⚠️Cerita ini tidak gratis, kalian harus membayarnya dengan memberikan vote/komen, dan berbuat baik pada orangtua kalian.
"Itu modelnya?" tanya Jeno pada salah satu tim kreatif yang mempersiapkan syuting iklan produk jamunya.
"Iya, Pak."
"Gak bisa ganti? Menurut saya kurang cocok," pinta Jeno.
Karyawan tersebut menggaruk kepala. Bingung akan menjawab apa. Semua keputusan di tangan Pak Chanyeol.
"Sebentar ya, Pak. Saya beritahu dulu ke tim saya," ucap karyawan tersebut.
Jeno mengangguk. Ia melihat istrinya sedang sibuk meminta model untuk melakukan syuting sesuai dengan skrip yang tim kreatif buat. Dia juga menemui pihak kameramen untuk memastikan bahwa konsep iklan tim mereka pengambilannya sesuai dengan permintaan tim kreatif.
Karyawan tadi datang menemui Rose. Rose memberitahukan ke Sakura bagian media planner. Info dari Sakura sampai ke Winter. Lalu dari Winter sampai ke Mark. Mark menyampaikan ke Haris. Dan dari Haris sampailah informasi ke Karina. Duh, sudah seperti urutan perawi Hadis saja jelas banget yang menyampaikan siapa-siapa saja.
Semua pihak tim kreatif sangat sibuk karena bukan hanya iklan produk perusahaan Jeno saja yang akan diurus. Masih banyak lagi.
Karina mengernyit. "Ganti model?"
Haris mengangguk. "Iya. Lo omongin sana sama suami Lo. Modelnya sudah di-booking ke pihak agensinya juga. Masa tiba-tiba diganti?"
Karina mendengus kesal. Hari yang panas, kerjaan yang banyak, badan yang letih, masalah baru—Jeno minta ganti model iklan—membuat emosi Karina semakin mendidih.
Karina berjalan tergesa menuju tempat Jeno yang sedang berada di bawah tenda sambil memperhatikan produk-produk yang akan diiklankan.
"Mas, maksud kamu apa? Ganti model? Gak bisa gitu, dong!" Karina melabrak suaminya yang sedang duduk-duduk santai di bawah tenda.
Jeno terkejut. Untung saja hanya ada dia di sana. Sekretarisnya Gyuri sedang melihat-lihat lokasi syuting dan tidak mendampinginya.
"Gak bisa gimana? Kan aku klien di sini. Modelnya itu gak cocok menurut aku. Ganti yang lebih tuaan dikit, dong. Masa muda banget? Iklannya tentang bandrek, tapi modelnya terlalu muda. Masih anak SMA pula," jelas Jeno.
"Kamu udah tahu konsepnya, kan, Mas? Konsepnya kekinian. Jamu diminum sama anak-anak muda. Kamu waktu itu udah setuju. Kenapa sekarang berulah?" kesal Karina.
"Aku mau konsepnya dirombak," cetus Jeno.
Sepertinya Jeno memang ingin memperlama kerjasama mereka dengan mempersulit Karina. Ia mulai berulah.
"Gak bisa gitu, dong Mas... Aku udah buat konsep ini dari dua minggu yang lalu sejak hasil survei didapat," tolak Karina. Tidak semudah itu mengganti konsep. Tidak semudah itu mengganti model.
"Ya buat aja lagi," balas Karina cuek.
Dia kesal pada Karina karena kemanapun Karina pergi, Haris selalu ada. Selalu dekat-dekat. Walaupun urusan pekerjaan, tapi Jeno cemburu. Tidak jarang Jeno melihat Haris merangkul pinggang istrinya, memegang tangan istrinya, dan bahkan sempat-sempatnya menjawil hidung istrinya.
"Gak bisa gitu, Mas..."
Sakura yang melihat perdebatan suami istri itu segera mengambil tindakan. Ia segera berlari menghampiri mereka.
"Ada apa Pak? Bapak memang mau ganti model?" tanya Sakura yang sudah tahu dari Rose. Gadis itu berbicara dengan agak canggung pada Jeno karena sebenarnya ia dan Jeno saling kenal, hanya saja mereka lebih memilih untuk tidak saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. R - ✓My Baby In Her Tummy (Jenrina)™ - (Republish)
ChickLit⚠️ MY BABY IN HER TUMMY Hamil bukanlah daftar dari rencana Karina. ⚠️ If You Are Reading This Story On Any Other Platform OTHER THAN WATTPAD, You Are Using Likely To Be At Risk Of A Malwares Attack. The Original Story Only You Find On Wattpad. - Zak...