Figuran Ketos [E N D]

🐼Figuran Ketos🐼

⚠️typo bertebaran

H a p p y   R e a d I n g
.

.

.

32. still...

Beberapa bulan kemudian…………………..

Tidak terasa Ayara dkk akan berada di kelas duabelas SMA, sedangkan Arsen dkk akan lulus. Besok adalah hari kelulusan untuk para kelas duabelas KHS dimana Arsen dkk akan menjadi alumni sekolah tersebut dan mengejar mimpinya masing – masing.
Ayara sudah melepaskan masa jabatannya sebagai ketua osis karna dirinya akan fokus pada belajarnya di kelas duabelas ini. Sebenarnya kepala sekolah meminta Ayara untuk tetap menjadi ketua osis tapi, Ayara menolak karna takut tidak terfouskan baik dalam belajar maupun ber organisasi.

Hari ini Ayara sedang berdiri di taman dengan danau indah di depannya. Cuaca hari ini cerah dan tidak terlalu panas maupun dingin. Dengan style sederhananya, atasan kaos putih lengan pendek dengan celana kulot crinkle berwarna coklak susu dan sandal tali yang menambah tingginya 3 cm, tidak lupa tas selempang putih yang menambah kesempurnaan style hari ini.

Ayara duduk di bangku taman dengan tangan yang sibuk melihat jam di hp nya daritadi. Kakinya yang terus bergerak walaupun sedang duduk dan bibirnya yang terus dia gigit pertanda gugup. Tiba – tiba tepukan pelan dibahu kanannya sedikit membuat Ayara terkejut.

“Sorry, udah nunggu lama?” suara berat namun sedikit terengah – engah dan khawatir.

“Engga kok kak. Sekitar lima menitan? Belum lama pokoknya.” Ayara menjawab dan menyuruh laki – laki itu untuk duduk di sampingnya. Keheningan meyelimuti kedua orang yang menatap air danau di depannya.

“Makasih karna mau datang.” Karna lelah dengan kesunyian ini, akhirnya laki – laki itu membuka percakapan duluan dengan tatapan masih memandang air danau di depannya.

“Gapapa ka. Emang udah seharusnya ini di bicarakan. Aku rasa kita harus selesaikan ini secepatya kan?” Ayara mengambil dalam nafasnya lalu menatap ke atas langit yang cerah itu. “Antara aku dan kak Deon……masalah kita. Aku gak mau kita terlalu sakit terutama aku gak mau kak Deon…”

Ucapan Ayara terhenti dan menoleh ke samping tempat Deon duduk. Deon memandang langit cerah itu bersama dengan gadis yang dimana dulu mereka saling mencintai. Mendengarkan suara gadisnya yang sekarang sudah mulai dewasa dalam menghadapi suatu hal. “Aku gak mau kak Deon jatuh dan gak mau kak Deon semakin sakit.” Suara itu membuat bibir Deon sedikit tersenyum tipis---sangat tipis sehingga Ayara tidak melihatnya. Deon menoleh untuk menatap lawan bicaranya----gadisnya? Menelusuri mata indah dan cerah mantan gadisnya itu---mantan gadisnya? Mata yang pernah menatapnya penuh cinta, mata yang pernah menatapnya penuh kasih sayang, mata yang dulunya selalu dirinya ingin tatap….dan mata yang dulu pernah menangis untuk pertama kalinya. Sekarang itu semua hanya akan menjadi kenangan…? Deon tersenyum teduh dan mengambil nafasnya dalam – dalam.

“Hm.” Bolehkah dirinya menatap gadis di depannya lebih lama? Bolehkan dirinya mengelus pipi itu? Dan bolehkah dirinya memeluk gadis di depannya? “Tapi aku udah terlalu dalam Ay. Sangat dalam bahkan gelap, sulit…” Membuang nafas beratnya dan Kembali menatap air dananu di depannya.
“…tapi aku akan coba, aku akan coba untuk keluar dari hal itu.”