Sebuah proses perlahan-lahan menjadikan hasil majemuk pasti, identitas yang aku buat semakin menguat seiring waktu nya. Meski aku masih belum mendapatkan informasi mengenai konfirmasi bahwa aku adalah seorang yang menderita gangguan disosiatif, namun aku yakin bahwa mereka yang mendiang sudah lama berada di dalam tubuh ini. Sama seperti beberapa hari yang lalu.
Sekitar tanggal 28 Mei 2023 aku mengikuti sebuah event bazar buku yang terbesar saat ini aku kunjungi. Aku bertemu dengan beberapa anggota dari komunitas yang aku bentuk, jujur senang rasanya mereka menerima diri ini dengan apa adanya. Kami bermain catur bersama di tengah-tengah keramaian.
Saat keadaannya energi tubuh ini terasa terkuras ketika aku berdiri di tengah-tengah keramaian, jujur aku mengingat beberapa momen berharga itu dengan teman-teman komunitas yang aku bentuk. Namun, ada beberapa hal yang membuat aku yakin bahwa aku benar-benar memiliki gangguan disosiatif.
"Cen, lu kan tadi gw dah kasih Snack"
"Kapan?". Tanya dengan nada bingung ketika salah satu teman memberi tahu bahwa aku sudah memakan salah satu snack yang dia dapatkan.
"Itu tadi gw dah kasih juga ke elu, masa ga ingat?"
"..."
"Hmm, ga ingat bro.."
"Oh yaudah, gapapa gw ngerti.."
Kali ini aku tidak mengingat beberapa momen penting bersama teman-teman untungnya masih ada beberapa foto yang dimana kami bertiga mengambil sebuah potret untuk kenang-kenangan hari itu. Aku dapat mengingat beberapa hal, namun tidak semuanya aku ingat saat hari ini.
"Bisa-bisa nya lagi momen penting gini gw berganti kesadaran.. untung aja masih ada foto yang di ambil". Begitu keluh kesah aku dalam hati, entah seperti kesal namun aku sama sekali tidak tahu harus marah kepada siapa.Mengingat aku benar-benar hari itu sangat lelah, setelah pulang dari event tersebut kami berpisah dengan salah satu anggota perempuan sebut saja Awang. Berhubung arah rumah aku dan kawan laki-laki yang bernama Roswell itu satu arah, aku berangkat dan pulang bersama dirinya saat itu.
Saat di perjalanan kami ngobrol mengenai kondisi kesehatan aku sekarang dan sebelum aku mendapatkan penanganan medis. Sempat juga kami bercanda di tengah-tengahnya keramaian jalan raya yang sibuk.
"Cen, lu kondisi lu sekarang gimana?"
"Gw? Ya lu tau sendiri gimana gw kan?"
"Iya sih, tadi aja saat kita ada di tengah-tengah event gw ga ingat semua apa yang terjadi. Tapi setidaknya gw mengingat beberapa momen kebersamaan walau tidak semua gw ingat"
"Repot juga ya kalau gitu, tapi syukur kalau lu bisa menerima diri lu sendiri sih.."
"Ya mau gimana lagi, lu tau gw saat masih sekolah juga gimana kan?"
"Iya sih, lu dulu aja pernah lost control terus mukulin Fyo tanpa lu sadar."
"Ya udah banyak hal ketika gw masih sekolah wel, lu sebagai adik kelas gw juga tau lah gimana.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia dan Coretannya [TAMAT] - Revisi
No FicciónKisah perjalanan menuju kesempurnaan penerimaan diri karena memiliki perspektif paling puitis dan melihat kebiasaan, ketakutan, dan penderitaan orang serta tubuh yang gemetar. Perjalanan pencarian jati diri menuju kesempurnaan penerimaan diri. Entah...