Sepertinya hari ini sangat melelahkan bagi Zerrin, bayi kecil itu kini sudah tertidur dalam box bayi. Floretta yang melihat anaknya sudah terlelap hanya tersenyum.
Dengan perlahan dia keluar dari kamar dan berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun. Floretta berjalan menuju dapur, mengambil dua gelas lalu membuat minuman herbal untuk ayahnya dan juga Bibi Elena.
Floretta membawa kedua gelas tersebut menuju ruang tamu, ayahnya sedang menonton bola sedangkan Bibi Elena tengah merajut di tempat duduk favoritnya yang berada di sudut ruangan.
"Zerrin sudah tidur?" Tanya Jared, tatapannya masih terfokus kepada televisi yang sedang menayangkan pertandingan club favoritnya.
Floretta hanya mengangguk lalu meletakan kedua gelas di atas meja, ia menghempaskan dirinya sendiri di atas sofa ikut bergabung dengan sang ayah.
"Apa telah terjadi sesuatu?" Tanya Jared, kali ini ia mengalihkan tatapan dari layar televisi dan menatap ke arah putrinya. Sejak Floretta pulang, Jared melihat putrinya terus menerus melamun dan tidak fokus, bahkan saat membantu Elena yang sedang memasak untuk makan malam Floretta melukai jarinya sendiri. Bahkan saat mengatakan hasil tangkapan Ikannya, Floretta tidak terlalu mendengarkan apa yang Jared ceritakan. Putrinya hanya sesekali tersenyum dan kembali melamun.
Mendengar pertanyaan ayahnya, Floretta terdiam. Dia sendiri bingung cara menjelaskan tentang kemungkinan Alexander yang sudah mengetahui keberadaan mereka.
Jared masih setia menatap putrinya. Dia tidak ingin mendesak Floretta.
Elena yang fokus merajut baju untuk Zerrin pun terhenti dan menatap ke arah duo ayah anak di depannya. Ia menatap Floretta yang kini malah kembali melamun bukannya menjawab pertanyaan ayahnya. Entah apa yang tengah di pikirkan oleh Ibu satu anak itu, kedua tangan yang tertumpu di atas paha kaki tengah memainkan kukunya. Sejak kehilangan Ibunya, Elena kerap kali melihat perubahan dalam diri Floretta seperti sekarang, Floretta tengah memainkan kuku kuku jarinya. Kegiatan yang selalu Floretta lakukan jika dirinya merasa gelisah atau terlalu banyak pikiran.
Menghela napas kasar, Jared mengenggam tangan Floretta. Ia tahu sekarang anaknya sangat gelisah dan ketakutan.
Floretta tersentak saat merasakan tangannya digenggam. Ia lalu menatap ayahnya dengan kebingungan.
"Ayah berbicara sesuatu?" Tanya Floretta.
"Apa terjadi sesuatu di toko?" Jared mengulang pertanyaannya.
"Ayah..." Floretta tidak mengerti, semua perkataannya seperti tertahan di ujung lidah. Dia hanya menatap Jared, perasaannya begitu gelisah, Floretta menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.
"Ayah selalu disini." Jared lebih menggenggam kuat tangan anaknya, tidak sampai menyakiti hanya untuk meyakinkan Floretta jika dirinya tidak pernah sendirian. Dia masih memiliki ayah yang bisa di andalkan.
Perasaan hangat dan nyaman kini Floretta mulai rasakan ketika ayahnya menggenggam kedua tangannya seolah memberikan kekuatan.
"Sepertinya Alexander sudah mengetahui keberadaan kita."
"Aku sangat takut dia mengambiil Zerrin."
"Oh Tuhan." Lirih Elena cukup terkejut mendengar ucapan Floretta. Satu hari sebelum Amelia Brown memutuskan bunuh diri, Amelia dan Elena sempat berbincang. Amelia meminta Elena untuk selalu menjaga Floretta apa pun yang terjadi. Elena mengangguk setuju, meski saat itu banyak pelayan yang juga kebingungan dengan kondisi keluarga Brown dan memilih untuk berhenti. Elena berjanji kepada Amelia akan selalu berada disisinya nyonya nya apa pun yang terjadi. Elena sangat berhutang budi kepada Amelia yang telah menyelamatkan hidupnya dari kejamnya sang ayah yang akan menjualnya kepada bandot tua saat dirinya masih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru Haru
FantasyLariana memiliki ingatan tentang kehidupan pertamanya, Tuhan mungkin sedang menghukumnya sehingga ia memiliki ingatan yang utuh tentang kehidupan pertama sebagai Floretta Brown. Floretta Brown anak satu-satunya dari keluarga Brown, egois, sering men...