Hao memasuki pekarangan rumahnya. Setelah tadi berdebat dengan Taerae dan mendapatkan ceramah dari Junhyeon akhirnya Hao memutuskan untuk menemui Hanbin.
Hao mematikan mesin mobilnya, memasuki rumahnya.
"Hanbin".
Panggil Hao dan tak ada sautan yang ada.
Yujin yang mendengar panggilan Bundanya langsung keluar dari kamarnya bersama Grandmanya.
"Buna!". Teriak Yujin sambil memeluk Hao.
"Halo sayangnya Bunda. Ayah Yujin dimana?".
Yujin nampak bingung, memiringkan kepalanya. "Loh tadi ayah bawa koper besar sekali pergi Buna".
Hao terkejut dengan perkataan sang anak. "Haa".
Hao sedikit berteriak karena tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.
"Kamu gak tau Hao kalau Hanbin mau pergi?".
Hao tidak menjawab Mamanya, dia hanya diam. Mungkinkah?
Hao menggelengkan kepalanya, Hanbin tidak mungkinkan benar-benar pergi meninggalkannya.
Jika memang benar Hanbin meninggalkannya, bagaimana seterusnya?
Hao memukul kepalanya keras membuat Mama Yoona dan Yujin mencoba menghentikannya.
"Hao, hei sayang kenapa nak?".
"Buna, Buna kenapa? Jangan pukul, Buna nanti sakit".
Tiba-tiba saja Hao mengeluarkan air matanya menangis dalam diam. Mama Yoona yang tidak mau menerka-nerka apa yang terjadi hanya memeluk erat anaknya.
Mama Yoona mengelus lembut punggung Hao. Membawa Hao untuk duduk di sofa ruang keluarga. Bersamanya Yujin ikut memeluk erat Hao.
"Buna. Buna kenapa menangis? Ujin nakal ya Buna".
Hao menggeleng, memeluk anaknya kembali.
"Maafin hiks Bunda ya Yujin".
"Buna kenapa minta maaf sama Ujin. Buna tidak ada salah kok".
Hao semakin menangis, Yujin tidak akan memaafkannya jika benar Hanbin pergi meninggalkan mereka berdua.
Ini kesalahan Hao, seharusnya dirinya tidak bersikap demikian dan membiarkan Hanbin pergi meninggalkannya.
"Hao sayang. Ada apa nak? Kenapa kamu seperti ini".
"Ma".
"Iya sayang, Mama di sini".
"Hanbin pergi karena Hao".
Mama Yoona sedikit terkejut, dan kembali mendengarkan Hao. "Haa, maksud kamu Hao?".
"Hanbin hiks Hanbin pergi karena Hao yang nyuruh Ma".
"Sebentar Hao, sebentar Mama bingung ini".
Mama Yoona mencoba menjernihkan pikirannya berusaha menerima informasi dari Hao.
"Yujin sayang, bisa Yujin masuk dulu ke kamar dan bermain mainannya. Bunda mau bicara sama Grandma".
Yujin diam sejenak dan akhirnya berlari meninggalkan Bunda dan Grandmanya itu.
Hao kembali fokus pada Mamanya. "Hao tadi berantem sama Hanbin Ma. Hao bilang sama Hanbin buat gak usah ke rumah lagi dan gak usah nemuin Hao lagi".
Sambil menangis Hao menceritakan kenapa hal itu bisa terjadi.
"Hao tadi niatnya mau makan siang sama Hanbin di kantornya bareng Yujin. Pas kita udah sampai, Hao lupa ngabarin Hanbin dan ponselnya Hao ketinggalan di mobil tapi gak Hao ambil".
"Hao cuman ngobrol sama resepsionis dan nyuruh buat bilang ke Hanbin kalau Hao dateng. Tapi katanya Hanbin ada tamu yang penting jadi Hao tungguin aja di lobby sama Yujin".
"Terus gak lama Hao liat Hanbin dari lift keluar. Tadinya mau Hao sapa langsung tapi ternyata Hanbin gak sendirian".
Hao menarik nafas panjang ingin melanjutkan kisahnya.
"Hanbin keluar sama cewek Ma. Ceweknya cantik banget, dan mereka sempet ciuman. Gak bukan ciuman tapi cewek itu cium pipi Hanbin".
"Padahal aku gak pernah cium Hanbin". Gumam Hao.
"Terus Yujin manggil Hanbin tiba-tiba dan cewek itu terus pergi. Hanbin nyamperin kita".
Mama Yoona masih memperhatikan Hao. "Yaudah waktu kita makan Hao udah gak mood sama Hanbin jadinya malah berantem".
"Hao gak salahkan Ma? Hao benerkan Ma".
Mama Yoona menghela nafas panjang. "Hao, kamu udah ngobrol sama Hanbin tentang itu?".
Hao menggeleng tanpa berpikir, membuat Mama Yoona menghela nafas lagi.
"Ini nih jeleknya kamu Hao. Semua gak kamu komunikasiin dengan baik. Dan kamu gak njelasin semuanya dengan benar".
"Kayak awal kamu punya Yujinkan, kamu gak ngobrol dulu sama Mama dan Papa. Kamu gak komunikasiin dengan baik".
Hao menatap Mamanya. "Hao, gak semuanya bisa jadi seperti yang kamu mau. Semua itu ada prosesnya dan ada tahapnya".
"Kamu taukan selama ini juga Hanbin mencoba untuk bisa nyakinin kamu buat bisa bareng dia dalam ikatan?".
Hao mengangguk. "Kamu juga taukan Hanbin itu tulus sama kamu dan Yujin?".
Lagi Hao mengangguk. "Jadi buat apa kamu ragu sama Hanbin? Kamukan juga belum tanya sama Hanbin perihal apa yang kamu lihat, dan akhirnya kamu membuat keputusanmu sendiri tanpa adanya penjelasan dari Hanbin".
Lagi dan lagi Hao mengangguk kembali. "Hao sayang. Mama gak bisa bantu banyak kamu. Kamu yang harus benahin sendiri apa yang kamu lakukan".
Hai menunduk dalam. "Hao udah coba hubungin Hanbin?".
Hao mengangguk kecil. "Tapi gak di angkat".
Mama Yoona mengangguk paham. "Tadi Mama ketemu Hanbin waktu Hanbin mau ambil barangnya".
Hao menatap Mamanya. "Dia bilang mau pergi".
"Ma~". Mata Hao sudah siap mengeluarkan air mata lagi.
Mama Yoona menggeleng melihat tingkah anaknya. "Katanya dia mau ke singapura".
"Ma!". Hao berteriak kaget. Gak mungkin kan Hanbin kembali ketempatnya?.
Mama Yoona lalu mengendikan bahunya. Karena dirinya tak bertanya banyak pada Hanbin.
"Mama, Hao nangis nih".
"Ya terus Mama harus gimana Hao? Tadi juga muka Hanbin kusut banget".
Hao semakin merasa bersalah dan merasa bodoh.
"Dia tadi juga cerita kok kamu marah sama dia, tapi dia gak tau kamu kenapa marah".
Hao menatap Mama Yoona. "Katanya Hanbin kamu kalau mau nyusulin dia masih di bandara. Dia bakal take off jam 5 sore nanti. Dan sekarang masih jam 4 tuh, sana susulin deh".
"Ma yang bener ini?".
"Kamu pikir Mama bohong gitu?".
Hao menggeleng. "Yaudah Ma, Hao susul Hanbin ya Ma".
"Ya sana, habis ini jangan bikin Hanbinnya bingung ya Hao. Kamu harus pasti, jangan maunya keinginan kamu semuanya harus".
"Iya Ma. Hao pergi dulu, tolong jagain Yujin sebentar ya Ma".
Mama Yoona mengangguk. "Iya hati-hati ya. Kalau bisa pulangnya sama Mantu gantengnya Mama".
Hao hanya tersenyum dan degera bergegas menuju bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth (BinHao x Yujin)
Fiksi PenggemarYujin seorang anak kecil yang menginjak umur 5 tahun, yang menginginkan kasih sayang seorang Ayah. Dirinya iri melihat teman-temannya memiliki orang tua yang lengkap, dirinya juga menginginkan keluarga lengkapnya.