Malem pun tiba, semua yang ada di ruang rawat inap Halilintar itu ketiduran. Gempa dan Ice tadi udah kesini cuma ya balik lagi soalnya gabisa lama-lama disuruh Taufan buat balik besok aja.
Jam menunjukkan pukul 22.30, Lintar membuka matanya perlahan. Rumah sakit, itu hal yang pertama kali muncul saat ia melihat atap berwarna putih bersih. Ia melirik ke samping samping kiri, terlihat trio SaRiH tertidur disana bersama Taufan. Lintar merasakan tangan kanannya digenggam, ia mendapati Hyona yang tertidur sambil memegang tangan kanannya erat.
"Pake ambruk segala," gumamnya
Merasa ada yang bersuara Hyona membuka pelan matanya, ia mengerjab dan melihat Halilintar sudah siuman.
"Eh udah sadar? Mau dipanggilin dokter?" -Hyona
"Gausah, biar besok pagi aja," jawab Lintar lemah, Hyona hanya mengangguk
"Lama banget tidurnya, bikin khawatir. Bentar gue cek suhu lo dulu" -Hyona
"Jangan pake kening lagi"
Hyona menaikan satu alisnya, "Kenapa?"
"Malu~ deket banget"
"Jangan gemesin gitu Lintar, iya enggak ini pake tangan" Hyona mengulur tangannya untuk memegang kening Lintar, "Masih panas, tapi gak sepanas tadi sore"
Taufan mulai terusik karna mendengar suara Hyona
"Loh! Udah bangun?!" Suara Taufan membuat Trio SaRiH kebangun
"Syukur dah astaga" -Han
"Akhirnya bangun juga lo tar" -Satria
"Bikin panik Hyona lu" -Rion
"Rion." -Hyona
"Siap salah" -Rion
"Gimana udah enakan kak?" -Taufan
"Masih pusing dikit"
"Badannya juga masih anget" -Hyona
"Kalo gitu biar lo istirahat kita balik dulu ya, cepet sembuh kap!" -Rion
"Besok kita kesini abis kelar sekolah" -Satria
"Thanks, ti-ati"
"Yoiii" -trio SaRiH
Setelah mereka pergi Hyona juga pamit pulang, kakaknya sudah nunggu di depan ternyata dari tadi.
"Besok balik lagi ya"
"Iyaa, gue balik dulu. Fan jagain abang lo" -Hyona
"Siap calon ipar" -Taufan
Kini diruangan itu hanya tersisa Lintar dan Taufan.
"Mau minum atau makan sesuatu?" -Taufan
"Enggak, mau tidur lagi aja"
"Yaudah" -Taufan
"Besok lo sekolah?"
"Enggak, gua izin nemenin lo. Gempa udah buat izinnya kok tenang" -Taufan
"Baik banget mau jagain gua"
"Yeee baru sadar lo" -Taufan
"Badannya gak nyaman~"
Taufan menghela napas, hadehh mulai nih manjanya kalo begini. Ia kemudian duduk di samping kiri Halilintar, tangannya terulur untuk ngepat-pat kepala kakaknya itu. Mau gimana lagi, cuma ini yang bisa Taufan lakuin biar Lintar sedikit nyaman.
"Bawa tidur aja" -Taufan
Tabiat Lintar ini benar-benar mirip kucing. Dielus-elus dikit aja langsung bisa tidur. Taufan sedikit tersenyum geli melihat ini, punya abang unik banget. Tangan Taufan melakukan itu sepanjang malam agar Halilintar tidak rewel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Boyfriend
FanfictionHalilintar Adikara, si kembar sulung yang berwenang kapten basket. Selama 17 tahun sama sekali belum ada yang berhasil mengetuk hatinya. Ia habiskan masa mudanya dengan membaca buku, ngopi, dan basket of course. Namun sepertinya kapten voli putri me...