BAB 26 [Ice Prince Al-Mukmin Rapuh]

1.2K 69 2
                                    

Jangan pernah katakan kalau kamu mempunyai masalah yang besar,tetapi katakanlah kamu mempunyai Allah yang lebih besar daripada masalahmu.

Ustadz Faruq

****

Author pov

"Assalamualaikum?" Salam Khadijah sembari membuka pintu asrama.

"Waalaikumsalam" jawab Aiza sembari mengusap air matanya.

"Ada apa Kha?" Tanya Aiza yang mendekati Khadijah yang tengah memasukkan mukena dan Al-Qur'aanya ke dalam tas kecil yang biasa ia bawa.

"Kha ada apa?" Tanya Aiza Khawatir karena melihat air mata Khadijah yang terus menetes.

"Kha ada apa?bilang sama aku?" Ucap Aiza.

"Hiks..." isak Khadijah yang sudah mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.

"M...Mas...Mm...Mas Arfan,hiks hiks" tangis Khadijah akhirnya pecah.

"Ya Rabb,G-Gus Arfan kenapa Kha?" Tanya Aiza khawatir.

"Mas Arfan,hiks...Mas Arfan,hiks hiks"

"Ya Allah ada apa Kha,bilang sama Aiza,perasaan Aiza udah ngga enak" ujar Aiza sembari mengusap butiran bening yang sudah lolos dari kedua manik hitamnya.

"Kha mau ke rumah sakit" kata Khadijah.

"Ngapain ke rumah sakit?ada apa?ngomong yang jelas sama Aiza,jangan bikin Aiza bingung kayak gini Kha" kata Aiza dengan memegang pundak Khadijah.

"Mmm...Mas Arfan,Mas Arfan-"

"Mas Arfan sakit,dia pingsan.sekarang mau di bawa ke rumah sakit" jelas Khadijah yang membut Aiza menutupi mulutnya dengan kedua telapak tanganya.

"Ya Allah,kok bisa?" Tanya Aiza dengan suara bergetar menahan tangis.

"Nggak tau,mukanya pucet banget" kata Khadijah dengan mengusap air matanya.

"Allah..." ucap Aiza bersamaan dengan tubuhnya yang luruh ke lantai.

Lidah Aiza sudah kelu untuk berucap, hanya isakan kecil yang terdengar air mata itu menerobos dengan begitu sombongnya.

"Kha pamit Za,udah jangan nangis lagi.bantu do'a ya" ujar Khadijah yang meminta Aiza agar tidak menangis, tapi dirinya sendiri malah mengencangkan tangisnya.

"Assalamualaikum?" Salam Khadijah yang di lanjutkan dengan mencium punggung tangan Aiza sebelum ia keluar dari dalam asramanya.

"Waalaikumsalam warahmatullah" jawab Aiza lirih.

Setelah Khadijah pergi barulah ia benar-benar memecahkan isak tangisnya,masih dalam posisi duduk dengan tangan yang memeluk lututnya dan wajah yang di tenggelamkan di atas lututnya.

Sudah memasuki menit ke dua puluh Aiza masih setia dalam posisi yang sama,berbagai macam perasaan seperti rasa sedih,takut,cemas dan khawatir di kombinasikan kemudian di rasakan sendiri olehnya.

Di menit ke dua puluh satu barulah Aiza bangkit dari duduknya kemudian ia berwudhu dan membuka mushafnya.ia melantunkan ayat-ayat Allah sebagai obat dari hatinya yang tengah gelisah,takut,dan sedih.

Bukankah kalian juga tau bahwa salah satu fungsi dari Al-Qur'an itu sebagai As-Syifa (obat).

Entah sudah beberapa kali dan sudah berapa lama Aiza mengulang-ulang dalam melantunkan surah kesukannya yang ada di dalam Qur'an.

"Sodakallahuladzim" ucap Aiza mengakhiri ngajinya yang di lanjutkan menutup mushaf berwarna biru muda itu.

Netra Aiza melirik ke arah jam weker yang ada tertengger di atas nakas,dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 23:42.

Assalamu'alaikum Ketiga ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang