Dua Belas

1K 108 22
                                    


⚠️Cerita ini tidak gratis, kalian harus membayarnya dengan memberikan vote/komen, dan berbuat baik pada orangtua kalian.


Selamat Membaca ❤️💫
















“Rin? Lo kenapa? Kok diem aja dari tadi?” Rose melirik Karina yang tak banyak bicara sejak pulang dari acara pemakaman Sakura.

Karina terlihat menyembunyikan sesuatu. Ekspresinya juga tampak tak tenang. Berulang kali pula ia menggigit kuku tangannya karena begitu gelisah.

Karina menggeleng. “Gue gak kenapa-kenapa,” balasnya dengan senyum tipis yang tampak begitu dipaksakan.

Rose menepikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap Karina dengan serius.

“Ngomong sama gue. Kenapa? Mertua Lo gak tahu Lo selingkuh, kan?” selidik Rose.

“E-enggaklah. Mana mungkin. L-lagian gue sama Haris kan gak kayak yang Lo pikirkan,” balas Karina agak gugup.

Rose memutar bola matanya. “Terserah Lo deh mau ngomong apa.”

Bibir Karina pucat pasi. Kalau saja ia tidak memakai perona bibir, mungkin saja Rose sudah tahu kalau Karina pucat.

Karina sungguh takut karena ternyata kekesalan salah seorang teman Sakura adalah disebabkan karena hubungannya dengan Haris yang sudah terbongkar oleh suaminya sendiri. Apalagi Haris ada hubungannya dengan kematian Sakura.

Yura, teman Sakura itu menceritakan detail semuanya saat mertuanya dan Yuta berbincang.

Hal itu membuat lutut Karina lemas.

Sakura dibunuh oleh salah satu staff di kantor. Dan orang yang membunuh itu diduga adalah Haris.

Dan?

Mungkin saja Jeno dan Karina akan terseret kasus ini.

Tamat riwayatnya kalau mertuanya tahu hal ini semua.

Namun, kenapa mertuanya terlihat baik-baik saja saat dirinya pamit pulang?

Apa Yuta tidak memberitahu masalah itu pada orangtuanya?

Sudah berapa banyak orang yang tahu masalah ini?

Cuma Yuta, dan teman Sakura saja kah?

Bagaimana dengan Jeno?

Apa Jeno sudah tahu sehingga suaminya itu menalak satu dirinya?
















“Jeno? Kamu udah pulang?” Karina kaget saat melihat suaminya itu sudah ada di dalam rumah tatkala ia membuka pintu rumah.

Raut wajah Jeno terlihat tak peduli dengan pertanyaan Karina. Pria itu bahkan tampak tak sudi memandang Karina.

Karina mengunci pintu dan berjalan menghampiri Jeno yang duduk di sofa ruang tamu.

Wajah pria itu tak begitu segar karena semalaman ia tak tidur di kantor polisi.

“Jeno, ada yang mau aku bilang sama ka——”

“Gak usah ngomong sama aku,” potong Jeno dengan lirikan bencinya pada Karina.

Karina terhenyak. Baru kali ini Jeno berbicara dengan nada ketus padanya. Apalagi sampai memotong ucapannya.

“Aku...” Karina menelan ludahnya karena takut melihat sang suami yang tampak begitu marah dari sorot matanya.

“Aku menyesal nikah sama kamu,” tegas Jeno yang membuat Karina mematung di tempatnya berdiri.

4. R - ✓My Baby In Her Tummy (Jenrina)™ - (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang