⚠️Cerita ini tidak gratis, kalian harus membayarnya dengan memberikan vote/komen, dan berbuat baik pada orangtua kalian.
Karina gak boleh marah. Ia harus menahan amarahnya. Tarik napas... Tahan... Buang perlahan. Tarik napas... Tahan... Buang perlahan.
Karina harus menerima. Menerima bahwa ia seorang istri Jeno.
Bagaimanapun ceritanya, ia tidak mencintai Jeno sebagai suami karena dia masih belum bisa move on dari sang mantan terindah—Haris—ia tetap seorang istri dari Jeno Chandrawinata.
Jadi, ia tidak boleh marah apabila Jeno telah merenggut harta berharganya tadi malam. Catat. Harta berharga!
Karina harus ke kantor. Gak lucu banget dia izin gak ngantor perkara tadi malam!
Karina akui... Jamu racikan keluarga suaminya sangatlah... Manjur! Top! Gila! Mujarab parah! Recommended! Eh, enggak ding.
Namun... Itu membuat Karina kesal. Bagaimana kalau...
Karina menepis segala kemungkinan terburuk yang harusnya menjadi kemungkinan terbaik untuk para pasangan suami istri.
“Napa Lo? Muka Lo kusut banget,” celetuk Rose yang kali ini menikmati teh hijau tatkala istirahat.
Karina menarik napas dalam lalu membuangnya kasar. Ia menatap Rose yang masih, tanda kutip "belum pernah disentuh". Rose gak bakalan ngerti apa yang dirasakan Karina. Gak bakalan.
Karina memijit pelipisnya. “Pusing kepala Gue.”
“Napa Lo? Tumben. Biasanya ceria mulu. Dah dua hari juga Lo gak bawa mobil,” imbuh Rose.
“Tauk, ah. Pusing gue,” balas Karina tak ingin membahas masalahnya. Meskipun itu sebenarnya bukan masalah besar karena dia sudah menikah.
“Aneh, Lo.”
“Hai, Beb... Ini aku bawain bandrek. Pake telur kampung... Dijamin, enak!” Haris datang membawa tiga gelas bandrek hangat ke hadapan dua perempuan itu.
Rose tersenyum senang. “Widih... Sering-sering, ye,” Rose menerima dengan senang hati.
Bandrek? Tadi pagi dikasih bandrek, sekarang bandrek lagi?
No jamu no life.
Bagus sekali untuk menyiksa Karina.
Karina mendengus. Ia mendorong gelas bandrek miliknya. “Sorry... Gue lagi gak berselera.”
“Aneh, Lo. Ini enak tau. Apalagi pake telur kampung,” celetuk Rose lagi.
“Are you okay?” Haris duduk di sebelah Karina, memandangi wajah sang mantan dari samping. Terlihat khawatir karena Karina tidak sesemangat biasanya.
Karina menggeleng.
Haris mengusap punggung Karina lembut. “Tenang... Ada aku.”
“Makasi, Ris,” Karina tersenyum.
Rose memutar bola matanya jengah melihat tingkah dua orang itu di hadapannya. Kapan jeranya, sih?!
“Eh, eh, gue ada berita hot!” tiba-tiba salah satu staf perempuan bagian operasional berlari heboh.
“Kenapa Lo? Kenapa?” seorang pria malah panik melihat rekan kerja lari-lari saat jam istirahat.
“Ada klien. Ganteng, banget! Sumpah!” staf perempuan menjejak-jejakkan kakinya akibat senang.
“Dan...” mengedarkan pandangannya pada para karyawan di kantin kantor. “Dia mau iklanin produk perusahaannya! Bayarannya gede!”
Staf perempuan dan rekan pria staf tersebut melompat girang. Biasalah. Staf baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. R - ✓My Baby In Her Tummy (Jenrina)™ - (Republish)
ChickLit⚠️ MY BABY IN HER TUMMY Hamil bukanlah daftar dari rencana Karina. ⚠️ If You Are Reading This Story On Any Other Platform OTHER THAN WATTPAD, You Are Using Likely To Be At Risk Of A Malwares Attack. The Original Story Only You Find On Wattpad. - Zak...