22.Those Eyes

273 13 0
                                    

          Putus asa adalah kata yang bisa Tay ungkapkan saat ini.Setelah pingsan sehari lalu.Tay akhirnya tau jika anaknya pertamanya sudah mendonorkan ginjal padanya sehingga sang dokter mengatakan soal masalah yang dialami oleh anaknya itu.

Tay bahkan memaksa New untuk membawanya bertemu dengan Pluem.Untungnya New menurut dan kini mereka berada dikamar sakit Pluem.

Usai mengantar Tay yang duduk dikerusi roda itu.New keluar dari kamar untuk memberi ruang pada anak dan ayah itu berbicara.

Kini Pluem menatap ayahnya sayu dan sedikit gentar."ayah..maaf"gumamnya bersama suara kesesalan.

"maaf ayah.Pluem..tidak sempurna lagi.Maaf ayah"ulang sang anak sulung yang menahan rasa sesak didadanya.

Tanpa sadar sang ayah juga merasakan hal yang sama.Bahkan detakkan jantungnya yang laju itu seakan mau meledak pada waktunya.Bermatian Tay menahan getaran pada tubuhnya sehingga dia meraih tangan lemah yang berada diatas kasur itu.

Tay mengelus lembut tangan sasa yang terlihat putih bersih persis kulit suami indahnya.Sungguh Tay merasa bangga karna mewujudkan Pluem yang berwajah mirip New.Bahkan selama ini juga merasa bangga mengajari dan mendidik anaknya itu menjadi lebih sempurna.

"maaf nak.."gumam Tay pelan."kamu pasti lelah"

Pluem terdiam.Mendengar itu seolah sebuah harapan baru yang muncul padanya.Entah apa itu harapan yang diinginkan atau sesalan yang didugakan akan mendatang.

"maaf ayah terlalu menuntutmu untuk menjadi sempurna.Padahal ayah sendiri memiliki kekurangan yang besar.."sambung Tay yang menatap anaknya itu dengan tatapan sayu."ayah mencipta sebuah keluarga yang berawal dari sebuah kesalahan ayah sendiri.Dan berakhir..menghancurkan keluarga ayah sendiri."

"a-ayah"

"maaf..karna ayah tidak menjadi ayah yang baik buat kalian"

"ayah~"

"kamu harus tau..ayah benar-benar menyayangi anak-anak ayah..dan ayah hanya punya kalian untuk menjaga papa kalian dengan baik."Tay menghembus nafas berat."ayah pikir..ayah tidak bisa hidup lebih lama..makanya ayah menuntut kalian untuk menjadi lebih dewasa agar bisa menjaga papa kalian..makanya.Ayah sering bilang untuk menjaga papa kalian layaknya harta dan nyawa kalian sendiri.."

Tiba-tiba Tay menunduk dan menutup wajahnya dengan satu tangannya.Dia menangis.Menangis dengan mengertak giginya sendiri cukup kuat."kenapa malah~"
(ft tay
"hiks~kenapa malah ayah.."sambung Tay bersama isakkan yang tertahan."kenapa malah mengorbankan nyawamu untuk ayah~"

"a-yah.."Pluem mengambil tangan ayahnya yang sejak tadi diatas tangannya.Dia mengenggam erat tangan pria dewasa itu."karna..kami hanya punya ayah..pluem.Frank.Nanon..hanya punya ayah.."

"seorang ayah bernama Tay Tawan Vihokratana..yang tidak punya siapapun dan tidak memiliki apapun..lalu punya sakit yang cukup lama..bahkan menjadi kotoran anjing yang tidak bisa apa-apa..itu ayahku..ayahnya frank.Ayahnya nanon..dan suaminya New Thittipoom.."

"tidak mengira seberat apapun beban yang ayah pikul..jika itu ayah..pluem mau membantu ayah memikulnya..tapi"

Pluem menjedakan uacapannya seketika kerana ingin Tay melihatnya.Setelahnya Tay mendongak.Melihat anaknya itu yang sudah dibasahai airmata.

"tapi pluem tidak bisa memikulnya dengan sempurna..karna pluem masih butuh ayah.."

"astaga-apa yang sudah kulakukan~"lirih Tay yang menangis sejadi-jadinya dsana.Dia benar-benar menyesali perbuatannya yang tanpa berpikir jika semua hal yang dilakukan bisa berdampak besar pada anak-anak dan keluarganya itu.Sungguh Tay tidak habis pikir kenapa dia bisa memiliki anak sesempurna Pluem.Bahkan dia tidak menyadari itu selama ini.




Those Eyes(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang