Berburu

3.4K 375 12
                                    

Alexander dan Dean kini tengah berada di hutan, keduanya sedang berburu. Salah satu kesamaan mereka adalah suka berburu hewan liar di tengah hutan. Kegiatan berburu sebenarnya jarang dilakukan, mereka hanya akan melakukan kegiatan tersebut satu atau dua kali dalam satu tahun karena kegiatannya cukup banyak menghabiskan waktu, keduanya akan berada di hutan selama satu minggu. Mereka berdua akan berkemah. Tetapi kali ini mereka akan langsung pulang setelah menangkap hewan buruannya.

Setelah yakin senapannya mengarah ke sasaran, Alexander segera menarik pelatuknya.

Dor

Alexander menurunkan senapannya, lalu menoleh ke arah Dean "Katakan Dean, kenapa kau berkhianat?" tanya Alexander.

"Hey, itu buruanku." Teriak Dean, menatap sengit ke arah Alexander.

Mereka berdua sudah sepakat jika Alexander akan menangkap babi hutan, dan Dean akan menangkap rusa.
Jadi sekarang siapa yang berkhianat? dasar Alexander.

Dean menatap rusa yang kini tergeletak tak berdaya, setelah memastikan rusanya tak bernyawa ia segera memikul rusa tersebut ke bahunya.

Pagi-pagi sekali Alexander datang ke rumah, mengajaknya pergi berburu. Vivi istrinya yang mendengar itu tentu saja melotot tidak mengijinkan. Dean yang sudah mengerti maksud dari ajakan Alexander mengangguk setuju. Dia berjanji kepada istrinya hanya akan pergi satu hari, setelah menangkap rusa untuk anaknya tentu saja ia segera pulang. Dean dibuat bingung ingin memberikan hadiah apa kepada putranya yang akan berulang tahun, sepertinya memberikan kepala rusa tidak buruk. Meski ulang tahun yang kedua masih beberapa bulan lagi, tetapi Dean sudah sangat memikirkan hadiah apa yang akan diberikan kepada putranya.

"Alexander, aku tidak berkhianat.
Sejak awal aku hanya mengatakan jika kau bisa menggunakan semua bawahan dan koneksiku."

"Aku memang mengijinkan kau menggunakan semua bawahanku, tetapi aku tidak pernah berjanji untuk membantumu dengan tangan sendiri."

Dean menyeringai, tatapan mengejek ia arahkan kepada Alexander. "Salahkan saja bawahanku yang terlalu bodoh."

"Omong kosong." Ucap Alexander dengan cepat.

"Alexander, kau sudah punya Leila. Untuk apa mencari Floretta. Kau tidak mungkin menggenggam dua wanita sekaligus."
Dean sangat bingung dengan temannya itu yang ingin memiliki dua wanita secara bersamaan, satu saja sudah membuat pusing apalagi dua.

Cukup memiliki satu Vivi disisinya yang selalu menjadikan dirinya sebagai kelinci percobaan, entah percobaan untuk memakan masakannya, atau percobaan sebagai model make up-nya, bahkan dia harus pasrah ketika Vivi menyuruhnya untuk selalu mencium kening Vivi setiap pagi jika terlewat Dean harus siap-siap hanya diberikan punggung saat mereka tidur. Atau Dean yang akan selalu pasrah dengan posisi tidur Vivi yang menurutnya aneh. Jika Dean memiliki dua Vivi itu akan menjadi mimpi buruk yang mengerikan, membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

Mendengar ucapan Dean, Alexander sekuat tenaga menjaga tangannya yang sudah terkepal kuat ingin memukul Dean. Jika Dean pulang dalam keadaan lebam, Vivi mungkin saja akan segera mengacungkan pisau dapur kepadanya.

"Jangan bertele-tele, katakan dimana Floretta." Ucap Alexander, suaranya tajam penuh amarah. Sialan, mengingat sudah seminggu sejak dirinya pulang dari pesta Richard, dia tidak menemukan petunjuk apa pun tentang keberadaan Floretta.

"Kau tahu sendiri, Aku adalah orang yang selalu menepati janji. Percuma saja kau mengancam atau apa pun, aku lebih takut kepada Vivi daripada dirimu."

Dean menoleh dan menatap Alexander, "Kau sudah tahu aku membantu Floretta, seharusnya kau juga tahu keberadaanya sekarang?"

Haru HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang