8

1.2K 144 10
                                        

Hari ini datang juga, hari dimana Hao harus menemui Ayah Yujin. Hao sudah memberitahu Papa dan Mamanya dan tentu saja Hao menitipkan Yujin pada mereka.

"Ma, Hao titip Yujin dulu ya. Hao janji malam nanti udah di rumah lagi".

"Kamu udah yakinkan Hao".

Hao mengangguk pasti, kalau bukan sekarang kapan lagi.

"Jangan gegabah ya Hao. Mama dukung kamu apapun itu".

Hao tersenyum memeluk Yoona. "Makasih banyak Ma. Mama selalu dukung Hao selama ini. Maafin keputusan Hao dulu yang buat Mama sama Papa kecewa ya Ma".

"Gak sayang. Mama paham maksud kamu dulu. Tapi memang setiap keputusan ada baik dan buruknya nak".

Hao mengangguk lagi. "Sekarang kamu mau memperbaiki buruknya. Kamu udah bertanggungjawab selama ini, kamu hebat Hao".

"Makasih Ma. Hao sayang Mama Papa".

"Yaudah sekarang kamu berangkat sana. Udah pamit Yujinkan".

"Udah Ma. Pamit sama Yujin banyak sekali dramanya Ma. Pusing Hao".

Yoona terkekeh. "Namanya anak kecil. Ya sudah hati-hati ya nak".

Hao mengangguk. "Hao pamit Ma".

Hao meninggalkan kediamannya dan langsung berangkat menuju tujuannya.

Setelah beberapa waktu perjalanan akhirnya Hao sampai di tempat yang dia tuju. Karena rencananya hanya akan bertemu dengan seseorang untuk mengetahui identitas Ayah Yujin maka dirinya tidak membawa banyak barang.

Hao berada di salah satu cafe yang ada di negeri singa putih itu. Menunggu sambil mengetuk-ngetuk meja yang ada.

Tak lama orang yang Hao maksud akhirnya sampai dihadapannya.

"Hai Hao. Akhirnya kita ketemu lagi".

"Hai Kak. Mau pesen apa?".

"Santai aku dah pesen tadi".

Hao mengangguk mengiyakan lawan bicaranya. "So. Langsung keintinya aja ya Kak".

"Haha okey, boleh. Jadi gimana?"

"Aku mau tau Ayah Yujin".

"Boleh, langsung ketemuan aja ya sama dia".

Hao sedikit kaget, niatnya hanya ingin mengetahui identitasnya saja bukan untuk bertemu.

"Tenang aja, dia orangnya baik kok. Kamu gak perlu khawatir dia gak bakal nerima Yujin".

Hao sedikit berpikir, sebenarnya dia belum siap bertemu Ayah Yujin yang memang dia belum tau juga bagaimana sosoknya.

"It's okay Hao. Dia beneran mau tau soal Yujin kok. Dia pernah tulis di dokumennya kalau anak itu mau ketemu dia, dia juga mau ketemu".

Hao mendongkak melihat lawan bicaranya. "Okay Kak. But sebelum itu aku mau liat data dia".

"Ada dirumahku, kita ke sana sekarang ya. Aku hubungi dia buat ke sana juga".

Hao menghela nafas panjang. Dirinya harus, mau tidak mau dirinya memang harus bertemu.

Akhirnya mereka bergerak menuju kediaman Suho. Tak memakan banyak waktu mereka sampai di sana dan di sambut istri Suho yang memang Hao kenali juga.

"Hai Hao. Long time no see".

"Hai Kak Yi, lama banget kita gak ketemu".

"Aku kaget waktu Suho bilang kamu mau ke sini".

Hao hanya terkekeh pelan dan ikut masuk ke dalam rumah Suho dan Yixing.

"Mau minum apa Hao, Kakak bikinin".

"Apa aja Kak".

"Okey, sekalian makan di sini ajakan".

"Kalau gak ngerepotin Kak".

"Gak dong. Kamu udah kayak Adik aku".

"Hehe, makasih Kak".

Suho menghampiri Hao yang duduk di sofa ruang keluarga di rumah Suho. Suho memberikan map berisi data milik pendonor sperma untuk Hao. 

"Ini Hao aku kasih semua datanya. In case kamu mau baca semuanya".

"Makasih Kak".

Hao mengambil dokumen yang diberikan Suho padanya, cukup tebal dan banyak informasi di sana yang tercatat.

Info kapan dirinya ke rumah sakit itu, kapan melakukan setiap stepnya. Dirinya membaca dengan seksama dan tanpa terkecuali.

Hingga tiba dimana nama Ayah Yujin tertulis di sana.

"Sung Hanbin". Gumam Hao.

Di sana tertulis bahwa Sung Hanbin ini bekerja di sebuah perusahaan besar di negaranya. Bahkan memiliki beberapa cabang perusahaan yang cukup besar pula.

Ayah Yujin ini juga memiliki pendidikan yang baik, finansial baik, juga lumayan tampan bagi Hao.

Ada sebuah catatan juga dalam dokumen itu perihal mengapa Sung Hanbin ini melakukan donor sperma, dan bagaimana jika anak hasil donornya ingin bertemu dengannya.

Semua jelas tertulis dalam dokumen itu. Menjelaskan semua pertanyaan Hao. Namun semua masih abu-abu, dirinya belum yakin benar jika belum menemui langsung orang itu.

Tertulis jelas juga bahwa Sung Hanbin berasal dari keluarga yang sangat berada.

Pada awal dirinya melakukan suntik sperma, Hao juga sudah mengetahui latar belakang calon pendonor sperma untuknya.

Hao mengangguk paham setelah semua datang yang dirinya dapatkan dari Suho. Maka dari itu Hao menutup kembali map berisi data yang diberikan Suho.

"Udah bacanya?".

Hao mengangguk menaruh map tersebut ke atas meja.

"Udah cukup jawab semua pertanyaan kamu?".

"Belum sepenuhnya sih Kak".

"Aku tau kamu pasti bakal yakin kalau ketemu dan dapet jawaban langsung sama orang yang bersangkutankan?".

Hao menampilkan giginya dan terkekeh kecil. "Kakak tau aja".

"Percaya Kakak Hao. Dia orang yang bisa kamu percayai".

"Iya Kak. Semoga ya".

Yixing mendekati Suho dan Hao yang masih berbincang. Dirinya sudah selesai memasak, setelah tamu selanjutnya datang mungkin dirinya akan langsung mengajak mereka makan sambil berdiskusi di meja makan.

Ting tong

"Oh itu kayaknya Hanbin. Tolong sayang bukain pintunya".

Yixing berjalan menuju pintu utama kediamannya menyambut dengan hangat lagi pemuda dihadapannya.

"Hanbin, udah lama kamu gak ke sini. Akhirnya ya ke sini lagi".

"Maaf Kak, aku sibuk banget. Kantor lagi hetic banget gak sempet kemana-mana. Pulang ke rumah aja jarang, Mami sampe marah-marah terus".

"Haha, yaudah sini masuk. Kamu udah ditungguin tu sama Kak Suho dan penerima donor kamu".

"Oh iya Kak".

Yixing berjalan berdampingan dengan Hanbin menuju ke tempat dimana Suho dan Hao duduk.

"Hai Hanbin. Lama gak ketemu kita. Kantor sibuk banget ya".

"Haha iya Kak. Maaf ya nunggu lama".

"Gakpapa kok. Yuk kita pindah meja makan aja sekalian lunch bareng".

Yixing mengajak semua orang untuk pindah ke meja makan. Suasana tidak terlalu canggung karena ada Suho dan Yixing yang memecahkan keadaan.

Hao berterimakasih untuk itu, karena dirinya belum membuka mulut sama sekali setelah pertemuannya dengan Hanbin. Padahal sedari tadi pemuda jakung itu tersenyum padanya.

Truth (BinHao x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang