Part 5

3.4K 239 39
                                    

Happy reading 💖

▪︎▪︎▪︎


Aslan sebenarnya malas untuk menghubungi Erland dan Oscar, tapi karena permintaan Bellila. Aslan melakukannya, dia menghubungi Erland dan Oscar untuk memberitahukan keduanya bahwa Bellila telah kembali pulang.

Baik Oscar dan Erland, keduanya sangat senang mendengar informasi tersebut. Erland yang memutuskan untuk tinggal di Surabaya langsung bergegas membeli tiket penerbangan sedangkan Oscar yang tinggal di Singapura juga melakukan hal yang sama.

Erland sudah hampir 2 tahun tidak bertemu Bellila dan Oscar 1 tahun tidak bertemu gadis cantik itu. Sebenarnya Erland ingin sekali mengunjungi Bellila dan sang Papa di London tapi karena beberapa hal membuat dia tidak jadi ke London.

Walaupun 2 tahun tidak bertemu, Erland selalu menyempatkan diri menelpon Lucas atau menelpon ke mansion di London untuk sekedar menanyakan Bellila atau kadang Erland yang mendengarkan langsung suara Bellila, dan pasti gadis cantik itu akan bercerita apapun yang telah dia lalui di London.

Dia senang ketika adiknya tidak lagi memberikan jarak. Akibat permasalahan kala itu, Bellila sedikit memberikan jarak. Erland paham jika Bellila tidak lagi memiliki kepercayaan penuh padanya seperti awal bertemu, Erland paham kalau adiknya merasa takut dan trauma yang dialaminya tidak akan pernah hilang. Oleh karena itu secara perlahan Erland mendekati diri kembali pada Bellila, dan mencoba membangun rasa kepercayaan dalam diri Bellila untuk dirinya seperti semula.

Bellila sendiri paham jika kakaknya sibuk dan memiliki tanggung jawab lain. Dia juga meminta Erland dan Oscar untuk tidak terus-terusan ke London hanya untuk bertemunya.

Soal trauma masa kecil Bellila, dokter bilang trauma tersebut kemungkinan tidak akan pernah hilang. Tetapi skala trauma itu muncul kembali sangat kecil, jika Bellila tidak mengalami hal yang serupa atau dengan sengaja di ingatkan kembali.

Saat di London Bellila mengalami pembullyan dan hal itu menjadi ketakutan untuk Lucas. Maka dari itu Lucas memindahkan Bellila pada sekolah lain dan agar hal itu tidak terjadi lagi, Lucas dan Aslan juga sudah membuat keputusan untuk Bellila kembali ke Indonesia.

"Kakak El" Teriak Bellila ketika melihat El berjalan memasuki mansion dengan wajah datar.

Bellila berdiri dengan jarak cukup jauh dari El, gadis itu tersenyum sangat lebar seraya memandangi El yang terdiam kaku. Kaki pria itu seakan mati rasa, dia mencoba mencerna dan berusaha menatap keberadaan Bellila dengan sangat teliti.

El takut apa yang dia lihat ternyata hanya halusinasi. Bellila berlari lalu menubruk tubuh El, melingkarkan tangan mungilnya di pinggang El.

"Kakak El, Belli rindu kakak" Kata Bellila yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Bell?" Bellila mendongak menatap wajah El "Iya"

Reaksi El tidak beda jauh dengan Declan, pria itu juga langsung membalas pelukan Bellila dengan sangat erat.

"Belli" Bellila mendehem, dia menghirup rakus wangi El yang begitu dia rindukan.

"Sayang..... kakak merindukanmu baby" Suara El terdengar serak, El menangis sambil terus mengecup punggung Bellila.

"Bellila juga rindu kakak"

Gadis itu melepas pelukannya, meskipun El sebenarnya enggan. "Kakak ayo ke ruang keluarga, Bellila tadi dipanggil Daddy. Ada Kakak Declan dan Kakak Lulu juga di sana" Ajak Bellila sambil menggenggam tangan besar El.

Keduanya berjalan beriringan ke ruang keluarga "Kakak, kemarin aku nyariin Kakak terus aku tanya Kakak Declan tapi Kakak tau sendiri kan dia bagaimana. Cemburuan, padahal aku kangen Kakak" Bellila terus mengoceh banyak hal. El hanya bisa tersenyum senang mendengar suara adik kecilnya lagi.

"Mana sih peri kecil lama banget ke kamar mandi" Decak Declan yang sedari tadi menunggu Bellila yang katanya akan ke kamar mandi dulu.

Mendengar suara langkah kaki membuat Declan langsung menoleh ke arah kanan. Senyum Declan menghilang saat Bellila datang dengan El seraya bergandengan tangan.

"Peri kecil duduk sini"

Bellila mengangguk sambil menarik tangan El untuk duduk di sampingnya. Kini Bellila berada di tengah El dan Declan dengan tangan kiri digenggam El dan tangan kanan digenggam Declan, karena pria itu tidak ingin kalah dari El.

"Jadi Daddy ingin bicarakan apa?" Tanya Bellila membuyarkan suasana hening. Aslan langsung duduk tegak dan Lucas menaruh ponselnya di atas meja.

"Mulai besok Belli sudah bisa sekolah, Daddy sudah daftarkan kamu ke sekolah kakak El dan Declan dulu" Tutur Aslan dengan wajah serius. 

Kedua mata Bellila berubah berbinar senang "Thank you Daddy"

"Nanti Kakak antar peri kecil ke sekolah" Celetuk Declan dengan senyum manis sambil menatap Bellila. Bellila hanya mengangguk senang.

Lucas sebenarnya ingin mengantar Bellila, tapi dia tidak ingin egois. Karena selama di London Lucas selalu mengantar Bellila kemanapun termasuk ke sekolah. Jadi sekarang Lucas akan membiarkan Declan, El atau Aslan yang akan mengantar gadis cantik itu. Tetapi Lucas akan tetap siap 24 jam untuk Bellila.

▪▪▪

"Mulai besok nona muda mulai bersekolah di Trimurti High School"

Kino mengangguk atas informasi yang diberikan oleh orang suruhannya. "Kau boleh pergi" Kino menghembuskan asap rokok dengan tubuh yang menyender pada motor hitam kesayangannya.

"Kino" Manda melangkah mendekat sambil tersenyum senang, kedua tangannya menggenggam banyak paper bag

"Tadi siapa?" Kino menginjak puntung rokok yang sudah setengah terbakar "Bukan siapa-siapa, ayo pulang" Manda hanya mengangguk lalu naik pada jok motor belakang Kino.

"Kino besok kamu jadikan nemenin aku ke makam papa?" Tanya Manda sedikit membesarkan nada suaranya agar Kino mendengar baik apa yang dia ucapkan.

"Ngga jadi, besok gua ada urusan" Wajah ceria Manda seketika memudar "Ada urusan apa?" Kino tidak menjawab, pria itu menatap fokus jalan raya yang terlihat renggang.

Wajah Manda menjauh dari pundak Kino, tanganya yang memeluk erat sedikit melonggar ketika Kino tidak menjawab pertanyaannya. Padahal hari ini Manda sangat senang ketika Kino tidak menolak untuk menemaninya ke toko buku.

Kenapa sikap Kino kembali berubah, padahal kemarin Kino baru saja menghiburnya dengan mengajak ke festival street food dan malam ini Kino tidak menolak untuk menemaninya. Lalu kenapa sekarang berubah dingin lagi.

"Sudah sampai" Manda tersadar dari lamunannya "Ah iya maaf, aku ngelamun" Manda langsung turun lalu melepas jaket Kino yang bertengger di tubuhnya "Terima kasih untuk hari ini Kino" Kino hanya mengangguk lalu kembali menyalakan mesin motor dan berlalu pergi dari halaman depan rumah Manda.

"Aku harap kamu akan selalu ada disaat aku kesepian Kino" Gumam Manda seraya menatap Kino yang semakin jauh



▪︎▪︎▪︎

Jangan lupa vote dan komen

Follow juga ig aku ya

@nsall_

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

Next

KINBELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang