Chapter 22

4.7K 566 107
                                    

"Siapa aku? Kakak iparmu."

Jisung tertegun mendengar jawaban itu. Setelah terdiam begitu lama, dia akhirnya berkata, "Aku tidak tahu identitas dan niatmu, tapi tolong jangan sakiti hyung-ku."

Taehyung menjawab tanpa ragu, "Oke."

Dari hal-hal yang diberikan Taehyung kepada Jisung dan kakaknya, Jisung secara gamblang dapat menebak bahwa Taehyung bukanlah orang biasa.

Tampaknya tidak mungkin Taehyung ada di sini untuk Jungkook dengan sengaja.

Meskipun keduanya dekat, kemungkinan besar mereka belum melangkah terlalu jauh. Ini membuat Jisung menghela napas lega.

"Kakak ipar, ada yang ingin kutanyakan padamu."

Taehyung merubah ekspresinya seperti biasa. Dia merasa bahwa Jisung mencoba berkomunikasi dengannya sebagai adik ipar.

"Ya, silahkan."

"Jika suatu hari kau mengungkapkan identitasmu yang sebenarnya, apa kau akan meninggalkan hyung-ku?" tanya Jisung sambil mendorong arloji yang diberikan Taehyung kepadanya.

Taehyung melirik kotak itu dan mengangkat kepalanya untuk menatap Jisung.

Meskipun dia memiliki beberapa pemikiran untuk membawa Jungkook pulang ke kediaman keluarga Kim, dia masih belum yakin, jadi dia tidak bisa memberikan jawaban kepada bocah itu.

Melihat Taehyung masih tidak menjawab, Jisung tidak melanjutkan, "Kakak ipar, aku bisa melihat bahwa hyung-ku sangat menyayangimu. Aku harap kau tidak akan membuatnya sedih. Jika kalian bersama atas dasar cinta, maka aku akan memberikan restuku. Namun, hubungan yang dibangun di atas kebohongan tidak akan bertahan lama."

Jisung berhenti dan menyelesaikan kalimatnya, "Seratus kebohongan diperlukan untuk menutupi kebohongan pertama, dan semuanya akan terungkap suatu hari nanti."

Taehyung tidak tahu kapan Jisung menyadari bahwa dia dan Jungkook saling menyembunyikan sesuatu. Dia juga tidak tahu bagaimana Jisung mengetahui bahwa dia dan Jungkook belum pergi terlalu jauh, dan bocah itu seakan mengingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan Jungkook ketika identitasnya masih disembunyikan.

"Pembohong," gumam Jisung dengan suara rendah.

Taehyung tidak menganggap serius kata-kata Jisung. Dia tidak membutuhkan orang luar untuk memberitahunya apa yang harus dilakukan dengan Jungkook.

Dia melemparkan jam tangan itu kepada Jisung lagi dan berkata, "Terserah kau mau memakainya atau tidak."

•••

Keesokan harinya, Jisung meninggalkan rumah keduanya sesuai dengan keputusan yang telah dibuatnya.

Sebelum dia pergi, Jisung berulang kali mengingatkan Jungkook, membuat Taehyung dengan kesal menutup mulut anak ini.

Keduanya mengantar Jisung ke gerbang sekolah. Saat Jungkook melihat punggung adiknya menghilang di kejauhan, dia tampak masih sangat khawatir.

Meskipun Jisung mengatakan bahwa dia akan menanganinya sendiri, dia tidak pernah memberitahu Jungkook apa yang ingin dia lakukan.

Jungkook menggosok pelipisnya, dia benar-benar pusing. Dia ingin bertemu dengan para pengganggu kecil yang menindas adik laki-lakinya, tapi pekerjaannya di kantor membuatnya tidak dapat berada di dua tempat sekaligus.

Setelah mengantar Jisung pergi, Jungkook naik taksi untuk bergegas ke perusahaan.

Demi keselamatan adik laki-lakinya, Jungkook hanya bisa mengajukan permintaan lain kepada Taehyung.

Replacement ⟪Taekook⟫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang