Dear Bagas: Tiga

186 34 48
                                    

Pengen deh punya kehidupan kayak orang-orang; bebas hangout sama temen, punya pacar yang perhatian. Kapan, ya?

—felicia.

***

003. Hukuman

Feli tersenyum saat adik kelasnya menyapa, dia lalu lanjut berjalan ke kelas walau sambil menahan nyeri di punggung dan lengannya.

"Eh, Kak Feli mukanya kenapa? Kok kayak lebam gitu?" Adik kelas yang tadi menyapa bertanya khawatir saat melihat Feli dari dekat.

"Oh, gak kenapa-napa kok, abis kepeleset di kamar mandi," jawab Feli dengan ramah, lalu dia pamit dan melanjutkan langkahnya.

Di lorong anak-anak memperhatikan Feli, luka-luka di beberapa titik wajahnya juga ia yang datang memakai almameter OSIS dan kacamata hitam. Terlihat aneh dan membuat penasaran, tapi Feli tetap berjalan dan tak menghiraukan tatapan tersebut.

Sampai di kelas Feli berpapasan dengan Bagas yang hendak membuang sampah, sepertinya cowok itu sedang kebagian piket, lalu seperti biasanya, Bagas tampak cuek pada Feli.

"Pagi-pagi pake kacamata item, mau ngelenong, Neng?" Adit bertanya dengan nada mengejek.

Feli hanya menjulurkan lidahnya tanda tak peduli, dia lanjut berjalan ke bangkunya dan mendapati Liora tengah mengerjakan sesuatu di meja  Ariza.

"Lagi pada ngapain?" tanya Feli seraya menaruh tasnya ke bangku.

"Ngerjain pe-er Sejarah Indonesia, Fel. Gue lupa banget anjir!" jawab Liora dengan nada panik.

"Pe-er?" Feli terdiam sebentar, kemudian teringat jikalau dia belum mengerjakannya, bisa habis riwayat Feli kalau ketahuan Pak Jojo.

"Lo belum juga, ya?" Ariza menangkap wajah cemas Feli.

"Iya, gue lupa. Kemarin pulang malem ‘kan, Za," ucap Feli seraya mengeluarkan buku LKS-nya.

"Ya udah buru kerjain, kebetulan cuma PG doang pe-ernya, tapi banyak sih sampe 50," titah Ariza seraya berpindah duduk ke samping agar Feli ikut mencontek dengan Liora.

Ariza itu baik, tidak pelit ilmu, apalagi soal contekkan. Asal dibelikan cilok Mang Ujang, Ariza akan dengan senang hati memberikan contek. Baginya makanan adalah nomer satu.

Sementara itu, Feli langsung mengerjakan pe-ernya dengan cepat, dan Ariza yang sedari tadi memperhatikan wajah Feli lantas bertanya, "Muka lo kenapa deh? Kayak abis dipukulin."

Liora yang sedang fokus langsung mendongak menatap Feli. "Oh My God! Feli! Muka lo kenapa pada bonyok begitu?!" teriak Liora yang langsung menyita perhatian anak-anak di kelas terutama Bagas yang baru selesai piket.

"Berisik, Liora! Gue gak kenapa-napa!" balas Feli seraya membalik badannya menghadap Ariza, dia tidak mau orang lain melihat wajahnya.

"Gak kenapa-napa gimana? Itu bibir lo—"

"Selamat pagi, Anak-Anak!"

Liora mendadak diam karena suara Pak Jojo terdengar horor di telinga, sedangkan Feli yang baru mengerjakan 20 PG langsung mengumpat dalam hati. Feli harus pasrah kali ini dihukum guru killer itu.

"Pagi, Pak!"

Ketua kelas memberi intruksi untuk memberi salam dan lanjut berdoa sebelum belajar, sebelum akhirnya Pak Jojo langsung menyuruh Bima—ketua kelas—mengumpulkan pe-er minggu lalu.

Liora sisa 5 soal dan dia langsung dengan asal mengisinya, sedangkan Feli, sebelum Bima menghampiri bangkunya ia sempat mengisi 10 soal dan kini bukunya sudah terkumpul—tanpa selesai—di meja Pak Jojo.

Dear Bagas: Ayo Balikan! 2023 ✓ | PROSES TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang