3.Those Eyes

449 22 0
                                    

"harusnya kau melaporkan hal ini pada polisi"ujar New kesal sembari menyuapi suaminya bubur hangat.

Tay tidak membalas ucapan sang suami melainkan berpura-pura fokus pada makanannya.Rumah sakit besar itu memberikannya ruangan vip yang bisa diisi beberapa orang disana.Tay menatap ketiga anaknya yang duduk disofa sambil menatapnya diam.

"kalian bisa lanjut sekolah dan kuliah besok.Ayah baik-baik saja"

"pluem bisa menjaga ayah bukan?"

Tay tersenyum kecil."tidak apa-apa..kalian harus punya istirehat yang cukup.Papa kalian bisa menjaga ayah."

"baik ayah"

"nanon sini"panggil sang kepala keluarga memanggil anaknya yang paling manja.

"nanon juga mau menjaga ayah"

"non bisa menjaga semuanya.Saat dirumah nanti tolong jaga saudaramu dengan baik.Pastikan mereka punya istirehat yang cukup.Kamu juga"ucap Tay mengelus surai hitam milik Nanon.Anak remaja tersebut hanya tersenyum manis dan mengangguk patuh.

"dan..ayah ingin memesankan sesuatu padamu.Jika menyukai seseorang..harus melihat asal usul keluarganya dulu sebelum benar-benar jatuh"sambung Tay yang membuatkan New menatapnya hairan."mengerti?"

"mengerti ayah"

Tay tersenyum membawa anaknya itu masuk kedalam pelukkannya.Masih dalam kondisi sakit dia harus disuapi makan oleh sang suami yang sedang menampilkan wajah sedih.

"sayang.Aku tidak merasa manis"

"tentu saja.Ini bubur bukan manisan"ketus New.

"wajahmu.Aku tidak merasa manisnya.Ayolah..jangan cemberut seperti itu"balas Tay yang ditatap sendu oleh New."aku bisa sembuh jika melihatmu senyum seperti biasanya"

"kenapa tidak merasa manis?padahal mulutmu benar-benar penuh gula.Sepertinya aku merasa menjadi muda jika suamiku sering menggodaku seperti ini"wajah New mula memerah kerana ditatap oleh suaminya dengan penuh cinta.Dia benar-benar merasa bahagia karna seorang Tay Tawan yang dicintainya tidak pernah berubah.

Kekehan kecil keluar dari bibir tipis Tay yang disahut oleh anaknya Nanon dalam pelukkannya.Begitu juga anak-anak mereka yang tidak jauh disana bahkan menggelengkan kepala akan sikap sang ayah yang sering memperlihatkan cintanya pada permata mereka.Cinta yang tidak pernah berubah dan cinta yang terlihat begitu tulus namun cinta sebegitu yang agak menakutkan juga.




                           🎭🎭🎭





Dirumah sakit yang sama.Tingkat yang sama namun berbeda ruangan.Ruangan vip yang satu lagi diisi oleh keluarga kecil yang cukup kaya raya.Punya segalanya namun tidak dengan ketenangan yang sempurna.

Gun sejak tadi hanya diam.Menatap layar benda pipih itu dengan wajah datarnya.Seolah tidak peduli padahal sang suami dalam kesakitan yang bisa ditahan.Bahkan anak-anak ikut berdiam kerana sang pipi yang mereka kenal bisa saja mengamuk besar akan apa yang terjadi maka mereka tidak mau menganggu emosi pria manis dan cantik itu.

"mix.Bisa kalian membelikan sesuatu untuk dimakan?"tanya sang ayah yang akhirnya bersuara.

"boleh papi.Ayo mon"Mix menarik tangan sang adik dan membawanya keluar dari kamar sakit meninggalkan kedua orang tua mereka disana.

Ruangan tambah suram dan sepi seketika sehingga Off akhirnya bersuara menatap sang suami yang duduk disofa tidak jauh dari sana."tidak berhasil"ucap Off lelah.

Gun yang sempat menatap Off langsung memalingkan wajahnya dari ditatap oleh Off.Menutup kedua mata dengan erat menahan emosi yang bisa terluap.Dia merasa marah,kecewa dan sedih disaat yang bersamaan.Harus menahan emosi yang bisa menggila itu bukanlah hal yang mudah baginya.Dia berpeluk tubuh dan bernafas panjang dan benar-benar mengunci mulutnya saat ini.

Those Eyes(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang