11

1K 122 5
                                    

Senyum Hanbin tidak pernah luntur semenjak Yujin menerimanya sepenuh hati.

Setelah acara makan dan bermain sebentar akhirnya keluarga kecil itu memutuskan untuk pergi jalan-jalan bersama.

Mereka hanya akan pergi ke mall dan setelahnya akan ke supermarket bersama.

"Ayo Ayah Buna. Ujin sudah tidak sabar pergi bersama".

"Anak Ayah semangat sekali ya".

Yujin mengangguk semangat. "Iya Ayah, karena sekarang perginya tidak hanya dengan Buna atau dengan Grandpa, Grandma tapi juga dengan Ayah".

Hanbin tersenyum tulus. "Ke depan kita sering-sering jalan-jalan bersama ya sayang. Ayah janji".

"Kata Buna kalau janji harus ditepati tidak boleh diingari. Jadi Ayah tidak bisa lari ya".

Yujin melingkarkan jari kelingkingnya pada sang Ayah.

"Iya Ayah tidak akan kemana-mana".

"Asik. Ayo Ayah Buna Les go".

Dengan semangat Yujin menarik tangan kedua orang tuanya menuju halaman.

"Kita pakai mobil Ayah ya".

Merekapun menaiki mobil Hanbin. Yujin duduk bersama Bunda nya di sebelah Hanbin yang berada di kursi pengemudi.

Perjalanan mereka nampak seru dengan banyaknya celotehan dan pertanyaan Yujin. Hingga tak terasa mereka sudah memasuki area Mall.

"Okay sudah sampai. Silahkan turun".

Hanbin, Yujin dan Hao berjalan berdampingan sambil menggenggam tangan dan Yujin berada di tengah-tengah Hanbin dan Hao.

"Sekarang anak Ayah mau kemana?".

"Emm. Kalau ke tempat bermain boleh Ayah?".

"Boleh dong ayo kita ke sana".

"Asik".

Yujin berlari menuju ke tempat bermain meninggalkan Hanbin dan Hao dibelakangnya.

"Terimakasih ya, Yujin kelihatan bahagia sekali".

Hanbin mengangguk. "Itu seharusnya udah tugasku. Maaf ya dan terimakasih juga sudah membesarkan Yujin dengan baik".

"Itu juga udah pilihanku buat memiliki Yujin".

"Ayo kita jalani bersama ya Hao".

Hao menatap ke arah Hanbin dan di balas senyuman oleh Hanbin. "Ayo kita sama-sama jalanin kedepannya Hao. Aku janji untuk selalu ada buat Yujin dan kamu. Kamu bisa andalin aku ya".

"Aku coba ya. Sekarang kita gini dulu".

Hanbin hanya mengangguk tidak bisa memaksakan juga kehendaknya pada Hao.

"Ayah, Buna ayo cepat sini".

"Iya sayang Bunda datang".

Hao meninggalkan Hanbin dan menyusul sang anak yang sudah masuk ke dalam tempat bermain.

Hanbinpun menyusul ke arah dimana Yujin melambai dengan senyum yang tak luntur sedari tadi.

Cukup lama mereka bermain di sana. Mungkin hampir seluruh permainan yang ada sudah di coba.

"Wah asik sekali Ayah. Besok kita main-main lagi ya".

"Siap sayangnya Ayah".

"Sudah mainnya sayang?".

Yujin mengangguk ke arah Bundanya. "Ujin senang sekali Buna".

"Bunda juga senang, karena Yujin senang. Sekarang kita makan dulu yuk. Yujin sudah laparkan".

Yujin mengangguk semangat. "Ujin mau makan udon Buna".

"Boleh, yuk kita ke restorannya".

"Ayo Ayah, Buna. Les go".

Kedua orang dewasa itu terkekeh melihat tingkah Yujin yang sangat bersemangat dan tidak ada habis-habisnya.

Mereka berjalan menuju restoran masakan jepang yang ada di mall. Sesuai request Yujin, dirinya ingin udon.

Hao dengan cekatan memilih menu untuk mereka, Hao juga sempat menanyakan pada Hanbin ingin memesan apa nampun lelaki jakung itu berkata samakan saja dengannya jadi dirinya memesan sesuai keinginan Hanbin.

Setelah hidangan tersusun rapih di meja, mereka berdoa dan makan dengan hikmat.

Selesai menghabiskan makanan mereka, rencana mereka akan ke supermarket untuk berbelanja keperluan rumah.

"Sekarang kita belanja ya Yujin. Kita perlu membeli banyak belanjaan".

"Baik Buna. Ayo kita pergi".

Mereka kembali berjalan bersama, sepertinya Hao memilih mencari keperluannya di supermarket yang ada di mall saja.

Akan memakan waktu jika harus pergi keluar lagi untuk ke sebuah supermarket yang biasa dirinya kunjungi.

Belanjaan yang di beli Hao cukup banyak, membuat mobil Hanbin penuh dengan belanjaan.

"Ini langsung pulang Hao?".

"Iya Bin. Yujin pasti udah capek juga".

Hanbin mengangguk, membawa mobilnya menuju kediaman milik Hao.

Perjalanan tidak membutuhkan banyak waktu hingga mereka tiba di rumah Hao.

"Belanjaannya biar aku yang nurunin Hao, kamu gendong Yujin aja kekamarnya".

Hao mengangguk, membawa Yujin ke kamar untuk dia rebahkan di sana. Setelah itu Hao membantu Hanbin mengambil dan membawa masuk belanjaan mereka.

Hao menyusun belanjaannya di rak, kulkas maupun di ruang penyimpanan. Di bantu Hanbin tentunya, Hanbin sedari tadi tidak membiarkan Hao bekerja sendirian.

Jika bisa membantu pasti Hanbin membantu Hao untuk sekedar menata atau membantu Hao membawa ke sana dan kemari barang.

"Makasih ya Bin. Pasti capek ya ngikutin kemauannya Yujin".

Hanbin terkekeh sejenak. "Aku seneng kok Hao. Artinya Yujin nerima aku dengan baik".

Hao mengangguk, dirinya juga seneng melihat Yujin sangat bahagia hari ini.

"Oh iya kamu istirahat dulu, ada kamar tamu di sebelah kamar Yujin. Kamu pakai aja, kamarnya selalu bersih kok".

"Aku gak terlalu capek kok".

"Sudah tidur saja, aku tau kok kamu capek. Kalau Yujin bangun dia pasti bakal nyusahin kamu lagi".

Hanbin kembali terkekeh. "Baiklah kalau gitu. Aku istirahat sebentar ya Hao. Kalau perlu apa-apa bisa panggil aku".

"Iya".

Hanbin beranjak menuju kamar yang Hao maksud. Kamar ini cukup nyaman untuknya, bersih seperti kata Hao dan juga harum.

Hanbin merebahkan tubuhnya, ternyata benar dirinya sangat lelah. Jadi tak lama setelah dirinya merebahkan diri, matanya dengan cepat terpejam.

Hao yang telah usai membereskan barang dapur dan belanjaannya. Jujur dirinya juga lelah, jadi dia berjalan menuju kamar Yujin dan terlelap di sebelah Yujin.

Hanbin, Hao dan Yujinpun terlelap bersama akibat kelelahan menghabiskan waktu bersama sebagai keluarga yang bisa dikatakan utuh namun belum sepenuhnya utuh.

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang