Part 4

3.6K 294 36
                                    

Happy reading 💖

▪︎▪︎▪︎


Declan berdecak malas, semenjak Papa-nya mengalami kecelakaan dan Bellila serta kakaknya yang lain ikut pindah ke London. Declan mau tak mau tinggal bersama Aslan dan tentunya bersama El karena Erland menitipkannya pada Aslan. Sialnya Declan kala itu sudah mendaftarkan diri pada universitas yang dipilih, jika saja dia belum mendaftar sudah dipastikan Declan akan ikut dan kuliah di London.

Kakinya melangkah masuk kedalam mansion dengan gontai. Wajahnya datar tapi sedikit menunjukan ketidak inginan dirinya untuk tinggal di mansion orang lain.

Suara tawa merdu menggelegar di ruang keluarga. Kaki Declan langsung berhenti melangkah, ketika suara tawa itu terdengar tidak asing di telinganya.

Declan melangkah cepat ke sumber suara, jantungnya berdetak cepat. Sampai pada sumber suara, mata Declan membelalak terkejut. Apa ia tidak salah lihat? Itu adik perempuannya kan? Itu peri kecilnya kan?

"Peri kecil?" Mata Declan berkaca-kaca, bahkan tanpa sadar tas berisikan buku dan laptop jatuh tergeletak di lantai marmer.

"Kakak Declan" Bellila menoleh ke arah kanan, dia melihat Declan yang terdiam kaku.

Bellila langsung turun dari sofa dan berlari menerjang Declan dengan pelukan. "Kakak" Declan masih tidak bergeming ketika tubuhnya di dekat hangat.

"Peri kecil?" Lirih Declan yang masih belum bisa percaya. "Iya kakak"

Mendengar suara merdu dan delapan hangat yang terasa nyata membuat Declan percaya jika yang tengah memeluknya ini adalah Peri kecilnya.

Declan langsung membalas pelukan itu dengan sangat erat. Dia menumpahkan semua perasaan rindu pada adik kecilnya, matanya tak kuasa menahan air mata yang sudah terjatuh.

"I miss you baby....I miss you so much peri kecil" Suara Declan terdengar parau. "Jangan pergi lagi, kakak mohon. Jangan tinggalkan kakak peri kecil" Bellila tersenyum penuh kebahagiaan

"I promise you nggak akan meninggalkan kakak lagi" Bellila ingin melepaskan pelukan untuk mengusap air mata kakaknya, tetapi Declan menggeleng seraya mengeratkan pelukannya.

"Jangan dilepas" Rengek Declan yang tidak rela jika Bellila melepaskan pelukan hangat yang sangat dia rindukan ini.

"Declan jangan memeluk baby Bell terlalu erat" Tegur Lucas yang melihat jika Bellila kesulitan untuk bernafas.

"Diam" Sentak Declan sambil menatap penuh permusuhan dengan Lucas

"Kakak Declan" Tegur Bellila sambil mengelus punggung kakak keempatnya.

"Dia duluan peri kecil" Adu Declan sambil menenggelamkan wajahnya di leher Bellila.

Bellila hanya bisa membuang nafas maklum, "Mau sampai kapan pelukan kaya gini?" Tanya Bellila "Sampai bosan" Ujar santai Declan

"Tapi kaki ku mulai pegal kakak" Bellila tidak berbohong jika kakinya menang sudah mulai pegal. Sedangkan Declan mau tak mau melepas pelukan lalu menuntun Bellila untuk duduk di sampingnya.

Lucas menatap malas Declan yang kembali memeluk Bellila. Karena sudah ada Declan, Lucas mengambil ponsel diatas meja untuk melihat email yang masuk.

Ketika sedang berbincang dengan Bellila, Lucas kebiasaan untuk menaruh ponsel atau memasukkan ponselnya kedalam saku. Itu karena Lucas ingin mendengar setiap kata berkata yang keluar dari mulut adik perempuannya, Lucas paling suka ketika Bellila banyak bicara. Itu sangat menggemaskan dia mata Lucas.

KINBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang