✨7✨

629 59 2
                                    

Selamat membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sesampainya di depan kantin, Taufan dibuat terkejut dengan kejadian yang terjadi di depan matanya. Kedua tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengeras. Ia melihat adiknya terjatuh karena ulah seorang salah satu dari sekelompok remaja yang iseng padanya. Remaja lelaki tersebut dengan sengaja menumpahkan makanan berkuah panas di atas punggung Thorn. Taufan tak kuat melihat adiknya diperlakukan seperti itu. Ia pun mengambil buku yang dibawa oleh Gempa, lalu melempar buku itu ke arah remaja lelaki tersebut.

"EHH ITU BUKU GW, ANJIR!" Ucap Gempa kesal.

Lemparannya tersebut tepat mengenai sasaran yaitu kepala remaja tersebut.

"AUH! WOY SIAPA YANG BERANI NGELEMPAR BUKU INI?!" Ucap remaja lelaki tersebut bernama Fang.

"Gw!"

Taufan berjalan mendekati remaja lelaki tersebut, disusul juga oleh Gempa. Hal tersebut tentu saja tak luput dari pandangan murid lainnya yang berada di kantin.

"Lu siapa? Berani sekali lu!"

"Beranilah, gw gak pengecut kaya lu!" Ucap Taufan dengan sarkas.

Mendengar penghinaan tersebut, Fang tersulut emosi. Ia langsung melayangkan satu pukulan ke arah Taufan. Namun, pukulan tersebut berhasil dihindar dengan mudah oleh Taufan. Fang melayangkan satu pukulan lagi ke arah Taufan, Taufan dengan sigap langsung meraih tangan tersebut lalu memelintir tangan ke belakang. Kemudian, Taufan langsung mendorong Fang hingga tersungkur. Gopal melihat hal tersebut tidak tinggal diam. Ia berlari mendekatinya, bersiap untuk meninju Taufan. Belum sempat meninjunya, Taufan langsung menendang perut Gopal dengan gesit hingga membuatnya juga tersungkur. 

Suasana di kantin semakin tegang dan runyam, murid-murid yang berada di kantin hanya bisa menonton perkelahian mereka, tak ada yang berani untuk menghentikan perkelahian mereka. Di sisi lain, para murid juga tercengang melihat Taufan melawan 2 remaja lelaki dengan mudah dan santai, termasuk Gempa. Gempa tidak percaya dengan teman barunya, ternyata teman barunya pintar dalam berkelahi. Thorn mulai khawatir dan cemas dengan kakaknya, ia tidak mencemaskan Taufan akan dihajar oleh Fang dan Gopal tetapi Ia mencemaskan kakaknya akan berurusan dengan guru. Gempa dan Thorn bingung, bagaimana caranya menghentikan perkelahian tersebut? 

Gempa memegang kedua bahu Thorn tersebut, lalu berkata, "Kamu tunggu disini, iya. Kakak mau cari bantuan dulu supaya perkelahian mereka bisa dihentikan."

Thorn mengangguk.

Gempa meninggalkan kantin. Ia mencari seseorang yang dapat menghentikan perkelahian mereka. Di tengah – tengah Gempa berjalan, Gempa berpapasan dengan kakaknya. Kebetulan sekali, ada kakaknya disini. Gempa yakin kakaknya bisa menghentikan perkelahian tersebut. Tak berlama-lama lagi, ia langsung menarik tangan kakaknya menuju Kantin.

"Eh, lu mau bawa gw kemana." 

"Gempa minta tolong sama Kak Hali untuk menghentikan perkelahian yang terjadi di kantin."

Lelaki yang bernama Halilintar mengernyitkan dahi, lalu ia bertanya, "Loh siapa yang berantem di kantin?"

"Entar kakak juga tahu sendiri." – Gempa

Sesampainya di kantin, suasana di kantin sudah sangat mencekam. Perkelahian tersebut masih tetap berlanjut. Halilintar memasang wajah sedikit terkejut dengan apa yang terjadi di kantin, lalu ia merubah wajah miliknya menjadi datar. Ia melihat sosok lelaki yang sepertinya agak familiar berkelahi dengan dua remaja lelaki. Akhirnya Halilintar dapat mengingat siapa lelaki yang  familiar tersebut. Yap betul sekali, orang tersebut adalah laki-laki yang sempat menabraknya tadi pagi. Halilintar berjalan mendekati mereka untuk menghentikan perkelahian tersebut.

My Savior Brother ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang