13

966 126 24
                                    

Seperti yang Yujin katakan saat Hanbin pergi menuju kantornya. Hao ditemani Yujin tengah asik memasak bersama.

Mereka sibuk kesana kemari, tangan mereka sibuk mengolah bahan yang mentah menjadi matang nantinya.

Yujin membantu sebisa mungkin menyiapkan makan siang untuk Ayahnya. Dirinya juga mengatakan pada Bundanya untuk menyiapkan makanan untuk Hao juga Yujin.

Jadi ceritanya, Yujin ingin makan siang bersama kedua orang tuanya.

"Buna, apalagi yang bisa Ujin bantu?".

"Emm, masakan kita sudah matang semua. Jadi Yujin bantu Bunda meletakkan makanan ke kotak makan ya. Bunda mau isi minum dulu".

"Okay Buna".

"Tapi hati-hati ya sayang, makanannya masih panas. Jangan sampai terkena tangan ya".

Yujin mengangguk kencang, dirinya juga tau kok harus berhati-hati, dia tidak mau membuat Bundanya khawatir.

Jadi dengan perlahan-lahan Yujin memasukan satu demi satu lauk pauk yang akan mereka bawa. Hao juga menyediakan buah-buahan untuk pencuci mulut nanti.

Setelah kegiatan mereka selesai, akhirnya Yujin beserta Bundanya segera bersiap untuk berangkat menuju kantor Ayah Hanbin.

Perjalanan yang mereka tempuh tidak terlalu lama. Hanya butuh beberapa menit tidak sampai berjam-jam mereka berangkat.

Hao mengendarai kendaraannya dengan kecepatan sedang membawa mobilnya dengan hati-hati.

"Buna, Ujin sudah tidak sabar lagi. Ayo Buna lebih cepat lagi".

Hao tersenyum melihat kursi penumpang disampingnya. "Sabar ya sayang. Sebentar lagi kita sampai kok".

Yujin nampak sangat bersemangat dengan memeluk boneka kesayangannya yang berbentuk kelinci lucu dengan wortel di tangan kelinci itu.

Dan benar saja tak butuh waktu lama lagi akhirnya Hao dan Yujin sampai di kantor milik Hanbin. Hao segera memarkirkan mobilnya di basement kantor itu.

"Nah sudah sampai. Yuk kita ambil makanannya lalu ke kantor Ayahmu".

Yujin sudah bersemangat dengan cepat turun dari mobilnya, dan menunggu dengan tidak sabar Hao yang masih mengambil makanan mereka.

Hao dan Yujin berjalan menuju lobby kantor. Ini pertama kalinya mereka kesini sebenarnya, karena biasanya mereka akan makan siang bersama di restoran atau rumah makan.

Jadi setelah sampai di depan lobby kantor Hao mendapat sapaan santun dari orang di balik meja lobby.

"Selamat siang, ada yang bisa di bantu?".

"Siang mbak, saya mau ketemu Pak Hanbin".

"Sebelumnya maaf Tuan, apakah sudah membuat janji dengan Pak Hanbin?".

Hao sedikit meringis, mana mungkin dia bilang kalau dia bersama anaknya Hanbin. Haokan juga belum tau apakah seluruh kantor Hanbin tau dirinya atau tidak.

"Emm, saya belum buat janji dengan Pak Hanbin. Hanya saja saya memang ingin bertemu".

"Mohon maaf sangat Tuan. Jika tidak ada janji kami tidak bisa mengijinkan Tuan masuk".

"Oh begitu ya, bisa minta ditelponkan saja?".

"Maaf Tuan, Pak Hanbin sedang ada tamu juga diruangannya".

Hao nampak sudah pasrah, bodohnya dirinya meninggalkan ponselnya di mobil. Jadi dia tidak bisa menghubungi Hanbin.

Jadi dirinya menunggu hingga Hanbin turun ke bawah untuk makan siang.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih ya mbak".

Karena menunggu lama Yujin nampaknya sudah bosan. "Buna kapan kita ke tempat Ayah".

Hao menatap Yujin. "Maaf sayang, kita tunggu di sini ya, nanti Ayah turun ke sini".

Dengan wajah di tekuk Yujin hanya menurut pada Bundanya, dan berakhirlah mereka duduk di sofa lobby yang ada di kantor itu.

Tak lama dari mereka menunggu, Hao melihat siluet sosok yang mereka tunggu dari tadi itu keluar dari lift.

Tetapi Hanbin tidak sendirian, dirinya bersama seorang wanita cantik, sangat cantik menurut Hao.

Hao hanya diam saja sedari tadi menatap Hanbin yang terlihat tertawa bahagia bersama wanita itu.

Entah mengapa rasanya Hao tidak menyukai Hanbin tertawa bersama wanita itu, Hao juga tidak menyukai Hanbin dekat dengan wanita itu.

Hao juga tidak tahu mengapa hatinya terasa sakit. Hao tidak pernah merasakan rasa seperti ini. Karena dirinya selama ini tidak pernah ingin menjalin hubungan dengan siapapun.

Maka dari itu dahulu dirinya nekat untuk suntik sperma untuk menghindari jalinan kasih bersama siapapun. Karena bagi Hao saat itu adanya Yujin sudah cukup baginya.

Namun nyatanya saat ini Hanbin telah mengubah segalanya, mungkin Hao sudah mulai menginginkan Hanbin dihidupnya.

Hao masih di situ menatap lekat Hanbin yang masih berbincang riang bersama wanita yang entah siapa Hao tak pernah melihatnya.

Yujin di situ ikut menatap apa yang Bundanya lihat. Yujin melihat Ayahnya di sana dan langsung berteriak kencang agar atensi Hanbin mengarah padanya.

"AYAH!". Teriak kencang Yujin. Hingga Hanbin mengalihkan pandangannya pada Yujin dan Hao disampingnya.

Pada saat yang bersamaan juga wanita itu berpamitan pada Hanbin dengan mencium kecil pipi Hanbin. Hanbin tersenyum melambai ke arah wanita yang mulai menjauh pergi.

Hanbin berjalan mendekat ke arah Yujin dan Hao. Saat itu juga Hao mengalihkan pandangannya dari Hanbin yang menatapnya.

"Halo anak Ayah".

Hanbin membawa Yujin ke dalam gendongannya membuat Yujin tertawa senang.

Hao hanya diam sepanjang Hanbin membawanya dan Yujin ke dalam kantornya.

Hao juga tetap diam saat menyajikan berbagai hidangan yang mereka bawa. Hao tidak ikut makan bersama saat Yujin dan Hanbin menikmati makanan yang dirinya bawa.

Hao juga hanya menjawab seadanya saat Hanbin berbicara padanya. Membuat Hanbin bingung dan terheran dengan perubahan sikap Hao yang sangat berbeda saat pagi tadi.

Yujin asik bermain sendiri dengan mainannya, setelah makan tadi. Membuat atensi Hanbin berubah ke Hao.

"Hao kamu gak makan?".

Hao menggeleng sedikit. "Aku masih kenyang".

"Makan sedikit aja sini. Kamu pasti juga capekkan masak banyak dan nyetir sampai sini".

Hao kembali menggeleng. "Gak, nanti aja aku makan di rumah".

Hanbin menatap dalam Hao. "Kamu kenapa?".

Hao menatap balik Hanbin, dapat di lihat oleh Hanbin mata yang mulai memerah.

"Hao? Hei? Kenapa?". Hanbin mendekat ke arah Hao membawa Hao ke dalam pelukannya.

"Kamu kenapa Hao?".

"Bin". Hao diam sejenak. "Aku gak bisa".

Hanbin melepas pelukannya menatap Hao yang sudah menitihkan air mata. Hanbin hanya bisa melemaskan badannya mendengar apa yang Hao katakan.

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang