sedikit terusik tidurnya, tapi Yujin tetap memejamkan matanya. Sementara Yujin tertidur, Hao membereskan semua belanjaan yang tadi mereka beli.

Hao menata semua barang itu diruangan penyimpanan dan di lemari pendingin. Menata segala sesuatunya dengan rapi.

Setelah semua tersusun dengan rapi, Hao membersihkan diri dan kembali ke dapur untuk memasak makan malam.

Tangan lihai Hao bergerak cepat dan trampil di sana. Dirinya berencana memasak makanan kesukaan anaknya.

Makanan yang dia buat sudah hampir jadi sudah cukup lama juga Hao bergelut dengan masakannya. Yujin mengagetkan Hao dengan memeluk kaki jenjang Hao.

"Buna".

Suara parau anaknya membuat Hao menghentikan kegiatan memasaknya.

"Hey, kenapa sayang?".

Yujin menggesekkan wajahnya dikaki sang Ibu. "Ujin mimpi buruk Buna".

Hao berjongkok agar menyamai tinggi anaknya, mengelus lembut surai sang Anak.

"Yujin mimpi apa nak?".

Yujin mendongak menceritakan mimpinya pada sang Ibu. "Ujin tadi mimpi di kejar dinosaurus Bun".

Dengan tatapan serius Yujin menceritakan segala mimpinya pada Hao. "Terus Ujin lari biar gak di tangkap sama dinosaurusnya Buna".

"Tapi, tiba-tiba dinosaurus jahat itu nangkap Buna. Terus Ujin pukul dinosaurusnya dan dinosaurusnya jatuh".

Hao tersenyum mendengar cerita anaknya. "Habis itu dinosaurusnya menghilang. Dan Ujin meluk Buna deh".

Yujin dengan senyumannya terlihat bangga karena sudah menyelamatkan Hao dimimpinya. Si kecil nampak begitu bahagia menceritakan mimpinya.

"Anak Bunda keren bisa ngalahin dinosaurus".

"Iya dong, Ujin gitu loh".

Hao terkekeh. "Kalau begitu karena Yujin keren bagaimana kalau Yujin bantu Bunda memasak".

Yujin mengangguk ribut dirinya ingin membantu Hao. "Ujin mau, Ujin mau membantu Buna".

"Kalau begitu Bunda minta tolong Ujin ambilkan sayur di kulkas boleh?".

Yujin mengangguk. "Tentu Buna, akan Ujin ambilkan Buna tunggu di sini ya".

"Baiklah sayang. Bunda tunggu ya".

Yujin bergegas menuju lemari pendingin dan mengambil sayur yang di maksud oleh Ibunya tadi.

Ibu dan Anak itu sibuk memasak bersama di dapur dengan berbagai candaan yang datang dari Yujin.

Mereka melakukan segala kegiatannya dengan bahagia. Canda tawa yang selalu menemani mereka selama ini.

Hao bahagia dengan adanya Yujin disampingnya. Membuat rasa bahagia selalu menguar di hati Hao.

Hao bahagia memiliki Yujin sebagai Anaknya yang amat dirinya sayangi itu.

"Yeay akhirnya jadi juga Buna masakannya".

"Yuk sekarang kita makan bersama".

Hao menyiapkan masakannya di meja makan dan mengambilkan Yujin makanan kesukaannya yang telah di buat Hao tadi.

"Ini dia makanan kesukaan Yujin".

"Wuah, Buna masak ini untuk Ujin".

"Tentu sayang. Bunda masakin makanan kesukaan Yujin".

"Terimakasih Buna. Ujin sayang Buna".

Hao terkekeh pelan. "Bunda juga sayang Yujin. Sekarang Yujin makan yang banyak ya".

Yujin menganggu semangat dirinya memakan lahap makanan dihadapannya. Dan semua makanan itu habis di lahap Yujin dan Hao.

Selesai makan Hao membersihkan segala peralatan yang dipakainya. Di bantu putra kecilnya.

"Yujin". Panggil Hao pada Yujin yang sedang menaruh piring yang selesai mereka cuci.

"Iya Buna".

"Sebentar lagikan Yujin ulang tahun. Apakah Yujin mau merayakannya seperti biasa?".

Yujin mengangguk ribut wajahnya terlihat riang. "Iya Bunda, kita rayakan lagi di panti asuhan. Tapi Ujin juga ingin mengundang Kak Upin Buna".

Hao tersenyum teduh. "Iya sayang. Nanti kita undang Kak Gyuvin juga ya".

"Asik". Yujin memeluk Hao. "Terimakasih Buna".

"Sama-sama sayangnya Bunda".

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang