Ekonomi

477 49 208
                                    

"Tangan lo kenapa bang?" -Taufan

"Kena kaca" Jawab Lintar tanpa menoleh ke arah Taufan, ia sibuk dengan game dihadapannya saat ini

"Kok bisa?" -Taufan

"Panjang ceritanya"

"Pendekin" -Taufan

"Elah, tu intinya ada bola kasti yang ketancep sama kaca yang hampir kena muka orang, terus reflek gua tangkep"

"Cewe? Cowo?" -Taufan

"Bola kastinya?"

"ORANGNYA LAH BEGO" -Taufan

"Cewe"

"Ouchh siapa tuhhh" -Taufan

"Nanya mulu lo kek pembantu baru"

"Tinggal dijawab susah amat" -Taufan

"Lo liat ga gua lagi ngapain?"

"Nyangkul" -Taufan

"Gua caplok lo lama-lama"

Sesaat keduanya diam, hanya terdengar suara keyboard yang diamainkan oleh jari Halilintar. Entah darimana asalnya pertanyaan ini muncul di kepala Taufan,

"Lo gada niatan nyari pacar?"

Pertanyaan itu sontak membuat Halilintar salah menekan tombol keyboard dan membuatnya kalah.

"TAUFANN BANGKEEE!!!"

"KOK NGATAIN? GUA CUMA NANYA" -Taufan

"Gua kalah gara-gara lo sialan"

"Ckp tw" -Taufan

Karena tak kunjung dijawab ia pun mengulangi pertanyaannya,

"Jadi ada ga?" -Taufan

"Gatau, belom ada yang bikin tertarik"

"Dih?! Fans lo segudang itu? Ya kalik gada satupun tipe lo?" -Taufan

"G"

"Mending lo cari pacar, udah tua bangka bangkotan gitu" -Taufan

"Gua masih 17 tahun?????!!!!"

"Umur gada yang taukan?" -Taufan

"Doain gua cepet mati lo sat?!"

"Bercanda gustii" -Taufan

Lintar menghela napas kasar, jujur saja 17 tahun dia hidup belum pernah gitu ngerasain yang namanya jatuh cinta. Pengen? Kadang iya.

Ding dong!

Suara bel rumah Adikara berbunyi, siapa yang bertamu ya? Satu rumah pada bingung. Sebab biasanya jika orang yang mereka kenal pasti langsung teriak-teriak.

"Kak Lintar punya tamu kah?" Gempa menyembulkan kepalanya di pintu kamar si sulung

"Gua gada janji sama siapapun perasaan"

"Lo aja deh kak yang buka, takut gue kalo tetua" -Gempa

"Yaudah" Lintar beranjak dari kursi gamingnya, sedewasa apapun Gempa kalo berurusan sama tetua dia pasti kurang pede. Berbeda dengan Halilintar yang bisa nanggapin. Satu spesies kayaknya.

Ding dong!

"Sabar elah" grutu Halilintar saat di depan pintu

Halilintar membuka pintu, "Cari sia-- lah lo? Ngapain disini?"
Ia sedikit terkejut melihat yang berada di depan pintu adalah Hyona.

"Nyari lo" -Hyona

"Gua?"

"Ya siapa lagi disini yang namanya Halilintar Adikara kalo bukan lo" -Hyona

Basketball BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang