Happy reading......
Di kamar
Di sisi lain Kean kini sedang berada di salah satu kamar yang berwarna hampir semua ujung dan sudut kamar itu berwarna hitam.
Kean tengah terduduk dengan mata nya yang tertutup oleh sebuah kain dan mulut nya yang sama di tutup oleh kain dab juga tangan serta kaki nya di ikat dengan kencang dengan sebuah tali.
Kean berusaha memberontak, tetapi sangat di sayangkan walau ia sudah memberontak sekuat tenaga dan mencoba melepaskan diri itu semua hanya sia sia. Karna ikatan dari tali itu sangat kuat yang membuat nya tidak bisa apa apa.
Sehingga membuat Kean pasrah pada akhirnya, memberontak pun tidak ada guna nya sungguh ia sangat lelah saat ini. Tidak hanya lelah saja ia juga khawatir kepada kandungan nya.
Ia takut terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan kepada sang anak, jika anak nya kenapa kenapa, Kean benar benar bersumpah akan mempbunuh Cakra saat itu juga.
Tidak lama dari itu terluhat pintu terbuka yang membuat Kwan mengalihkan pandangan nya walau sekarang ia tidak bisa melihat, karna mata nya di tutup oleh sebuah kain.
Ceklek!
Terlihat Cakra berjalan ke arah Kean dengan santai nya sambil membawa sebuah cambuk yang ntah ia dapat kan dari mana. Sesampai nya di depan Kean, Cakra pun memhuak penutup mata Kean.
Kean yang melihat bahwa Cakra membawa sebuah cambuk yang berada di tangan nya pun sontak ketakutan, sedangkan Cakra yang melihat raut wajah ketakutan dari Kean pun hanya menyungging kan senyuman remeh nya.
"Kenapa? Takut? Hahaha, gue baru tau kalo wajah lo yang lagi takut itu cantik, seandai nya suami lo nggak ngebuat abang gue masuk rumah sakit gue yakin, gue bakal ngerebut lo duluan dari suami bajingan lo itu" ucap Cakra sambil mengelus rahang milik Kean yang membuat Kean geli sendiri dan memaling kan wajah nya.
Cakra yang melihat jika Kean memaling kan wajah nya pun hanya menyeringai, ia sedang memikir kan apa hukuman yang setimpal yang akan di dapatkan oleh pria cantik di depan nya ini.
"Lepasin gue ra, gue mohon sama lo" ucap Kean dengan mata sayu nya menatap ke arah Cakra.
Cakra pun hanya tersenyum meluhat wajah Kean yabg kini tengah memohon kepada diri nya untuj di lepaskan, tetapi sayang nya tidak semudah itu jika ingin lepas dari seorang Cakra Adhiyaksa.
Cakra pun mencengkram dagu Kean yang membuat Kean meringis kesakitan, sungguh dirinya saat ini benar benar sangat ingin untuk menangis saat itu juga.
Mata Kean yang indah itu pun mulai berkaca kaca akibat rass sakit di bagian dagu nya, Cakra yang melihat itu pun bukan nya melepaskan cengkraman nya di dagu Kean, dia malah tambah mencengkram dagu Kean dengan kuat yang membuat dagu Kean mengeluarkan darah.
"Hahaha, jangan menangis sayang bahagia lah, karna sebentar lagi kau akan merasakan sesuatu yang akan membuat mu ketagihan nanti nya" ucap Cakra sambil berseringai ke arah Kean.
Sedangkan Kean sendiri pun semakin memberontak dan memohon untuk di lepaskan, tetapi sayang permohonan yang di lontarkan oleh Kean tidak di hiraukan sama sekali oleh Cakra.
Cakra pun melepaskan cengkraman nya dan beralih melepaskan ikatan yang sedang mengikat tangan dan kaki Kean dan setelah itu ia pun berjalan ke salah satu lemari yang ada di sana.
Kean yang merasa jika ada kesempatan untuk kabur pun ia langsung berlari ke arah pintu dan mencoba membuka nya dengan raut wajah yang senang ketika ia sudah sampai di depan pintu.
Tetapi raut wajah nya yang senang itu langsung berubah seketika, saat ia melihat jika pintu kamar milik Cakra tidak bisa di buka yang membuat nya menjadi panik kembali.
Tidak lama dari itu Kean merasa jika tubuh nya melayang. Yap, Kean kini tengah di gendong oleh Cakra menuju ke arah kasur king size yang ada di sana dan melemparkan Kean ke kasur dengan kasar.
Brukk!
Kean yang di lempar begitu saja oleh Cakra pun merasakan rasa sakit di seluruh tubuh nya, karna Cakra melempar diri nya dengan begitu kasar. Walau kasur milik Cakra empuk tetapi tetap saja sakit jika di lempar begitu saja seperti seonggok barang.
Cakra pun berjalan ke arah Kean dengan membawa cambuk yang tadi ia bawa dan ia meletak kan sejenak cambuk itu di samping Kean dan merangkak ke arah Kean yang kini mundur ketakutan.
"C-Cakra, lo jangan macem macem!" Ucap Kean dengan suara yang terlihat bergetar ketakutan.
"Gue nggak bakal ngapa ngapain, asal lo diem dan nurut sama gue dan inget jangan coba coba keluar dari kamar ini kalo lo nggak mau kena hukuman yang nanti nya bakal lebih keji dari ini" Jawab Cakra yang membuat Kean tambah ketakutan.
Cakra pun segera mengukung tubuh Kean dan mengikat kedua tangan Kean dengan tali yang tadi ia gunakan untuk mengikat tangan dan kaki Kean. Sekarang ia gunakan kembali untuk mengikat tangan Kean di belakang kasur nya.
Kean yang merasa akan di ikat kembali pun mencoba memberontak sekuat tenaga, tetapi hasil nya tetap nihil yang membuat tangan nya kini terikat kembali.
Setelah selesai mengikat tangan Kean dengan tali, ia pun membuka paksa baju Kean yang membuat tubuh putih dan mulus Kean terekpos begitu saja. cakra yang melihat itu pun meneguk saliva nya dengan kasar.
Sungguh tubuh Kean saat ini sangat menggoda iman nya. Tidak mau berlama lama menatap tubuh Kean, Cakra pun segera turun dari kasur dan mengambil cambuk nya yang akan ia gunakan untuk mencambuk tubuh Kean.
"Lo nggak usah takut, gue nggak bakal cambuk perut lo, karna gue tau kalo ada kehidupan di sana. Tapi kalo lo nggak bisa diem gue bakal cambuk perut lo berkali kali dan gue nggak peduli sama anak yang ada di perut lo itu" ucap Cakra memperingati Kean.
Kean pun hanya bisa menatap Cakra dengan mata sayu nya dan mata yang kini sudah mulai berair. Tidak ingin berlama lama Cakra pun segera mencambuk tubuh Kean yang membuat Kean berteriak kesakitan.
Plakk!
Plakk!
Plakk!Suara cambukan terdengar tiga kali, Kean yang mendapatkan cambukan yang terasa sangat sakit di bagian paha nya pun beeteriak kesakitan dengan tangisan nya yang kini mulai mengucur dengan deras nya.
Cakra yang melihat itu itu hanya tersenyum penuh kemenangan, sungguh saat melihat Kean kesakitan itu sangat membuat nya bahagia. Cakra pun mencambuk Kean sampai pada akhirnya Kean pingsan.
Cakra yang melihat Kean pingsan pun segera menyudahi acara cambukan nya dan meninggalkan Kean begitu saja dengan di jaga oleh dua bodyguard Cakra di depan kamar.
Sungguh saat ini keadaan Kean sangatlah mengenaskan dengan banyak darah yang keluar dari luka cambuk nya dan badan yang kini memerah kecuali di bagian perut nya.
Kean tidak tau sampai kapan siksaan ini akan berhenti, ia ingin bertemu dengan Rakha sang suami. Ia juga sangat khawatir kepada bayi nya, ia takut jika sang anak kenapa kenapa, karna Cakra yang baru saja mencambuk nya.
Kean pun di tinggalkan di kamar yang bernuansa hitam itu sendirian dengan keadaan yang sangat mengenaskan, mungkin saja jika Cakra tidak menyudahi cambukan nya di tubuh Kean, mungkin saat itu juga Kean akan tiada. Karna nafas Kean mulai menipis dan nadi nya pun sudah berdetak dengan sangat pelan.
Tbc.
Jangan lupa vote and komen.
Terima kasih ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mahendra Family || Married BL season 2
Historical FictionCerita ini adalah lanjutan dari cerita Keandro yang bisa di bilang cerita ini adalah season 2 dari cerita Keandro dan lebih baik jika kalian membaca di bagian season 1 terlebih dahulu, supaya paham dengan alur cerita yang saya buat. Cerita ini akan...