Jangan bosan baca yaww
Happy reading gaess.
.
."Dia Haevie, cowo yang udah nolongin gue waktu diserang sama musuh kita" ujar Dery seakan tau pikiran temannya yang bertanya siapa Haevie ini.
"Oh, jadi itu Lo. Makasih ya Haevie udah nolongin ni anak" ucap Dejun.
"Iya, kak, sama sama"
"Oh iya, tadi minta tanda tangan ya? Mana bukunya biar abang tanda tangan" Dery baru sadar jika Dejun memanggilnya untuk meminta tanda tangan.
Haevie akan memberikan bukunya pada Dery jika tangan seseorang tak mengambilnya duluan.
Tangan putih pucat milik seseorang itu dengan cepat merebut buku yang akan Haevie berikan pada Dery. Seseorang itu juga dengan cepatnya menulis tanda tangannya lalu memberikan bukunya kembali pada yang punya.
Semua orang yang melihat hal itu menatap heran padanya, kecuali Haevie tentunya.
Oh ayolah, walaupun dengan muka yang datar plus dingin itu, tak bisa bohong jika dirinya merasa kesal akan interaksi yang Haevie dan Dery lakukan. Maka dari itu, dia langsung menyambar buku milik Haevie.
"Lo kenapa dah? Aneh banget perasaan" tanya Lucas heran.
"Hm, gak papa"
Balasan singkat yang Lucas terima membuatnya kesal. Ingin rasanya dia mencabik cabuk tubuh teman kulkasnya itu. Tapi dia takut, belum sempat dirinya mencabik malah dia yang tercabik duluan nanti.
"Oke mulut Lo emang bilang gak papa tapi raut muka Lo itu bertentangan sama apa yang Lo bilang" jelas Dejun membuat Marvie mendelik singkat kearahnya.
Ya, orang yang merebut buku Haevie tadi, Marvie. Markahian Marvie Jung. Ketua BEM sekaligus Presma kita gaess.
Marvie juga yang menatap penuh rasa tertarik pada Haevie. Dia tidak tau ada apa dengannya karena perasaan ini baru pertama kali dia rasakan.
"CK! Gue bilang gue gak papa! Lo budek apa gimana!" Bentak Marvie pada teman temannya.
Amarah menguasai dirinya padahal biasanya dia jarang seperti itu. Namun kali ini entah mengapa dirinya hanya merasa tak suka melihat Dery yang memeluk Haevie. Hal itu hampir membuat sisi lain dalam dirinya keluar.
'mine, he's mine' batin Marvie dengan tanda kepemilikan penuh.
Marvie mencoba menguasai dirinya kembali. Matanya tak sengaja beradu pandang dengan Haevie. Ada hal yang membuatnya takut ketika beradu pandang tadi, padahal dirinya dikenal dengan orang yang tak punya rasa takut. Namun, hanya dengan melihat ketakutan di mata Haevie, membuat Marvie takut, dia tak ingin Haevie takut dengannya dan berakhir menjauhinya.
"Maaf" ucap Marvie sesal dengan menatap Haevie walaupun tak dibalas tatap. Hal itu disaksikan oleh semua orang di situ.
Mereka kaget, Marvie yang terkenal dengan orang yang dingin, kaku dan tak pernah mengucap kata 'terima kasih' serta 'maaf' itu tentu saja membuat mereka semua terkejut. Apalagi melihat arah pandang Marvie serta raut sesal Marvie.
'Tumben sekali anak ini menunjukan ekspresi seperti itu'. Batin teman teman Marvie yang sama.
Menyadari arah tatapan Marvie padanya membuat Haevie tersenyum.
"Tak apa kak, terima kasih tanda tangannya."
![](https://img.wattpad.com/cover/341940506-288-k366365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Presiden Mahasiswa
FanfictionNgga pinter buat deskripsi hehe Jadi langsung baca aja ye pren BXB + MPREG AREA YANG HOMOPHOBIC HARAP MENJAUH Jangan salah lapak ye happy reading pren