Dua Puluh Dua

1.1K 131 41
                                    

⚠️Cerita ini tidak gratis, kalian harus membayarnya dengan memberikan vote/komen, dan berbuat baik pada orangtua kalian.










Selamat Membaca ❤️💫





Orang pertama yang Karina lihat saat ia membuka matanya adalah sosok Yuta yang menatapnya tanpa ekspresi.

Pria itu mengenakan snelli miliknya yang terlihat putih dan bersih. Pria berambut sedikit gondrong itu memasukkan tangannya ke dalam saku celana panjangnya.

"Kamu tidur selama dua hari," suara berat itu menyapa gendang telinga Karina.

Karina memandang sekitar dimana ruangan yang ia tempati adalah sebuah ruang inap di rumah sakit.

Jarum infus menancap di tangan kurus Karina. Wanita itu memang kurus. Bukannya bertambah gemuk seperti ibu hamil kebanyakan, wanita itu malah semakin kurus dan terlihat tak sehat.

Beban pikiran yang bergumul di dalam kepalanya menyumbang penyebab mengapa ia kurus.

"Haus," lirih wanita itu. Kerongkongannya terasa begitu kering dan ia membutuhkan air.

Yuta meraih air mineral di atas nakas, membukanya, lalu memasukkan sedotan yang disediakan di atas nampan yang ada di nakas samping tempat tidur Karina.

Pria itu mendekatkan sedotan dan membantu Karina agar dapat minum dengan mengangkat kepala Karina hati-hati.

"Makasih."

Yuta mengangguk.

Tatapan dari netra gelap milik Karina yang seolah bertanya kenapa Yuta ada di sini, membuat Yuta bersuara.

"Saya ada di sini karena jenguk kamu. Sebagai tunangan dari Almarhumah Sakura yang ada hubungannya dengan keluarga suami kamu, saya datang lihat kamu sebentar. Setelah ini saya bakal keluar," kata Yuta.

Hening.

Yuta memandang perut Karina yang tertutup pakaian dan selimut.

"Anak kamu masih hidup. Untung dia kuat," ucap Yuta.

Karina teringat kejadian dimana ia jatuh malam itu. Ah, ternyata anaknya tidak apa-apa. Karina cukup bersyukur meskipun ia belum bisa menerima kehadiran makhluk itu dalam perutnya.

Cklek.

Pintu ruangan terbuka dan terdengar suara Jeno yang membuat Karina dan Yuta menoleh bersamaan.

"Aku tetap bakal ceraikan dia apapun yang terjadi. Mau anak itu anak aku atau bukan, aku tetap bakal ceraikan dia, Ma," tegas Jeno. Perbincangan Jeno dengan orangtuanya di luar ruangan begitu serius dan mereka memilih masuk ke dalam ruangan untuk melanjutkannya karena tahu Karina belum siuman.

"Tapi, Jeno... Yuta bilang kalau Karina gak melakukan itu sama Haris."

"Dan Mama percaya sama Karina? Gak mungkin, Ma," tegas Jeno tak percaya.

"Karina udah siuman," kata Yuta agar Jeno dan Ibu Rahayu berhenti membahas masalah rumah tangga Jeno dan Karina.

Kontan saja dua orang itu terdiam.
































"Jeno... Mama mohon kamu mau terima Karina buat tinggal di rumah kalian lagi, ya? Apa kamu gak kasian Karina tinggal di rumah temannya?" pinta Rahayu setelah berbincang dengan Karina dan sepeninggal Yuta. Terjadi adegan menangis antara Karina dan Rahayu karena masalah perselingkuhan dulu. Karina benar-benar meminta maaf, dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Rahayu yang notabene masih tidak yakin dengan permasalahan rumah tangga anaknya tentu saja memaafkan Karina.

4. R - ✓My Baby In Her Tummy (Jenrina)™ - (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang