Alexander tahu ketika Floretta mengancam tidak akan pernah melihatnya lagi, itu tidak akan seperti ancaman-ancaman sebelumnya yang berakhir seperti omong kosong. Dalam pikirannya saat itu, sekalipun Flo pergi ia pasti akan segera menemukannya. Alexander memiliki Rales, ada Dean yang akan membantunya untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Satu tahun telah berlalu Alexander masih tidak menemukan petunjuk apa pun mengenai kemana perginya Floretta. Dean bahkan sudah mengerahkan bawahannya untuk menemukan Floretta, Alexander juga masih selalu memantau pergerakam keluarga Grissham terutama Benedict. Setelah mendapatkan laporan dari mata-mata yang ia simpan di dekat Grissham, tidak satu pun keluarga Grissham mengetahui keberadaam Floretta dan Ayahnya. Mereka juga diam-diam melakukan pencarian terhadap Floretta.
Setiap malam ia akan mencoba melupakan Floretta, kepalanya akan berpikir Leila yang sangat terlihat seperti Ibunya akan menjadi istri yang sempurna untuknya, sedangkan Floretta tidak. Leila yang ingin ia jadikan pengantinnya dan wanita yang akan menemaninya sepanjang hidup bukan Floretta.
Alexander tidak menyukai Floretta, ia hanya menganggapnya adik tidak lebih, Floretta yang keras kepala, sombong dan tidak bisa melakukan apa pun tidak cocok untuk dijadikan Nyonya Winston.Seberapa keras pun ia berpikir Leila yang sempurna tetapi tubuh dan perasaannya mengkhianati pikirannya sendiri, Alexander di tampar kenyataan ketika melihat Leila bersama sahabat laki-lakinya perasaannya biasa saja berbeda ketika ia melihat Floretta bersama Benedict atau pun laki-laki lain tubuhnya seperti terbakar oleh api berkobar, mengingat itu pikirannya kembali melayang mengenang kejadian satu bulan sebelum ia menyeret Jared ke kantor polisi dan menghancurkan keluarga Brown.
Kevin mengatakan ada laki-laki yang datang melamar Floretta, entah apa yang merasuki Xander mendengar berita hal itu ia lantas bergegas pergi ke mansion keluarga Brown. Saat tiba di sana, Elena kepala pelayan mengatakan jika sepasang Brown sedang tidak ada di rumah, hanya ada Floretta yang berada di kamarnya.
Xander menatap Floretta yang tengah tengkurap di atas tempat tidur dan membenamkan kepalanya di atas bantal.
"Apakah kamu menerima lamaran bajingan itu?"
Floretta tersentak, ia bahkan tidak sadar jika mantan tunangannya itu sudah berada di dalam kamarnya.
"Itu bukan urusanmu." Jawab Flo, meski sebenarnya ia sudah menolak lamaran yang datang kepada ayahnya ia tidak ada niat memberitahukannya kepada Xander.
Setelah memastikan kamar Floretta terkunci, Xander melempar jasnya begitu saja dan membuka kemejanya dengan kasar, Floretta yang melihat itu beringsut dan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Dalam satu tarikan ia melepaskan selimut yang menutupi Floretta, lalu ia merangkak dan mengurung Floretta di bawahnya. Floretta yang melihat Alexander menggila, tentu saja melawan ia berusaha menendang dan mendorong dengan kedua tangannya.
"Alexander, Jangan gila!"
Alexander menghiraukan ucapan Floretta, kedua tangannya dengan mudah melucuti baju yang Flo kenakan melihat tubuh Floretta sudah terlihat polos Alexander kehilangan kesabarannya ia mulai mencumbu Floretta dengan kasar tidak perduli Flo melakukan perlawanan, Alexander tetap melakukan keinginannya menjamah setiap titik sensitif Floretta.
Dengan tidak sabar ia segera melepaskan celananya masih tersisa, ketika melihat Floretta sudah siap ia menyatukan tubuh keduanya. Bibirnya melahap bibir Flo dalam ciuman yang begitu sengit, "Ah, Flo." Alexander mengerang ia terus mendorong pinggulnya hingga mendapat pelepasan.
Melihat Floretta yang sudah begitu pasrah tidak melakukan perlawanan dan terlihat menikmati permainan mereka, Alexander kembali menyatukan tubuh mereka.
Floretta kebingungan tidak mengerti apa yang di inginkan Alexander, meski ini bukan pertama kalinya untuk mereka. Tetapi keduanya bercinta saat masih menjalin hubungan, sekarang bukankah keduanya sudah tidak memiliki hubungan apa pun? Bahkan Alexander sudah mengenalkan kekasih barunya di beberapa pertemuan bisnis.
Dan sekarang mereka melakukannya beberapa kali bahkan tanpa pengaman, melihat Alexander tertidur di sampingnya Floretta segera memunggungi laki-laki itu ia menarik selimut dan menutup tubuhnya lalu berkata "Pergilah jika kamu sudah puas." Lirih Flo.
Ketika merasakan tempat tidurnya bergerak, Flo memilih untuk berpura-pura tidur,
Alexander segera bangun dan menatap kekacauan yang telah ia lakukan, ia kembali memakai pakaiannya lalu berjalan ke sisi Floretta yang tengah tertidur.
Alexander menatap Floretta, dan mencium keningnya lalu mencium kedua mata Flo yang terpenjam "Aku memang akan menikahi Leila, tapi kamu tetap akan menjadi milikku Flo."
Setelah memastikan Alexander pergi dari kamarnya, Floretta membuka matanya dan menangis hatinya terasa sakit mendengar ucapan Alexander.
"Alex, kamu disini?" Leila menghampiri kekasihnya yang tengah mematung menatap dirinya dan juga Bliss sahabatnya.
Alexander menghiraukan pertanyaan Leila, ia lebih memikirkan bagaimana perasaannya saat melihat Leila, tidak ada getaran mengebu-gebu ingin menciumnya atau tidak ada hasrat ingin memiliki bahkan darahnya tidak merasakan desiran hangat seperti setiap kali ia melihat Floretta.
"Alex..." Leila menyentuh tangan Alexander dam menatap kekasihnya dengan bingung.
"Leila, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Maaf tidak bisa menemani acaramu hingga selesai." Alexander butuh menenangkan pikirannya, setelah mengingat percintaannya dengan Floretta yang terakhir kali membuat pikirannya semakin kacau. Suara desahan Floretta yang menyebutkan namanya ketika mereka berdua bercinta kini terus berputar di dalam otaknya.
Sepertinya Alexander harus segera memeriksa dirinya kepada Psikiater.Meski merasakan sesuatu yang aneh pada kekasihnya, Leila hanya bisa mengangguk. Leila bisa merasakan perubahan Alexander sejak Floretta pergi. Tanpa banyak bertanya ia mengantar Alexander keluar dari pembukaan salon barunya.
**
Alexander menatap mansion keluarga Brown yang sepi, semua barang-barangnya tertutup kain putih.Butuh waktu satu bulan untuk mendapatkan mansion ini kembali, penghuni sebelumnya telah mengubah beberapa barang melihat itu Alexander sangat marah ia mengatakan kepada Kevin untuk mengembalikan isi mansion Brown seperti semula.
Saat datang Alexander akan selalu ke kamar Floretta, membaringkan tubuhnya di atas kasur berusaha menghirup bau Floretta yang mungkin saja masih tertinggal. Tidak hanya datang ke mansion, Alexander bahkan menugaskan salah satu bawahannya untuk mengawasi makam milik Amelia, mungkin saja nanti Jared akan ke makam istrinya.
Setelah menghabiskan beberapa jam di mansion Brown Alexander melajukan mobilnya menuju Club milik Dean.
"Berikan aku Macallan."
Sang bartender yang sedang bertugas malam ini segera memberikan satu botol Macallan beserat gelas yang sudah berisi es kepada Alexander.
Alexander meneguk langsung minumannya dari botol seolah yang diminumnya hanya air putih biasa, bartender yang melihatnya menatap ngeri teman Bosnya.
"Berikan dua botol lagi."
Melihat suasana hati laki-laki di depannya sedang tidak baik-baik saja, bartender tersebut segera memberika apa yang di inginkan Alexander. Ia tidak ingin mencari masalah dengan salah satu orang yang tidak bisa di singgung di negara Eighth.
Bosnya Dean, bahkan sudah memberi intruksi untuk memberikan apa pun yang di inginkan Alexander jika laki-laki itu datang kemari. Dan jika Alexander terlihat mabuk ia harus segera menghubungi Kevin orang kepercayaan Alexander.
Mengingat titah Dean, bartender tersebut segera menghubungi orang yang bernama Kevin.
**
11-06-23Terima kasih yang sudah baca, vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru Haru
FantasyLariana memiliki ingatan tentang kehidupan pertamanya, Tuhan mungkin sedang menghukumnya sehingga ia memiliki ingatan yang utuh tentang kehidupan pertama sebagai Floretta Brown. Floretta Brown anak satu-satunya dari keluarga Brown, egois, sering men...