Bagian lima belas

4.2K 292 25
                                    

Disana, Johnny melihat tubuh anaknya yang terbujur dengan darah yang menggenang.

"HAEVIE!!"

Sebelumnya,

Haevie sedang duduk di trotoar sambil menatap mobil dan motor yang lewat. Matanya kemudian menoleh saat mendengar suara anak kecil yang kebingungan untuk menyusul ibunya yang menyebrang.

Tanpa melihat kanan kiri, anak itu langsung menyebrang. Haevie kaget melihatnya, apalagi sebuah mobil melaju kencang kearah anak itu.

Haevie bangkit dan berlari menuju si anak kecil dan mendorongnya, mencoba menyelamatkan. Namun tak di sangka, malah dirinya yang tertabrak. Tabrakan itu sangat keras membuat tubuh kecil Haevie terpental.

Darah menggenang. Sebelum menutup mata Haevie mendengar suara orang yang berteriak menyerukan namanya.

Kembali lagi,

Saat ini rumah sakit cukup bising dengan satu korban kecelakaan. Tubuh kecil pemuda itu ditidurkan di brankar rumah sakit dengan didampingi dua orang pria dengan satu pria yang tak berhenti mengusap usap jemari si pemuda kecil. Mereka menuju ruang UGD.

Sesampainya di depan ruang UGD, Johnny dan Jeffrey tak diperbolehkan masuk. Johnny langsung meluruhkan tubuhnya di lantai dan menangis.

Jeffrey memandangnya prihatin. Dia membuka ponselnya dan menghubungi istrinya.

"Halo, sayang bisa ke rumah sakit xxx? Ajak Ten dan Dery juga ya" ujar Jeffrey.

Sambungan itu dimatikan. Mereka berdua menunggu di depan ruang UGD dengan diam. Hampir satu jam mereka duduk di depan UGD sampai suara kaki yang menuju ke arah mereka membuat Jeffrey menoleh dan mendapati istri, dua anaknya, Ten, dan Dery.

"Ada apa, dad?" Tanya sulungnya Jeffrey.

Jeffrey hanya diam. Dia merasa bukan ranahnya memberi tahu tentang anak kedua dari sahabatnya itu. Matanya menatap ke arah Ten kemudian beralih ke Dery.

Dery yang sempat melihat tatapan Jeffrey padanya akhirnya mendekati Daddynya.

"Ada apa dad? Kenapa Daddy menangis?" Tanya Dery yang berjongkok di depan Johnny.

"A-adek Der, adekk hiks E-echan didalem"

Mendengar jawaban johnny membuat semua orang selain Jeffrey terpaku.

"A-adek?" Tanya ulang Dery.

"Iya adek, adek masih hidup, bang" jelas Johnny.

Tarikan Johnny rasakan pada kerah jasnya. Itu istrinya, Ten. Johnny melihat Ten yang sudah berurai air mata.

"Jangan berbohong!" Bentak Ten.

"Tidak, aku tidak berbohong. Adek beneran masih hidup" sanggah Johnny dengan cepat

Ten menggelengkan kepalanya tak percaya hingga Jeffrey memberi tahu semua yang hari ini dia dan Johnny lalui.

Setelah mendengar penjelasan Jeffrey, Ten langsung menangis histeris. Sampai Taeyong, istri Jeffrey menenangkannya.

Semua orang disitu menangis, tak terkecuali kedua anak Jeffrey.

"Jev, ini beneran?" Tanya Marvie tak percaya.

"Bener, bang" Jevan kembali memastikan kebenaran itu pada sang kakak.

Marvie merasa tubuhnya melemas hingga akhirnya dia terduduk di lantai rumah sakit itu. Marvie merasa dia ingin senang atau sedih. Senang karena Echan-nya masih hidup tapi juga sedih karena saat Echan-nya ditemukan malah berada di rumah sakit.

Lima belas menit berlalu masih dengan tangisan Ten, pintu ruang UGD terbuka. Mereka semua mendekat ke dokter yang abru keluar untuk mendengarkan keadaan Haevie.

My Boyfriend is Presiden MahasiswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang