Kebun binatang yang baru saja di buka di kota Are, selalu membuat gaduh teman-teman kelasnya. Mereka akan menceritakan pengalaman bertemu banyak binatang, tidak lupa bercerita tentang orang tuanya yang selalu menemani.
Meski Alexander sangat ingin pergi, tetapi ia cukup maklum dengan orang tuanya yang selalu sibuk. Hingga saat itu ayahnya menjanjikan akan pergi ke kebun binatang di kota Are jika Alexander menjadi peringkat pertama di hari kelulusan sekolah dasarnya.
Alexander menyanggupi tantangan ayahnya, Xander yang tidak pernah belajar pun akhirnya belajar dengan giat agar menjadi yang pertama. Selama ini Xander selalu menempati posisi ke enam di kelasnya. Ia tidak pernah ingin berada di lima besar karena menurutnya itu sangat merepotkan.
Satu bulan telah berlalu sejak dia dinyatakan sebagai peringkat pertama, orang tuanya selalu sibuk dan mengatakan akan segera mengajaknya pergi. Alexander yang mulai muak memutuskan untuk pergi sendiri ke kota Are, meski tanpa kedua orang tuanya Alexander berusaha bersenang-senang dan mengunjungi lokasi yang selalu di ceritakan teman-temannya.
Melihat kedua orang tuanya yang sudah berdiri di pintu keluar, Alexander berwajah masam. Bahkan saat keduanya berusaha mengajak berbicara, Xander tetap diam dan mengacuhkannya ia lebih memilih berpura-pura untuk tidur hingga di tengah perjalanan ia merasakan benturan pada mobil yang di tumpanginya.
Alexander menatap kedua orang tuanya yang sudah berlumuran darah, Ibunya yang bahkan terus memeluknya mencoba melindungi Alexander.
Ketika ia melihat pintu mobil di buka, Xander sangat senang akan ada yang menolong mereka, tetapi saat merasakan kedua tangan yang menutup telinganya, ia memandang heran ke arah ibunya mencoba meminta penjelasan, sang Ibu hanya tersenyum sambil menangis. Tak lama suara tembakan terdengar, Xander terkejut ketika kedua tangan Ibunya terlepas begitu saja dan melihat darah terus mengalir dari tubuh Ibunya.
Kedua mata Xander mengintip, ia melihat beberapa orang berpakaian hitam dan memakai penutup wajah mengelilingi mobil mereka.
Samar-samar Xander mendengarkan suara seseorang yang tengah berbicara.
"Misi selesai, Hanya tikus kecil yang tersisa."
Sebelum kehilangan kesadarannya yang Xander lihat adalah pelaku penembak orang tuanya memakai kalung merpati terbang.
Saat terbangun Alexander sudah berada di rumah sakit dengan seorang laki-laki dewasa yang mengatakan jika ia adalah sahabat ayahnya.
Alexander tidak banyak berbicara, ia sangat menyesal telah pergi ke kota Are hingga membuat orang tuanya meninggal. seandainya hari itu ia tidak pernah pergi mungkin orang tuanya akan tetap hidup, bahkan ia tidak akan mempermasalahkan meski mereka jarang bertemu.
Setelah kehilangan kedua orang tuanya Alexander tinggal bersama keluarga Brown. Ia sangat ingat pertama kali datang ke mansion mereka, Xander di sambut oleh seorang gadis kecil memakai baju princess berwarna pink dengan mahkota di atas kepalanya tersenyum memamerkan gigi tengah yang ompong ke arah laki-laki di samping Xander.
Jared Brown, memeluk sang anak dan menggendongnya. Kedua mata gadis kecil itu menatap penasaran ke arah Xander.
Xander melihat kedua nya tengah berbisik dan membicarakan sesuatu, ia hanya diam saja bagai patung tidak berminat sama sekali. Sejak saat itu, gadis kecil yang di perkenalkannya bernama Floretta Brown selalu mengikutinya kemana pun Xander pergi dam selalu mengatakan meraka akan menikah jika sudah dewasa nanti.
Jared Brown dan istrinya tidak pernah membeda-bedakan Xander, mereka selalu memperlakukan Xander dengan baik.
Hingga saat Xander duduk di bangku SMA, sebuah surat di kirim ke mansion Brown tanpa pengirim ia terima. Di dalam surat mengatakan jika pembunuh orang tuanya berada sangat dekat dengannya.
Diam-diam Alexander mulai menyelidiki kasus orang tuanya, semua bukti yang ia dapatkan mengacu pada satu orang yaitu Jared Brown.
Alexander Winston memutuskan untuk mengumpulkan kekuatan terlebih dahulu sebelum balas dendam kepada Jared Brown.
Untuk mendapatkan kekuatan, Xander sengaja bergabung dengan organisasi dunia bawah di negara Eighth.
Setelah berhasil menghancurkan perusahaan milik keluarga Brown dan menyeret Jared ke penjara. Perasaan bahagia tidak ia rasakan sama sekali, lalu ia mendengar Amelia Brown bunuh diri.
Alexander segera meninggalkan pertemuan pentingnya, setelah ia tiba di mansion Brown.
Xander melihat Floretta tengah menangis dan memeluk Ibunya berlumuran darah.Melihat gadis itu menangis dan tidak sadarkan diri berkali-kali. Hatinya terasa sakit, Floretta bagaikan mayat hidup hari itu.
Alexander sangat menyesal, Amelia Brown yang selalu menyediakan susu hangat sebelum ia tidur, selalu menanyakan bagaimana hari yang ia lalui, Amelia yang akan selalu tersenyum dan mengajaknya berbicara meski Xander tidak pernah merespon apa pun. Dengan kedua matanya ia melihat wanita itu terkubur ke dalam tanah.
Dengan perasaan menyesal hari-hari yang di laluinya menjadi berat, hingga ia mendapat kabar dari pihak kepolisian jika Jared Brown terbukti tidak bersalah sama sekali.
Pelaku utamanya adalah Adik kandung Grey Winston sendiri, yaitu pamannya Gene Winston.
Saat berada di pemakaman orang tuanya, tidak sengaja Xander bertemu dengan Jared Brown yang sepertinya tengah berkunjung. Ia tidak berani mendekat.
Setelah menyelidiki ulang kasus orang tuanya, Alexander tidak berani menatap Jared Brown."Maaf, seharusnya Paman sudah menceritakan ini sejak lama pada mu." Ucap Jared pandangannya masih melihat ke makam milik sahabatnya, ketika ia mendengar suara langkah kaki mendekat dan berhenti Jared yakin itu adalah Alexander.
Xander memalingkan wajahnya, tangannya mengepal kuat bayangan Amelia Brown yang berlumuran darah memasuki pikirannya. Seandainya ia lebih teliti dan tidak terburu-buru meyakini bukti yang ia dapatkan, seharusnya Amelia masih hidup.
"Alasan paman membuat mu bertunangan dengan Flo agar aku bisa menjadi wali sah mu di mata hukum." Jared berbalik, ia menatap ke arah Xander. Anak sahabatnya itu sudah dewasa, sepertinya ia tidak lagi membutuhkan laki-laki tua sepertinya. Janjinya untuk melindungi anak itu hingga dewasa kini sudah tuntas.
Di negara Eighth sendiri jika ingin menjadi wali sah seorang anak di bawah umur harus memiliki hubungan, entah itu hubungan kekeluargaan karena darah atau hubungan kekeluargaan yang di ciptakan seperti pertunangan atau pernikahan. Jared tidak bisa mengadopsi Xander karena anak itu masih memiliki kerabat yang sah, ia memilih untuk mentunangkan Xander dan Flo berbekal surat wasiat sahabatnya yang mengatakan mereka berdua harus bertunangan.
"Jika aku memang menginginkan uang, mungkin hingga sekarang perusahaan ayahmu tidak akan aku serahkan." Jared terkekeh sendiri mendengar ucapannya, suaranya begitu tenang seolah-olah hal yang di lontarkan tidak menyakiti dirinya sama sekali.
"Bukankah kamu bisa mengecek sendiri selama aku yang mengelola perusahaan ayah mu, apakah aku mengambil uangnya atau tidak." lanjutnya.
"Setelah kamu memetuskan pertunangan dengan Flo, Paman berniat akan menceritakan semuanya, tapi sepertinya bajingan itu telah lebih dulu menipumu." Jared menghela napas, ia memandang Xander yang masih memalingkan muka tidak mau menatapnya.
Jared melangkah mendekati Xander dan memeluknya, "Berbahagialah Xander, jangan terbakar oleh dendam."
"Aku dan Amelia memaafkanmu." Lirih Jared, ia menepuk-nepuk pundak Xander. Lalu pergi meninggalkan Xander sendiri.
***
07-06-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru Haru
FantasíaLariana memiliki ingatan tentang kehidupan pertamanya, Tuhan mungkin sedang menghukumnya sehingga ia memiliki ingatan yang utuh tentang kehidupan pertama sebagai Floretta Brown. Floretta Brown anak satu-satunya dari keluarga Brown, egois, sering men...