19

947 66 11
                                        

Kicauan burung dan kokokan ayam mengusik tidur pemuda manis yang bergelut dengan selimutnya. Perlahan dirinya membuka matanya.

Cahaya yang masuk menelisik kamar miliknya berlomba untuk menyilaukan matanya. Hao menguap kecil kala kantuknya masih menggantung padanya.

Namun dirinya harus tetap bangun karena banyak pekerjaannya yang menunggu untuk diselesaikan. Dia segera beranjak dari kasur nyamannya dan berjalan menuju kamar mandi.

Membasuh wajah putihnya dengan air lalu menyikat giginya. Selesai dengan kegiatannya, Hao lalu berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar sang kecil.

"Yujin sayang, bang.... un nak. Loh Yujin kemana".

Saat Hao memasuki kamar anaknya, di lihat kamar itu sudah rapi dan pemilik kamarpun sudah tak ada di sana.

Hao melirik jam dinding yang ada di kamar Yujin. "Hah!".

Hao berteriak kecil. "Loh kok udah siang?".

Hao langsung gelagapan karena jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Bagaimana ceritanya dia kesiangan seperti ini.

"Kok Taerae gak ngerecokin kalau telat gini".

Dia berjalan cepat menuju lantai bawah rumahnya dan terkejutnya dia bahwa rumahnya telah ramai orang.

Tepat di lantai bawah rumahnya sudah ada Papa Siwon sedang menonton televisi bersama Junhyeon dan Jiwoong, Mama Yoona berada di dapur bersama Taerae dan Matthew, sedangkan Yujin yang sedang bermain ceria bersama Gunwoon dan Gyuvin.

Hao menatap bingung semua orang, kenapa mereka sudah berpakaian rapih sedangkan tidak ada yang membangunkannya atau sekedar mengingatkannya ini adalah hari apa sehingga mereka semua ada di kediamannya.

Hao berjalan menuju keberadaan sang Papa. Memeluk tubuh kekar Papanya meskipun usianya tak lagi muda.

"Pa, ini kenapa semuanya di sini sih? Ada acara apa?".

Papa Siwon mengelus lembut rambut anaknya itu. "Papa juga gak tau Nak". Papa Siwon mencium pucuk rambut Hao. "Aduh anak Papa bau juga ya".

Hao memukul keras Papanya sambil memanyunkan bibirnya. Kesal dengan penuturan Papanya, dirinya malu karena disitu ada Junhyeon dan Jiwoong yang ada bersama Papanya.

"Males ah sama Papa. Ngeselin".

Papa Siwon tertawa gemas pada anaknya, karena berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju Mamanya.

"Mamaa".

"Ih apaan sih Hao geli banget".

Hao menatap tak suka Taerae yang sama menyebalkannya seperti Papanya.

"Gak Taerae gak Papa sama aja sih Ma. Emang lu tu anaknya Papa persis malesin".

"Ya emang gue anak Papa".

Ya begitulah kedua bersaudara ini tidak bisa akur hanya sebentar saja.

"Udah ah kalian berdua ini, malu ini sama Matthew".

"Taerae tu Ma ngeselin".

"Terus gue terus. Lama lama lu gue pecat jadi Bos ya".

Kira-kira begitulah kelanjutan pergelutan Taerae dan Hao yang tak abisnya.

"Ma, sebenernya ini mau ada apa sih? Hao kok gak tau apa-apa".

"Kumpul aja bareng. Kan kita udah jarang nak kumpul bersama. Apalagi sekarang ada Matthew dan keluarga. Yujin semakin senang teman bermainnya tidak hanya Gunwook".

Hao hanya menganggukkan kepalanya. "Yasudah kamu sana bersih-bersih dan berganti pakaian yang cantik. Mama sudah siapkan baju yang bagus di kamar kamu tadi".

Hao menurut saja dengan kata Mamanya, jadi tanpa bertanya lagi dirinya berjalan menuju kamarnya. Sebelum kekamarnya dirinya menyapa anak-anaknya terlebih dahulu baru membersihkan diri.

Melihat Hao menjauh membuat Taerae berbincang kembali bersama Mama Yoona dan Matthew.

"Ma. Ini nanti jam berapa sih Ma?".

Mama Yoona berpikir sejenak mengingat kembali. "Katanya sih nanti jam tiga sore sampai mungkin sampai sini jam setengah empat".

Taerae dan Matthew mengangguk. "Tapi Ma, nanti kalau Hao tanya lagi jawab gimana deh?".

"Bilang aja kamu ngajakin temen kamu yang lain buat gabung. Makanya kita tungguin bareng".

"Wih boleh juga itu Ma. Matt nanti bantuin ya biar si Hao gak tanya aneh-aneh".

"Iya Kak Taerae. Aku bantuin sebisa aku".

"Okay deh aman ya Ma. Papa itu jangan sampai keceplosan bahaya mulut Papa nih".

Mama Yoona memutar bola mata malas. Karena Taerae sama saja dengan suaminya, mulutnya ember sekali.

"Gak cuman Papa ya Rae. Kamu juga, awas aja ya kamu".

Taerae melebarkan senyumnya dan tertawa canggung.

"Hehe. Yaudah Ma lanjut masak lagi yuk. Ayo Matt".

Mereka melanjutkan kegiatan tertunda mereka sampai Hao yang telah selesaipun juga bergabung dengan mereka.

Waktu terus berjalan begitu saja, Hao seperti waktu berjalan dipercepat dari biasanya. Apa itu karena sudah lama dirinya tak berkumpul seperti ini bersama keluarganya yang amat dia sayangi?.

Hao merasa bahagia pada moment ini, dirinya bersama semua keluarganya menghabiskan waktu bersama. Hao melihat anaknya, Yujin juga amat bahagai bersama saudara-saudaranya.

Kegiatan seru mereka terhenti saat ada bunyi bell rumah Hao yang memenuhi penjuru kediamannya. Membuat Hao beranjak dari duduknya untuk membuka pintu yang dihentikan langsung oleh anaknya.

"Buna!. Ujin saja yang membukakan pintunya. Buna duduk saja di situ".

Seisi rumah tersenyum melihat tingkah yang paling bungsu di rumah itu.

"Baiknya anak Bunda. Baiklah Yujin tolong bukakan pintunya ya".

Yujin mengangguk semangat dan berlari membuka pintu utama rumahnya. Begitu pintu terbuka lebar suara teriakan Yujin menggelegar keseluruh rumah membuat yang ada di dalam ikut melihat keluar.

"AYAH!" Teriak Yujin saat melihat Hanbin tepat dihadapannya dan berlari memeluk tubuh menjulang Hanbin.

Dengan senyuman khas Hanbin membalas pelukan Yujin dengan hangat.

Semua orang yang ada di rumah itu tak ada yang terkejut seterkejutnya Hao. Dirinya hanya bisa mematung karena kedatangan Hanbin dan sang Mami yang bersamaan dengan Hanbin kekediamannya.

Baaaa.
Kaget gak liat notifnya hehe.

Maaf karena lama gak update ya gais.
Semoga mengobati kangen kalian dengan cerita ini
Siapa yang kangen cungggg!

Enjoy ya luvvv
Semoga aku cepet update lagi ya hahah
Bubayyy

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang