15.Those Eyes

233 16 0
                                    

          Sebulan kemudian.Waktu terasa begitu cepat berlalu.Begitulah juga dengan bermacam perubahan yang terjadi.Mungkin..sesetengahnya tidak peduli akan perubahan.Namun sesetengahnya berusaha untuk menghentikan perubahan.Dan sesetengahnya juga cuba melawan perubahan.

Tay bekerja seperti biasa bahkan terkadang mengambil alih posisi suaminya New sebagai produser kerana sejak keberadaan Mix dirumah mereka membuatkan New tidak mau bekerja dan hanya ingin menghabiskan waktunya bersama Mix dirumah.Tay hanya diam dan tidak merasa terganggu kerana Tay masih dilayani dengan baik oleh sang suami.Bahkan Tay tidak peduli jika New begitu lengket dengan Mix kerana dia sangat mengerti seperti apa kerinduan yang New rasakan itu.

Jika Tay saja seperti itu maka tentu saja anak yang mirip dengannya juga sama.Frank lebih memilih membiarkan saja sang papa menghabisi waktu bersama saudara barunya itu.Dia juga mengerti.Bahkan selama ini dia juga tidak begitu mendapatkan perhatian lebih.Atau mungkin juga dia sudah terbiasa untuk itu dan tidak membutuhkannya.

Untuk anak pertama pula atau mungkin sudah menjadi anak kedua bagi papanya.Pluem lebih memilih melakukan sesuatu yang menyenangkan orang terdekatnya.Sering kali memerhatikan kedua adiknya agar baik-baik saja.Mendengar setiap arahan dari sang ayah dan papa.Dan berusaha untuk menjadi yang sempurna.Kata sempurna bahkan sudah tertanam didalam otaknya.Sungguh anak itu hanya menjadi penurut saja.Sangat berbeda dengan Frank yang terkadang memberontak dengan cara berdiam.

Itu untuk kedua saudara yang memiliki sifat yang berbeda.Bagaimana dengan kondisi sibungsu yang sudah terbiasa diberikan perhatian lebih.Tentu saja memberontak.Sering kali sang abang menahan dan menenangkannya namun tetap saja Nanon tidak bisa mengerti.Sosok Nanon bukan hanya manja pada sang ayah namun juga pada sang papa.Tentu saja sosok yang melahirkannya itu adalah segala-galanya untuknya.Melihat dirinya tidak diperhatikan membuatkan Nanon merasa sedih dan iri sekali disaat sang papa hanya melayani anak baru yang lebih tua darinya itu.Hanya saja Nanon masih terlalu muda untuk mengerti kondisi orang tuanya maka dia tidak bisa seperti kedua saudaranya.

Jika ketiga anak sudah seperti itu.Tentu saja yang dibicarakan sejak tadi itu tau apa yang terjadi selama dirinya masuk kedalam keluarga besar ini.Dia bahkan terkadang khawatir soal anak-anak lain.Bagaimana tidak.Dia memiliki adik seusia Nanon.Dia tau bagaimana anak terakhir dilayani.Dia bahkan sudah mencobanya.Mencoba untuk menghentikan layanan istimewa dari sang papa namun jika Tay saja tidak tega.Maka Mix juga merasakan hal yang sama.

Kini Mix mengetuk pintu kamar seseorang.Mencoba untuk berdamai kerana menurutnya sosok tersebut lebih butuh.

Tokk tok tok

Tok tok

"pap-"senyuman yang tadi lebar langsung luntur setelah melihat wajah Mix dihadapannya kerana mengira itu sang papa kesayangan.

"nanon"panggil Mix yang menahan pintu kamar yang akan ditutupi oleh anak remaja tersebut."nanon..ayo bicara.Phi mohon"

Melihat wajah Mix yang sepertinya memelas membuatkan Nanon membiarkan pintu kamarnya terbuka lalu dia berjalan menuju ke ranjangnya.Sehingga Mix menyusul dan langsung menutup pintu kamar dengan rapat.

Setelah keduanya duduk diatas ranjang yang sama.Mereka berdua mula berdiam cukup lama sehingga Nanon tidak bisa bertahan lagi.

"apa yang phi mau bicarakan?"

Akhirnya Mix menoleh menatap Nanon.Itu adalah yang diinginkannya.Dia sengaja menunggu Nanon untuk bersuara."nanon.Phi mau mohon maaf padamu"

"phi punya salah apa?kenapa mohon maaf?"tanya Nanon.

"phi punya banyak kesalahan.Phi tiba-tiba saja berada dirumah ini dan menjadi orang yang begitu berharga dirumah ini.Menjadi yang lebih disayangi dan diberikan perhatian lebih.Phi salah karna mengambil posisi kalian"

Those Eyes(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang