Bagian sebelas

4.2K 264 8
                                    

Hey, yo!

Pie kabare?

Happy membaca kawand :)

.
.
.

Haevie bersiap untuk pergi ke kampus. Dia ada jadwal jam sembilan nanti. Memakai Hoodie berwarna baby blue dengan celana jeans putih membuat Haevie tampak menggemaskan.

"Halo, Sha?" Ucap Haevie dalam telepon.

"Jangan panggil Sha bego!" Semprot Resha.

Karena satu kelas, Haevie dan Resha memutuskan untuk berangkat bersama.

"Sorry, Sha-eh Resha maksudnya, heheh. Jemput dong bestie" Haevie menyengir walaupun tak bisa dilihat oleh Resha.

"Untung Lo temen gue, kalo gak udah gue pites Lo. Yodah, gpl ye, kalo lama gue tinggal" ujar Resha dari sambungan telepon.

"Yoi, bro! Gue udah siap nih, tinggal nunggu pangeran berkuda putih jemput, eakkk" canda Haevie.

"Pangeran berkuda putih, tai. Pangeran berkuda alias Presma noh yang ada" sewot Resha.

"Anjir, kok jadi si onoh dah!" kesal Haevie.

"Ye lagian Lo berdua kek orang pacaran. Eh, udah pacaran atau belum sih?" Tanya Resha penasaran.

"Em, itu....., Eh udahlah cepetan jemput woi! Telat nanti, bego" Haevie mengalihkan topik pembahasan.

"Yaelah! Iya iya, nih gue berangkat"

Setelah mendengar perkataan Resha, tanpa izin, Haevie langsung mematikan sambungan telepon itu. Dia kemudian berjalan keluar kost untuk menunggu Resha di posko depan kost agar Resha tak perlu menunggu lebih lama.

Sepuluh menit kemudian, mobil dengan harga yang cukup menguras dompet itu berhenti di depan kost Haevie. Merasa mengenal jika itu mobil milik Resha, Haevie langsung saja masuk dan duduk di depan samping Resha yang mengemudi.

"Yok! Berangkat, pak!" Semangat Haevie.

"Pak! Pak! Gue bukan bapak Lo" sebal Resha.

"Iye iye, udahlah cepetan Resha babik" umpat Haevie.

"Cih. Iya iya kanjeng ratu"

Resha kemudian menjalankan mobilnya menuju Neo University. Perjalanan mereka diiringi dengan perdebatan yang cukup menguras tenaga.

.
.

Sebuah mobil mewah terlihat memasuki gerbang Neo University. Pengemudi mobil memarkirkan mobilnya lalu keluar. Pengemudi yang memiliki paras tampan rupawan itu langsung saja menjadi sorotan mahasiswa/i lain yang melihatnya. Bisik bisik penuh kagum selalu terdengar ditelinganya. Bahkan, beberapa mahasiswa secara terang-terangan mencari perhatiannya. Hal itu bukan membuatnya tertarik tapi malah membuatnya jijik.

Dengan muka datar dan tatapan yang tajam pemuda itu berjalan santai menuju gedung fakultasnya. Belum lama dia berjalan ada saja yang menghalangi.

Bruukkk!!

Akkhh

Seorang wanita terduduk didepan pemuda itu. Wanita yang bisa dikatakan sebagai primadonanya fakultas bisnis. Wajahnya memang cantik namun hatinya busuk diiringi dengan sifatnya yang angkuh dan sombong membuat kebanyakan mahasiswi lain tidak suka padanya.

"Awshh, Marvie tolongin" ringisnya menatap Marvie dengan wajah yang dibuat imut yang tak ada imut imutnya.

Pemuda itu, Marvie, hanya menatap wanita itu dan berlalu dari sana seolah-olah kejadian itu tak ada.

My Boyfriend is Presiden MahasiswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang