Sebuah hari dimana aku masih menulis dan mencoret-coret sebuah kertas, aku memiliki beberapa masalah pada memori atau ingatan. Mungkin beberapa orang mengatakan bahwa aku hanya sebatas pelupa, walaupun aku juga sempat berpikir seperti itu.
Melihat beberapa hal teledornya aku, aku mengisi beberapa hari dengan kegiatan biasa. Sewaktu masih aktif menjadi seorang mahasiswa di institut teknologi, aku sedang berada di laboratorium untuk belajar beberapa hal berkaitan dengan pemrograman.
Mungkin di sana ada teman-teman, walau tidak begitu ramai aku sering bersama teman sewaktu aku masih ada di bangku sekolah menengah kejuruan. Sebutlah nama dia Arry. Aku sering bersama dia jika aku berpergian ke luar rumah.
Arry selalu membantu aku untuk berpergian lantaran aku tidak boleh membawa kendaraan pribadi, sebab itu Arry selalu menemani aku berpergian karena dia juga ingin berpergian ke tempat yang aku ingin datangi.
Sebelum Aku menyempatkan diri untuk periksa kesehatan mental, aku sering sekali mengalami beberapa gejala yang terbilang cukup parah. Hanya saja, aku bisa memanipulasi lingkungan agar aku terlihat baik-baik saja.
Dengan bekal pengalaman yang tidak semua pengalaman yang cukup baik, mungkin sebagian orang hanya melihat aku sebagai manusia dengan kesadaran primer dan tidak punya kesadaran sekunder atau lebih.
Jujur saja, aku selalu bertanya atau menulis jejak ketika aku melakukan sesuatu. Lantaran aku seringkali kambuh di waktu yang tidak tepat. Seperti beberapa contoh hari ini, saat aku sahur dan aku sempat tidak sadarkan diri lantaran kesadaran sekunder atau hal lain mengganti diri yang primer menjadi sekunder.
Aku yang sedang sahur sampai tidak ingat sebenarnya apa yang mereka lakukan untuk tubuh ini, agak terasa aneh karena sewaktu-waktu aku bisa kehilangan kesadaran dan sampai lupa bahwa aku belum minum obat dari psikiater berikan kepadaku.
Mengenai permasalahan memori, aku seringkali dikatakan sebagai anak yang teledor atau ceroboh dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, aku lebih baik menjauh untuk tidak terlalu menjadi andalan mereka untuk di pekerjakan atau membantu urusan orang-orang. Walaupun terkadang juga terpaksa harus membantu mereka yang pasti dengan alasan jangan jadi anak nolep.
Sewaktu aku masih sering pergi ke kampus, aku juga sempat mendapatkan beberapa permasalahan untuk memori atau ingatan primer. Arry selalu bertanya-tanya sebenarnya aku sakit apa, dan mengapa aku begitu bertingkah aneh.
Arry selalu berusaha mengerti walaupun aku yakin, bahwa dia tidak sepenuhnya benar-benar mengerti apa yang aku alami selama kita berteman. Saking ahlinya dalam menutupi beberapa keadaan bahkan kesadaran lain juga bekerjasama agar tidak terlihat terlalu bias atau aneh setiap kali aku berganti kesadaran.
Sempat beberapa bulan lamanya aku tidak masuk kuliah, dan sempat menjadi omongan hangat karena aku menghilang dari perkuliahan. Mereka bertanya kepadaku ketika aku kembali lagi ke kampus untuk menghadiri satu kegiatan yang ada seperti mahasiswa pada umumnya.
"Cen, lu kemana aja?"
"Iya, lu kemana aja? Sehat?"
"Kamu kan student staff, kenapa nggak masuk-masuk? Kamu di cariin sama wakil rektor itu.."
Begitu banyak pertanyaan orang-orang, aku sebenarnya menjawab dengan jujur apa yang aku alami belakangan ini. Tepatnya saat tahun kemarin bulan September-Desember 2022 dimana aku sedang kambuh di puncak-puncak nya. Aku pun bingung sebenarnya mau menjawab apa, aku juga meyakini bahwa tidak semua orang memahami apa yang aku rasakan.
Terlebih lagi permasalahan yang memang menyangkut dengan psikologis. Tidak semua orang bisa menerima kenyataan bahwa aku ya seperti ini, memiliki beberapa masalah atau pengalaman kelam yang membuat diriku sendiri terbelah menjadi beberapa banyak kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia dan Coretannya [TAMAT] - Revisi
Non-fictieKisah perjalanan menuju kesempurnaan penerimaan diri karena memiliki perspektif paling puitis dan melihat kebiasaan, ketakutan, dan penderitaan orang serta tubuh yang gemetar. Perjalanan pencarian jati diri menuju kesempurnaan penerimaan diri. Entah...