Jungkook mencoba yang terbaik untuk memalingkan wajahnya dan menghindari ciuman Taehyung. Dia berkata dengan lembut, "Cepat angkat teleponnya."
Melihat wajah serius Jungkook, pria itu dengan enggan mengangkat teleponnya, yang ternyata itu adalah panggilan dari Jimin, sahabatnya.
"Apa?"
Tubuh Jimin menegang begitu dia mendengar suara dingin dari Taehyung.
"T-Tae, apa kau sibuk?"
"Kenapa kau meneleponku?"
Jimin bisa merasakan niat membunuh pria itu hanya dengan mendengar suaranya saja. Dia bertanya-tanya; kenapa Taehyung tampak marah? Apa ada yang terjadi?
"Aku tidak tahu bajingan mana yang menyebarkan berita bahwa kau belum mati. Semua orang di ibukota sudah mengetahui berita itu."
"Oh."
Saat ini hanya Taehyung yang tersisa di ruangan itu. Saat dia mengangkat teleponnya, Jungkook sudah keluar dari kamar untuk menyiapkan makan malam.
"Tae, tidak bisakah kau memberiku reaksi yang sewajarnya? Keluarga Kim dalam kekacauan, apa kau tidak khawatir? Bagaimana dengan rencanamu? Bukankah itu semua akan hangus berantakan?"
"Tidak masalah, aku tahu apa yang harus dilakukan."
"Oke, baiklah!"
Jimin terkejut dengan sikap tenang Taehyung. Dia pikir kali ini dia bisa melihat sahabatnya itu panik, sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Sayang sekali.
Taehyung berdiri dan duduk di sebuah kursi. Dia melihat keluar jendela, saat semilir angin malam membawa kesejukan yang membubarkan kelelahannya.
"Apa ada yang lain?" tanya Taehyung dengan nada acuh.
"Tae, bagaimana menurutmu saat ada seseorang yang mencoba membuat Jungkook dalam masalah?"
"Biarkan saja."
"Biarkan saja?" Suara Jimin dipenuhi dengan kebingungan.
"Proyek yang dikerjakan Jungkook sebelumnya melibatkan banyak pihak. Tapi kali ini, dia mengerjakan proyeknya sendirian tanpa bantuan orang lain. Jika Tarra ingin membuat masalah dengan Jungkook, maka orang-orang akan tahu bahwa dia hanya sedang membalas dendam."
Taehyung melanjutkan, "Begitu Jungkook sudah membangun pijakan di perusahaan, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menyingkirkan istriku lagi."
Jimin duduk di depan komputer dan mengangkat alisnya, setuju dengan pendapat Taehyung. Dia sedang melihat proyek yang sudah dikerjakan Jungkook sebelumnya. Selain kesalahan karena sengaja disesatkan oleh Tarra, ide lainnya masih sedikit berantakan. Namun, tidak sulit untuk melihat bahwa orang yang menulis rencana itu berbakat.
Jungkook sangat kuat karena bisa mengerjakan proyek di bawah tekanan jahat Tarra. Jika dia diberi lebih banyak ruang untuk mengembangkan idenya, proyek itu akan selesai dengan sangat baik. Begitu dia memiliki koneksi dan klien, akan lebih sulit bagi Tarra untuk membuat masalah dengannya.
"Tae, apa kau siap untuk melindungi Jungkook?" tanya Jimin.
Lalu dia menghela napas. "Pohon yang tidak terkena angin dan hujan tidak akan tumbuh."
Mungkin karena dia tersentuh oleh kata-kata Jimin, Taehyung terdiam untuk waktu yang lama.
Tepat ketika Jimin berpikir bahwa Taehyung sudah setuju dengannya dan siap untuk menyombongkan diri, empat kata datar keluar dari mulut pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement ⟪Taekook⟫
RomansaJungkook terpaksa menikah dengan seorang pria miskin untuk menggantikan kakaknya. _____________________ Started: 26 Januari 2023 Finished: - ❌ DILARANG MENGUPLOAD/ MEREKOMENDASIKAN CERITA DI PLATFORM BESAR SEPERTI TIKTOK / TWITTER/INSTAGRAM TANPA...