Cerita ini adalah lanjutan dari cerita Keandro yang bisa di bilang cerita ini adalah season 2 dari cerita Keandro dan lebih baik jika kalian membaca di bagian season 1 terlebih dahulu, supaya paham dengan alur cerita yang saya buat.
Cerita ini akan...
Suara tamparan terdengar dari arah pintu keluar dan terlihat Kean tengah menampar gadis itu yang membuat gadis itu reflek menolehkan kepala nya ke samping dengan memegang pipi nya yang terasa sakit akibat tamparan yang di lontarkan oleh Kean.
Rakha sendiri yang melihat itu pun hanya bisa diam dan tidak ada niatan untuk memisahkan mereka berdua. Arya yang melihat Kean menampar gadis itu pun sama terdiam nya seperti Rakha.
Terlihat wajah Kean kini sudah merah padam, karna ia tengah menahan amarah yang sekarang sudah mulai menguasai diri nya. Sungguh Kean saat ini sangat kesal melihat wajah gadis yang ada di depan nya ini.
Karna wajah gadis itu seperti seolah olah tersakiti dengan tamparan nya, padahal menurut diri nya sendiri tamparan yang ia lontarkan kepada gadis di depan nya itu tidak sepadan dengan tamparan yang pernah ia berikan kepada salah satu musuh nya.
Kean pun menatap gadis itu setajam silet, sedangkan gadis itu sendiri menatap Kean dengan tatapan seolah olah ia tersakiti dan ia pun mulai merengek dengan bergelantungan manja di lengan Rakha yang membuat situasi semakin panas.
"Ihh, Akhaa~ kamu liat dia? Dia namar aku tau! Tampar balik dia dong! Emang kamu mau pipi aku yang mulus ini jadi jelek?" Tanya gadis itu dengan wajah yang di imut imut kan yang membuat Kean ingin muntah saat itu juga.
Kean yang mendengar kalimat 'Akha' yang di ucapkan oleh gadis itu pun menatap gadis itu setajam tajam nya, karna berani berani nya gadis itu memanggil sang suami dengan panggilan yang sudah sering ia gunakan dan ia anggap sebagai panggilan sayang.
Kean yang terlanjut kesal pun sontak menarik kasar rambut gadis itu yang membuat gadis itu berteriak kesakitan, Arya dan Rakha yabg melihat itu pun hanya diam tanpa ingin memisahkan mereka berdua.
"Aww! K-kamu apa apaan sih? Berani berani nya kamu narik rambut aku? Kamu nggak tau ya aku siapa?" Tanya gadis itu sambil meringis kesakitan.
"Gue nggak pedulu lo siapa dan lo ngapain deket deket suami gue? Mau jadi pelakor lo? Sorry, nggak bakal bisa!" Jawab Kean dengan menambah kekuatan tarikan nya di rambut gadis itu.
"Akhh! A-awas aja kamu kalo ketemu lagi, aku bilangin ke papi aku!" Ucap gadis itu mengancam Kean, tetapi sayang nya ancaman yang di berikan kepada Kean tidak Kean perdulikan.
Mereka berdua pun semaki beradu mulut yang membuat telinga Rakha dan Arya menjadi panas, sehingga membuat Rakha segera meminta mereka berdua untuk berhenti bertengkar.
"Kiara, Kean kalian bisa nggak sih berhenti bertengkar? Kalian udah gede, nggak usah kayak anak kecil" ucap Rakha dengan sedikit meninggikan ucapan nya yang membuat Kean dan Kiara berhenti sesaat.
Arya yang melihat mata Kean mulai berkaca kaca pun hanya bisa menghela nafas lelah, sungguh saat ini Kean sangat sensitif dengan berbagai hal. Sebab ketika ada orang yang tidak sengaja meninggikan nada bicara nya, Kean akan mengira orang itu sedang marah kepada diri nya.
Rakha sendiri yang juga tidak sengaja melihat raut wajah Kena yang berubah drastis seperti akan menangis pun sontak membuat nya panik sendiri dan segera berjalan ke arah Kean untuk memeluk Kean.
Tetapi saat ia akan memluk Kean tiba tiba saja Kean mendorong nya dan Kean pun segera berjalan ke arah Arya dan memeluk nya sambil menangis kembali.
Arya sendiri yang mendengar suara tangisan Kean yang kini mulai mengeras pun hanya bisa mengheka nafas lelah dan mencoba menenangkan Kean dengan kalimat penenang.
Tetapi semua nya hanya sia sia, karna Kean masih tetap menangis dengan keras yang membuat Rakha segera membawa Kean ke mobil nya bersama dengan Arya yang ikut berjalan ke arah mobil Rakha.
Karna ia tau, jika Kean tidak akan membiarkan nya pergi dari sana. Apalagi ketika Kean kini tengah menangis dan terus menerus memanggil nama nya walau ia sedang berada di depan nya.
Kiara yang melihat itu semua pun hanya bisa terdiam di tempat, karna ia tidak menyangka jika Kean akan menangis secara terang terangan di depan nya.
Saat Rakha membawa Kean dan Arya pergi dari sana Kiara pun sama ikut pergi dari sana tetapi ia pergi ke suatu tempat yang memang beberapa murid di sana tidak akan tau tempat itu.
Kiara berjalan ke arah gudang sekolah yang sudah tidak terpakai, terlihat ada seorang gadis disana yang kini tengah menunggu nya dengan senyuman nya.
Kiara pun berjalan ke arah gadis itu dengan semakin mempercepat langkah nya menuju gadis itu yang kini tengah duduk di kursi membelakangi diri nya.
"Gue udah ngelaksanain apa yang lo mau, jadi sekarang lo suruh bodyguard lo buat jauhin adek gue dan jangan pernah deketin keluarga gue walau sejengkal pun" ucap Kiara kepada gadis itu yang kini mulai membalik kan badan nya dan menatap ke arah nya dengan tatapan remeh sekaligus senang.
"Wow....gue nggak yangka, kalo lo ngelakuin apa yang gue perintah, jadi gue bakal nepatin janji gue buat jauhin bodyguard gue dari adek lo. Tapi kalo lo ngebongkar semua rahasia ini atau lo bilang ke orang lain siap siap aja keluarga lo yang bakal jadi taruhan nya" jawab gadis itu dengan senyuman nya dan setelah itu ia berjalan keluar dari gudang.
Tetapi sebelum keluar gasi itu berhenti sejenak dan menoleh ke belakang melihat Kiara yang kini menatap nya tajam, ia pun segera mengeluarkan segepok uang dan segera melemparkan uang itu ke arah Kiara yang membuat Kiara terdiam seketika.
Setelah melempar uang itu ke arah Kiara, gadis itu pun segera pergi dari sana tanpa memperdulikan Kiara yang kini tengah mengambil uang uang itu yang sekarang sudah berada di lantai.
Sungguh Kiara sendiri sebenarnya tidak ingin melakukan hal itu, tetapi demi uang ia pun rela melakukan apapun demi mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarga nya.
Apalagi kini keluarga nya tengah dalam kondisi ekonomi yang sedang tidak baik baik saja yang membuat nya harus mencari uang untuk kehidupan keluarga nya sendiri yang membuat nya rela melakukan hal tadi demi mendapatkan uang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
