Part 8

2.6K 179 6
                                    

Halo halo

Apa kabar??

Siapa disini yang malem mingguan??? Kalau aku malem mingguan sama kasur dan drakor hehehe

Rekomendasi drakor dong, tapi yang ga ada pelakor-pelakoran. Soalnya aku ga suka. Pokoknya rekomendasi yang menurut kalian bagus aja dah.

Jangan lupa vote dan komen sebelum baca

Dan

Follow ig
@nsall_
@wattpad.nsall

Happy reading 💖

▪︎▪︎▪︎

Suara pintu terbuka membuat Bellila memejamkan mata. Kedua tangannya semakin mengeratkan pelukan kepada boneka kesayangannya, Biri. Bellila takut jika yang datang bukan kakak Lulu melainkan daddy Aslan, sebab jika itu kakak Lulu, Bellila akan sedikit bernafas lega karena kakak keduanya itu paham jika dia mengalami gangguan tidur dan akan sangat sulit untuk tidur. Namun jika itu daddy Aslan, Bellila yakin bahwa kemungkinan daddy akan memarahinya karena belum tidur ketika jam sudah menunjukan pukul dua belas malam.

Namun suara isak tangis dan genggaman lembut di telapak tangan kirinya membuat pelukan eratnya melemas. Isak tangis penuh kesedihan begitu terdengar di indra pendengarannya, tangan pria itu bahkan terasa bergetar. Siapa? Siapa yang menangis?

"Maaf maaf maaf maaf —sayang" Bellila mengurungkan niatnya untuk membuka mata ketika suara parau dari seseorang yang dia kenal. Prince

"Maaf—maaf Bellila. Kakak... kakak telah menyakiti hati kamu, maaf atas semua sikap kakak, sayang" lirih Prince terus menangis seraya menggenggam lembut tangan Bellila.

Prince terus bergumam kata maaf tanpa henti. Setelah hari ulang tahun Bellila kala itu, Prince tidak lagi muncul di hadapan Bellila bahkan di hadapan keluarganya sendiri. Prince memilih menjauh karena perasaan bersalah, dia memilih menyibukan dirinya dengan banyan pekerjaan tanpa memikirkan bagaimana keadaan tubuhnya yang kian hari semakin kurus.

Bayang-bayang Bellila yang begitu perhatian dan selalu berkata lembut memenuhi pikirannya. Prince merasa begitu bersalah, kala ingatannya kembali berputar memperlihatkan Bellila yang memberikan kotak makan dengan senyum manis, namun dia dengan egoisnya membuat makanan tersebut ke tempat sampah.

Setiap malam Prince dihantui oleh semua kelakuannya pada Bellila, semua yang terjadi terus berputar tanpa ada seseorang pun yang dapat memberhentikannya.

Saat mendengar bahwa Bellila kembali ke Indonesia, Prince ragu untuk menemui Bellila. Dia takut dengan apa yang terus terlintas di kepalanya, bagaimana Bellila mengacuhkannya, bagaimana jika Bellila semakin membenci dirinya, bagaimana jika Bellila menjauh darinya dan ketakutan-ketakutan lainnya yang terus berputar dibenaknya.

"Selamat malam, kakak menyayangimu. Bellila" Prince mengecup dahi Bellila penuh kasih sayang dan cinta. Dengan berat hati, Prince melepaskan gengaman tangannya pada tangan Bellila lalu berbalik meninggalkan kamar adik kecilnya.

Namun belum dua langkah Prince pergi, tangannya digenggam erat membuat langkah Prince terhenti.

"Kakak ingin kemana?"

Prince berbalik memandangi Bellila yang juga tengah menatapnya. Tubuhnya semakin kaku ketika dia kembali melihat senyum manis Bellila.

"Dari semua kakak-kakak Belli, kakak yang paling lama datang" Bellila mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Prince. Tangannya masih setia menggenggam tangan Prince.

KINBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang