👽 Branch 4: Perang Bulan (Part 6)

77 15 1
                                    

"Kita tidak akan kena hukum, kan? Sudah satu minggu lebih kita mengejar gadis ini," seru seseorang dengan pakaian militer kevlar putih yang helmnya sedang tembus pandang, menampilkan penampakan seseorang menyerupai manusia, namun memiliki sisik?

"Satu minggu? Waktu apa yang kau rujuk? Dari Bumi? Tidak ada konsep satu minggu di Bulan. Siang dan malam Bulan tidak akan berganti sebelum 14 hari–jika merujuk waktu bumimu," jawab temannya ketus, dengan perawakan berwarna biru tanpa hidung. "Lagipula, kita semua tahu. Bos Terra pun tahu. Gadis ini bukan pengelana antariksa biasa. Makanya kita ditugaskan dalam tim berjumlah belasan. Santai saja. Dia juga pasti akan lelah sendiri berkelana tanpa kendaraan. Asalkan kita membawa kepalanya, semuanya pasti aman," lanjutnya mulai duduk beristirahat.

"Masuk akal. Dia memang merepotkan. Tembakan transparan kita bisa dihindari? Aku pikir ini akan menjadi pekerjaan mudah lainnya."

"Tembakan itu hanya untuk mengonfirmasi saja; apakah dia benar-benar sehebat itu atau tidak. Lagipula, dia hanya sendiri, kok. Tidak perlu khawatir. Kita pasti bisa menangkapnya. Kalian membawa jammer, kan? Koneksi terputus, dia tidak mungkin bisa mendapatkan bala bantuan."

"Ya. Kami bawa jammer itu."

"Radius jammer tidak terlalu jauh. Pasang mata kalian jika melihat keganjilan. Seharusnya gadis itu bersembunyi di tempat ini. Kecuali, dia cari mati dan pergi melalui permukaan Bulan yang terbuka ini. Jangan biarkan dia lolos!" perintah seorang yang biru tanpa hidung tersebut, yang rupanya menjadi kapten dalam komplotan pembunuh bayaran ini.

""Siap!"" jawab yang lain serentak.

Ikut menyebar dan beristirahat di kawasan batuan tinggi seperti Hutan Batu Shilin di China ini (namun batuan disini mungkin hanya memiliki tinggi 3-4 meter saja), mereka pun mulai melakukan maintenance. Entahlah itu membersihkan kendaraan, membuat kemah, atau sekadar duduk mengisi tenaga. Dibawa santai saja–seperti yang sang kapten anjurkan–karena pengejaran dalam beberapa waktu terakhir sangatlah sengit.

Kehebatan Iofi sangatlah nyata, karena dirinya berhasil memukul mundur komplotan pembunuh bayaran dengan terbunuhnya lima anggota mereka dengan cepat!

Bukan jumlah yang menjadi masalah.

Melainkan, apa yang Iofi lakukan setelahnya; yakni menjarah dengan efektif kelima mayat tersebut untuk mengambil apapun yang dapat digunakannya untuk terus bertahan hidup (seminggu lebih) di permukaan Bulan tanpa kendaraan ini.

Sampai akhirnya mereka berada di kawasan batu ini, para pembunuh bayaran memilih untuk beristirahat tenang. Seperti tikus yang terperangkap, Iofi seakan-akan sedang menggali lubang kuburannya sendiri. Dia tidak mungkin pergi tanpa ketahuan! Tempat ini benar-benar sunyi, seperti ditinggalkan begitu saja. Alhasil, satu gerakan yang mencurigakan, sudah pasti ketahuan bahwa terdapat keganjilan.

Entahlah itu memang Iofi, atau suatu yang lain, tentunya sangat mudah bagi para komplotan ini untuk menyadarinya.

Luas area yang hanya satu kilometer ini bisa dikuasai dengan mudah!

Sebuah luas yang cukup untuk menjadi pemukiman, atau memang kawasan bebatuan ini pernah menjadi pemukiman? Bisa jadi. Ada beberapa struktur batu yang mencurigakan, terdapat logam, kaca yang buram, atau komposisi serat yang sangat tidak alami tergeletak dimana-mana.

Bisa jadi, ini memang digunakan untuk bermukim sebelumnya.

Sampai akhirnya Tuan Putri Moona membuat program migrasi, demi embel-embel menyejahterakan warga Bulan.

Sebuah kebijakan yang mengubah hidup banyak orang, entahlah itu menjadi lebih baik, atau malah berubah menjadi buruk.

Salah satu sisi buruk program migrasi itu adalah; area yang ditinggalkan seperti ini menjadi sulit untuk diawasi. Sehingga, banyaknya laporan kejahatan yang bermukim di tempat seperti kawasan bebatuan ini (jika memang sebelumnya tempat ini adalah pemukiman).

"Bagaimana jika masih ada warga sipil disini, dan kita tembak tak sengaja?"

"Apa yang kau khawatirkan? Itu wajar, kan?" heran sang kapten. "Lagipula, Airani sudah dicap menjadi buronan secara resmi. Dia pun bukan warga Bulan, kan? Tidak akan ada warga sipil yang bersekongkol dengannya. Kecuali, mereka memang berkhianat dengan pemimpin Bulan? Dan itu merupakan alasan yang lebih baik untuk kita menembak mereka!" lanjut sang kapten mengangkat bahunya.

"Masuk akal!" jawabnya singkat, kembali bertugas memantau.

Sampai akhirnya terlihat suatu keganjilan, terdapat bebatuan dan barang-barang yang melayang begitu saja. Tanpa sebab yang jelas, kecuali sesuatu telah menabraknya!

Dan jika dilihat dari besarnya barang-barang tersebut, pastinya seseorang seperti tersandung atau terpeleset di sekitarnya.

Dengan gestur tangannya, sang kapten langsung mengambil alih semua perhatian komplotan pembunuh bayaran. Berencana memeriksa keganjilan tersebut, berencana mengakhiri misi yang cukup merepotkan ini.

Dalam formasi yang tegap, dalam satu komando yang serempak, mereka berjalan perlahan-lahan, tanpa suara, tanpa meninggalkan bekas yang nyata. Bahkan, mereka tidak menggunakan mini thruster mereka sama sekali (meski dapat membantu bergerak lebih lincah). Kecuali, pendorong mini itu mereka gunakan pada saat-saat terakhir, pada saat penyergapan Iofi yang dilakukan kurang dari 5 meter darinya, agar sang target tidak bisa pergi dan kabur begitu saja.

Berbeda dari sebelumnya ketika anggota komplotan tanpa ragu berusaha membunuhnya, kini kepungan mereka lebih mengarah pada permintaan penyerahan diri dengan tangan yang diangkat pada Airani Iofifteen, sang pengelana antariksa ini.

Seakan-akan, mereka berencana membawa Iofi pulang hidup-hidup?

Namun, ternyata tidak ada siapapun yang disergap disana. Kecuali, sebuah jaket kulit militer yang serupa dengan mereka, namun berwarna merah muda, sebuah seragam khas yang dimiliki oleh Iofi.

Merasa dijebak oleh tipuan kelas udang, apalagi dengan suara mesin yang merongrong menyala memecah keheningan dari tempat mereka berasal, komplotan ini langsung panik dan bergerak dengan cepat. Tanpa basa-basi, mereka gunakan mini thruster dengan energi penuh, untuk segera sampai pada kemah yang mereka tinggalkan (bersama dua anggota lain untuk berjaga).

Sayangnya–mungkin karena perintah awal yang semena-mena untuk 'bersantai saja'–mereka benar-benar kecolongan. Di kemah ini, sudah tergeletak dua mayat yang dilucuti begitu saja. Sudah tak berbusana, yang sudah membeku, siap melayang menjadi abu.

Tidak cukup satu kecerobohan mereka terima–seperti jatuh lalu tertimpa tangga–dua kendaraan mereka pun dirusak sedemikian rupa. Tidak sempat protes kemana hilangnya satu kendaraan sisanya, mereka bisa memastikan bahwa itu sudah berhasil dirampas oleh Iofi begitu saja.

"Si Airani ini berhasil kabur?! Sialan!" keluh salah seorang komplotan.

"Kita terlalu meremehkan gadis ini."

"BRENGSEK!" cerca sang kapten mengakhiri keluhan para komplotan.

HoloRoot - Hololive FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang