Kembali

5K 413 0
                                    

Lariana masih mengikuti Truck di depannya, berkali-kali ia menghela napas. Perasaannya menjadi begitu gelisah, entah bahagia atau sedih Lariana tidak mengerti apa yang di rasakannya saat ini.

Meski ia telah mencapai mimpinya membeli rumah di dekat pantai, hatinya merasa janggal. Ia ingin meminum obatnya, obat yang di resepkan oleh psikiater pribadinya tetapi saat ini Lariana masih di jalan karena obatnya memiliki efek mengantuk.

Lariana merasa kepalanya mulai berisik, bahkan ia bisa mendengar suara-suara yang dulu sangat di kenalinya.

"Floretta."

"Floretta."

Ketika suaranya makin tidak terkendali. Karena terus mendengar suara yang berisik, reflek Lariana menutup kedua telinganya dengan tangan yang sedang mengemudikan mobil, akibatnya mobil Lariana hilang kendali, saat ia menyadari kebodohannya mobil hampir menabrak sekumpulan siswa TK yang akan menyebrang, melihat itu ia segera membanting stir hingga ia tidak sadar mobilnya sudah berada di jalur Bus, belum sempat menghindar Bus datang dari arah kiri menabrak mobil milim Lariana. 

Suara benturan mobil dan Bus membuat orang di sekitar berteriak, Lariana yang masih setengah sadar hanya bisa pasrah. Kepalanya sudah berlumuran darah tetapi ia masih bisa mengeluh tentang kapan dunia akan berpihak kepadanya?

Lariana ingin tidur, ia lelah sudah berusaha tetap bertahan menjalanj hidup sebagai Lariana tetapi Tuhan masih tidak mau melihatnya bahagia.

**
Pertama kali membuka mata, yang dapat Lariana lihat adalah perempuan memakai kacamata dengan gaya rambut di cepol dan memiliki poni depan kedua matanya memerah dan tangan yang mengepal tengah berdiri di depannya.

Lariana tidak mengerti situasinya sekarang, seharusnya dia sudah meninggal tetapi kenapa masih hidup? Saat tangan kanannya menyentuh pipi kirinya ia merasakan sakit, sepertinya ia habis di tampar pantas saja sejak tadi dirinya merasa nyeri di wajah dan sedikit berdenyut-denyut. Bahkan sudut bibirnya berdarah, sungguh perempuan di depannya ini meski kecil sangat memiliki tenaga yang luar biasa

Tidak memerdulikan rasa sakitnya, Lariana mencoba mencerna situasinya sekarangnya. Saat pandangannya kembali menatap perempuan di depannya, Lariana terkejut bukan main jantungnya kembali terasa di remas. Perempuan di depannya adalah Leila kekasih dan calon istri Alexander Winston, jika yang di depannya adalah Leila maka dirinya adalah?

Lariana memalingkan muka, menatap jendela di samping kanannya, dengan jelas ia dapat melihat pantulan dirinya sendiri.

"Floretta Brown." lirih Lariana, ia tidak sanggup lagi berdiri. Lariana jatuh terduduk begitu saja, tubuhnya kembali bergetar. Ia telah kembali menjadi Floretta Brown apa Tuhan benar-benar tidak ingin melihat dirinya bahagia?

Saat Floretta masih mengalami Shock, seorang laki-laki datang menuju Leila.

"Leila, kamu baik-baik saja?" Tanya laki-laki itu kepada Leila, ia memutar tubuh Leila untuk melihat apakah kekasihnya itu terluka, setelah memastikan Leila baik-baik saja. Alexander menatap tajam Floretta Brown yang tengah terduduk di lantai, "Floretta, apa lagi yang kamu lakukan?"

"Berani kamu menyakiti Leila, akan kupastikan Ayahmu mengalami hal yang sama." Mendengar ucapan Xander, Floretta melihat ke arah laki-laki itu. Tatapan tajam, suara yang berat dan penuh tekanan di setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar seperti mantra kematian bagi Floretta.

Ayahnya? Ya, benar ayahnya. Lariana bisa melihat kembali ayahnya sekarang.

Mengingat itu ia menjadi menangis, suara tangisannya begitu lirih beberapa pengunjung restaurant yang sejak tadi menjadi pononton menatap iba. Sedangkan Xander tidak perduli, meski Floretta menangis darah sekalipun ia tetap akan menghancurkan keluarga Brown hingga akarnya.

Alexander menggenggam tangan Leila, dan segera mengajak kekasihnya untuk pergi.

**
04-06-23

Hai, Chapter awal-awal dibuat pendek dulu ya..
Ch 5 ke atas di usahakan bakal lebih dari 1000 kata.

Xoxo...

Haru HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang