Chapter 21

4.9K 666 120
                                    

Seperti yang dikatakan Bambam, rumor di perusahaan menyebar dengan cepat. Sebelum Jungkook pulang kerja, dia mendengar orang-orang dari departemen lain sedang membicarakannya.

Karena dia telah mempersiapkan hatinya sebelum pergi bekerja, Jungkook mengabaikan bisikan mereka.

Saat Jungkook tiba di rumah sakit, dia melihat Jisung juga ada di sana. Dia tidak tahu apa yang adiknya itu katakan kepada ibu mereka, tapi itu membuat sang ibu tertawa. Hal ini membuat Jungkook tanpa sadar menampakkan senyumnya.

Ibunya telah pulih dengan baik setelah menjalankan operasi. Sekarang, wanita itu perlahan bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan sendiri.

Dia benar-benar berterima kasih kepada Jimin, meskipun dia masih tidak tahu apa tujuan pria itu membantunya.

"Wow! Hyung, kau membeli begitu banyak buah." Jisung mengambil tas Jungkook dan berseru.

Dia menaruh buah-buahan itu di lemari kecil, sebelum mengambil jeruk dan mengusapnya untuk sang ibu.

"Eomma, apa yang Jisung katakan padamu sampai kau terlihat bahagia begini?"

Jungkook tersenyum dan mendudukkan dirinya di samping sang ibu.

"Ah iya, Jisung memberitahu eomma tentang Victor."

Luhan selalu memberitahu Jungkook untuk tidak terlalu memaksakan diri, tapi putranya ini tidak mau mendengarkan. Jadi setiap kali Jungkook datang, dia akan menunjukkan kepada Jungkook bahwa dia baik-baik saja, sehingga Jungkook bisa tenang. Namun sekarang dia sudah pulih sepenuhnya, dan Jungkook tidak akan merasa kelelahan lagi.

"Victor? Apa yang dia katakan tentang suamiku?" tanya Jungkook dengan rasa ingin tahu.

Jisung memberikan jeruk hasil kupasannya kepada sang ibu, sebelum mengusap satu jeruk lagi untuk Jungkook.

"Jisung memberitahu eomma jika lidah Victor melepuh saat dia mencicipi hidanganmu," kaya Luhan.

Mendengar itu, Jungkook cemberut dan memelototi sang adik.

"Jisung berbohong! Eomma, jangan percaya apa yang dia katakan. Aku sama sekali tidak membuat lidah Victor melepuh!"

"Hyung, aku melihatnya sendiri, bagaimana mungkin kau masih tidak mengakuinya," kata Jisung dengan tatapan lucu.

Jungkook dengan kesal mencubit pipi adiknya itu. "Kau menyebalkan."

"Kan aku hanya mengatakan fakta. Apa yang salah?" kata Jisung sambil tersenyum manis.

Jungkook mendengus dan menguatkan cubitannya di pipi sang adik.

"Kau benar-benar menyebalkan!"

"Oke oke oke, aku salah, aku salah. Aku hanya salah lihat, puas!"

Pada akhirnya, Jisung memilih mengalah.

Luhan memandangi kedua putranya dengan tatapan teduh. Yang perlu dia lakukan sekarang adalah pulih dengan cepat.

Kakak beradik itu berbaring sebentar di ranjang sang ibu sebelum beranjak pergi. Langit sudah agak gelap dan rumah sakit tidak jauh dari rumah. Keduanya perlahan berjalan pulang.

Saat itulah Jungkook memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang tidak dia tanyakan sebelumnya, "Jeon Jisung, siapa yang membullymu di sekolah?"

Mendengar Jungkook memanggil nama lengkapnya, Jisung menjadi gugup. Dia takut tidak akan bisa mengalihkan pembicaraan kali ini.

"Hyung, kenapa diungkit lagi? Bukankah aku sudah bilang padamu, aku akan menyelesaikannya sendiri?"

Replacement ⟪Taekook⟫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang