2

1.7K 164 8
                                        

Hao segera mencari ke sana kemari anaknya. Tapi karena banyaknya orang di sana dirinya kesulitan mencari bayi kecilnya.

"Astaga bagaimana ini, Yujin dimana anak itu".

Jantungnya sudah berdegup dengan kencang, air matanya sudah berada di pelupuk mata.

"Yujin". Teriak Hao mencari lagi dan lagi keberadaan Yujin.

Hao mencari sambil bertanya kepada para pengunjung taman yang ada di sana, barang kali ada yang melihat anaknya.

Setelah sedikit jauh mencari Yujin ternyata anaknya berada di taman sebelah barat, mereka tadi berada di sebelah timur.

Cukup jauh Yujin berjalan ternyata tanpa Hao. Yujin sedang bermain dengan anak kecil mungkin lebih tua dari dirinya.

Yujin bermain bersama keluarga anak kecil itu. "Yujin" panggil Hao.

Yujin yang dipanggil itupun menengok kearah Ibunya dengan wajah panik.

"Buna, sini Buna. Ujin main sama Kak Upin di sini".

Hao memeluk sebentar anaknya, dirinya bisa bernafas lega karena Hao sudah menemukan anaknya.

"Yujin, lain kali kalau berjalan jauh seperti ini harus bilang Bunda ya atau mengajak Bunda. Bunda mencari Yujin kemana-mana tapi tidak menemukan Yujin. Kalau Yujin di ambil orang Bunda sedih loh".

Yujin menatap Hao dengan mata polosnya, sedikit merasa bersalah karena peluh yang dikeluarkan Ibunya lumayan banyak.

"Maafkan Ujin, Buna". Yujin menunduk, dirinya merasa bersalah kepada Ibunya.

"Gakpapa sayang, lain kali jangan diulangi ya".

Yujin mengangguk heboh dan memeluk erat Ibunya.

Hao tersenyum lembut, mengelus surai anaknya. "Tadi Yujin main dengan siapa? Kenalkan dong pada Bunda".

Yujin kembali berbinar, menarik Hao menuju teman barunya.

"Ini Buna, ini Kak Upin teman baru Ujin".

Hao menunduk kepada orang tua yang di panggil Upin oleh anaknya dan mengelus surai anak yang lebih tinggi dari anaknya itu.

"Halo Upin? Benar namanya Upin?".

Anak itu menggeleng. "Bukan, nama aku Gyuvin tante".

Hao terkekeh, anaknya mengubah nama lagi.

"Maafin Yujin ya, Yujin belum lancar bicara. Kalau Yujin manggil Gyuvin salah dimaklumi ya sayang".

Gyuvin mengangguk. "Tidakpapa tante, Yujin lucu aku suka".

Para orang tua di sana tertawa. "Adik Yujinnya lucu sayang?".

Gyuvin lagi-lagi mengangguk. "Iya Ma, Yujin lucu. Gyuvin suka".

Hao menggelengkan kepalanya. Apakah kedua anak kecil ini akan berteman lama.

"Ah halo, aku Matthew dan ini suamiku Jiwoong".

"Halo, aku Hao. Salam kenal".

Kini Hao bersama dengan Jiwoong dan Matthew berbincang bersama. Tadi Hao sempat membawa kembali barangnya yang dirinya tinggal saat mencari Yujin.

Agenda Hao bermain di taman bersama malah menjadi lebih menyenangkan. Karena Yujin mendapat teman baru dan juga dirinya mendapat tetangga baru.

Ternyata Jiwoong dan Matthew adalah tetangga barunya yang baru pindah semalam. Matthew dan Jiwoong belum sempat berkunjung kemana-mana karena mengurus banyak hal.

Rencana mereka akan mengunjungi tetangga mereka mulai esok hari. Tapi sebuah kebetulan malah bertemu dengan Hao hari ini.

Sehingga mereka bisa saling mengenal dan mengakrabkan diri.

Hari semakin sore, cukup lama dua keluarga ini berkumpul bersama. Saatnya Hao berpamitan kepada Matthew dan Jiwoong serta anak mereka Gyuvin.

"Yujin sayang, ayo kita pulang".

Yujin mengangguk, menghampiri Ibunya yang tak jauh dari dirinya.

"Kita pamit dulu ya Matt. Lain kali aku bakal mampir ke rumah kamu. Kayaknya Yujin juga suka main sama Gyuvin".

"Iya, sering-sering mampir ya Hao. Aku juga bakalan sering mampir ke rumah kamu".

"Kalau gitu kita pergi duluan ya. Bye-bye Gyuvin".

Gyuvin melambaikan tangannya. "Dadah Yujin. Nanti kita main lagi ya".

Yujin mengangguk cepat. "Iya Kak Upin. Ujin pulang dulu babay".

Yujin dan Hao meninggalkan keluarga kecil Jiwoong yang sepertinya masih akan berada di taman cukup lama.

"Sekarang anak Bunda mau apa?".

Yujin membuat gestur berpikir. "Ujin mau es kim Buna".

Hao terkekeh. "Okey kita beli es krim. Tapi janji sama Bunda ya cukup satu saja dan setelah itu tidak boleh minta lagi ya".

Yujin mengangguk semangat. "Les go Buna".

"Let's go sayang".

Yujin dan Hao berjalan menuju kedai es krim di dekat taman tempat mereka berkunjung tadi.

Banyak pilihan es krim yang membuat Yujin kebingungan memilih.

"Eumm, Buna Ujin bingung memilih. Bagaimana kalau semuanya Ujin coba".

"Pilih satu ya sayang. Tadikan Bunda sudah bilang Yujin hanya bisa makan satu es krim saja".

Yujin kecil memoutkan bibirnya, sepertinya bayi kecil Hao merajuk.

Hao menggendong anaknya. "Baik kalau begitu Yujin boleh memilih dua rasa. Tapi setelah itu Bunda tidak akan membelikan es krim lagi".

Seketika mata Yujin berbinar akhirnya dia bisa makan es krim banyak.

"Kalau begitu, Ujin mau rasa coklat dan stroberi Buna".

"Baik, Yujin cari tempat duduk ya. Bunda akan memesankan es krim untuk Yujin".

Yujin mengangguk dan pergi mencari tempat duduk untuknya dan Ibunya.

Yujin menduduki kursi yang lebih tinggi darinya dengan bersusah payah setelah bisa duduk dirinya menunggu Bundanya untuk membawakan es krim pilihannya.

Hao dan Yujin memakan es krim mereka dengan hikmat, sesekali Yujin juga akan bercerita banyak pada Hao.

Apapun itu akan Yujin ceritakan pada Hao karena memang Hao membiasakan Yujin untuk terbuka dengannya.

Setelah es krim mereka telah tadas habis mereka makan, akhirnya Hao dan Yujin sepakat untuk pulang ke rumah dan selanjutnya mungkin menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Sebelum pulang ke rumah mereka mampir dahulu ke supermarket karena bahan masak dan cemilan di rumah sudah habis.

Jadi Hao sengaja untuk mampir sekalian ke supermarket dekat kediamannya itu.

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang