BAB 84 [Selamat Hari Ibu, Bunda!]

92 15 14
                                    

Assalamualaikum 💜

Hallow!
Selamat datang di cerita AKI.

Maaf kalau masih ada banyak sekali kekurangan baik dari kosah kata, penempatan tanda baca, dan lainnya.
Silakan tegur saya jika di rasa ada yang tak sesuai 💜

Selamat menikmati! Semoga suka!
______________________________________

Semoga Zia dan Zian bahagia jadi anaknya Bunda yang nggak sempurna ini.

Aiza

***

Happy Reading💜✨

****

Aiza melirik jarum jam yang ada di dinding ruangannya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Yasudah saya pulang dulu ya, Na. Tolong handle semuanya, saya nggak mau kejadian tadi terulang kembali, faham?" kata Aiza pada Naya, salah satu karyawan kepercayaannya di toko kue miliknya dan Mira.

"Iya, Bu. Maaf atas kejadian kurang mengenakkan yang tadi ya, Bu." Naya berucap sepenuh hati, dari lubuk hati yang paling dalam ia benar-benar merasa tidak enak dengan pemilik toko kue tempatnya bekerja, ia merasa sudah sangat mengecewakan Aiza karena kecerobohan yang dibuat oleh timnya.

Aiza mengangguk. "Tolong lebih di awasi lagi ya, Na, sebelumnya terima kasih." Aiza tersenyum di akhir kalimat lalu meraih tas selempangnya di atas meja.

"Baik, Bu."

"Assalamualaikum?"

"Waalaikumussalam. Hati-hati, Bu." Pesan Naya yang di balas dengan senyuman dan anggukan oleh Aiza. Setelahnya perempuan itu keluar dari dalam ruangannya dan berjalan keluar dari dalam toko.

"Hufttt ... Astagfirullahaladzim ...." Aiza menghembuskan nafas kasar setelah berada di dalam mobil. Hari yang lumayan berat karena ada beberapa masalah di tokonya yang membuat kepalanya berdenyut nyeri.

Setelah lima menitan Aiza mencoba menenangkan diri, perempuan itu langsung memacu kuda besinya membelah hiruk pikuk jalanan. Tadi ia sudah berjanji akan menjemput Zia jam delapan malam, namun sepertinya kali ini ia tidak bisa memenuhi ucapannya.

Lima belas menit kemudian kuda besi berwarna putih yang dikemudi Aiza sudah sampai di halaman rumah dua lantai dengan nuansa warna putih ini.

Aiza keluar dari dalam mobil lalu berjalan menuju rumah tersebut.

"Assalamualaikum?" ucapnya setelah menekan bel rumah.

Selang beberapa detik kemudian pintu dibuka, menampakkan sosok lelaki bertubuh jangkung dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung hingga ke siku lalu di padukan dengan celana bahan berwarna hitam.

"Waalaikumussalam."

Aiza tersenyum tipis mendapati lelaki yang tengah berdiri di hadapannya.

"Mas, maaf Aiza terlambat jemput Zia, tadi ada sedikit kendala di toko." Ada perasaan bersalah yang bergelayut karena Aiza tak dapat memenuhi ucapannya tadi sore.

Kemarin Arfan sempat izin kepadanya kalau lelaki itu mau mengajak Zia dan Aleena untuk mendatangi taman yang baru dibuka beberapa hari yang lalu yang kebetulan letaknya tak jauh dari komplek perumahan Arfan. Aiza memberi izin, tadi setelah ashar Arfan dan Aleena menjemput Zia, ia juga mengatakan jika kemungkinan mereka bertiga akan sampai bada isya baru Arfan bisa mengantarkan kedua gadis kecil pulang. Karena kebetulan malam nanti Aiza yang bertugas mengontrol kondisi toko kuenya, jadi dia mengatakan pada Arfan kalau Zia tak perlu diantarkan, biar dia yang menjemput di rumah Arfan, tanpa berfikir panjang Arfan pun menyetujuinya.

Assalamu'alaikum Ketiga ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang