Floretta memandang rumah sederhana bercat putih, tidak ada pagar rumah bahkan rumah ini sangat berjarak dengan rumah yang lainnya sehingga sangat memudahkan Flo untuk masuk tanpa di curigai siapa pun. Setelah yakin jika rumah yang di depannya adalah tujuannya, Flo berjalan menuju pintu masuk, saat mencoba membuka pintunya ternyata terkunci.
Ya mana mungkin pintunya tidak di kunci, dasar bodoh. Flo merutuki dirinya, tangannya memukul pelan kepalanya. Seolah mendapat pencerahan ia teringat keahlian Lariana, tangannya sibuk mengorek-ngorek isi tas mencari-cari jepit rambut. Mata bulatnya berbinar, ia menciumi jepit rambut itu berkali-kali lalu melancarkan aksinya.
Setelah yakin berhasil, Floretta membuka kembali pintu tersebut dan voila, pintu terbuka. Flo tersenyum bahagia, ia mulai menjelajahi isi rumah tersebut mencari sesuatu yang pernah Ayahnya ceritakan.
Dua jam berlalu tetapi Floretta tidak menemukan apa pun, ia mulai berpikir ia telah salah masuk rumah. Jika itu benar maka Flo akan mendapatkan masalah lagi, kedua mata Flo tidak sengaja menatap pintu-pintu seperti pintu lemari yang terpasang di bawah tangga saat membukanya Flo melihat beberapa kardus yang menumpuk, Flo berusaha menyingkirkan kardus-kardus tersebut dan akhirnya ia menemukan yang di carinya.
Setelah kardus-kardus tersingkirkan, Flo melihat jelas lantai kayu yang bisa di angkat, dan itu merupakan jalan penghubung menuju ke mansionnya.
Dulu Floretta tidak sempat mencari bukti untuk membebaskan Ayahnya, karena sudah tertangkap dan di kurung oleh Xander. Tetapi sekarang Flo akan memupuk keberanian untuk membela Ayahnya, meski ayahnya tahu jika dirinya tidak bersalah ia bahkan tidak membantah tuduhan Xander karena ayahnya sangat mengkhawatirkan keselamatan Floretta.
Floretta segera membuka lantai kayu tersebut, hingga ia dapat melihat tangga menuju bawah tanah. Flo menyalakan lampu senter yang ia dapatkan saat menjelajah rumah ini. Setelah mencoba untuk berani, Flo mulai menuruni tangga setelah berjalan agak jauh Flo merasa jika jalan yang dilaluinya semakin besar hingga ia menemukan pintu tertutup rapat pintu tersebut tidak di kunci manual tetapi menggunakan kunci otomatis. Flo harus memasukan kode agar pintu terbuka, karena tidak mungkin Flo menggunakan sidik jari. Jelas saja sidik jari ayahnya yang pasti terdaftar.
Sebelum memasukan kode, Flo berpikir sejenak untuk mengingat angka-angka penting yang sering di gunakan ayahnya.
Floretta mengingat saat dirinya pernah meminta saran pada ayahnya tentang kata sandi yang hanya meraka berdua tahu.
Saat itu Floretta berusia tujuh belas tahun, ia telah mendapatkan kartu indentitas diri. Amelia akan mengajaknya ke bank untuk membuka rekening, tetapi ia terus berpikir tentang kata sandi apa yang akan di pakainya untuk kartu atmnya. Karena ia sadar diri jika dirinya ceroboh dan mudah lupa.
Jared yang melihat anaknya murung bertanya pada Flo, "Anak ayah kenapa melamun di sini?"
"Besok Mama ajak aku ke bank mau buat atm, tapi aku bingung nanti bikin sandinya."
"Hmmm." Jared bergumam, ia juga tahu anaknya pasti takut lupa sandi atmnya sendiri.
"Flo tahukan jarak antara Andromeda sama Bulan?"
Floretta mengangguk, karena Andromeda merupakan rasi bintang kesukaan Ibunya, sejak kecil Amelia sering menceritakan tentang Andromeda kepada Flo karena sering diulang-ulang Flo jadi mengingatnya.
"Pakai angka itu aja, Ayah juga pakai angka itu. Tetapi Flo tidak boleh bilang siapa-siapa ya?"
"Kenapa?" Tanya Flo penuh rasa ingin tahu.
"Karena ini rahasia antara ayah dan anak."
"Ibu sama Xander juga ga boleh." Floretta memicingkan matanya, masih menatap Ayahnya.
Jared mencubit gemas hidung anaknya, ia berkata dengan tegas. "Tidak boleh! Hanya kita berdua." Akhirnya Flo mengangguk patuh, dan tidak pernah mengatakannya pada siapa pun.
Floretta mencoba memasukan kata sandi yang di ingatnya, perasaannya sedikit was-was takut jika angka di masukannya salah.
Tetapi ternyata angka tersebut berhasil membuka pintu di depan Flo, tangan kanan Flo mendorong pintu di depannya. Kedua mata Flo terbelalak ketika melihat ruangan di balik pintu yang baru saja dia buka.**
04-06-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru Haru
FantasyLariana memiliki ingatan tentang kehidupan pertamanya, Tuhan mungkin sedang menghukumnya sehingga ia memiliki ingatan yang utuh tentang kehidupan pertama sebagai Floretta Brown. Floretta Brown anak satu-satunya dari keluarga Brown, egois, sering men...